26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

35 Jamaah Haji Wafat, 3 Asal Sumut, Mayoritas Punya Komorbid

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua jamaah haji asal Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang wafat di Tanah Suci. Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kemenag Sumut) mencatat, hingga kini total jamaah haji Embarkasi Medan yang wafat berjumlah 3 orang. Sementara itu, hingga hari ke-37 penyelenggaraan haji, Minggu (10/7), jumlah jamaah Indonesia yang wafat berjumlah 35 orang. Mayoritas jamaah yang wafat memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Humas Kemenag Sumut, HM Yunus mengatakan kedua jamaah Sumut yang wafat yakni Indra Sakti Lubis Bin H Alinafiah Lubis (60), laki-laki warga Jalan Pipa Air Bersih Link IV, Medan Johor, Nomor Paspor C6614693200125825 asal Kota Medan. “Wafat pada Jumat, 9 Juli 2022 pukul 21.30 waktu setempat, akibat sakit Cardiovasculler Disaeses,” ungkapnya kepada Sumut Pos, Senin (11/7).

Kemudian, Erliana br Ginting (57), wanita asal Kabupaten Deliserdang yang tergabung dalam Kloter 04, Nomor Paspor C6441898. Eliana wafat pada Senin, 11 Juli 2022 di Mina, dengan diagnosa acute coronary syndrome, coronary artery disease dan hipertensi. “Total hingga hari ini, jamaah asal Embarkasi Medan yang wafat di Arab Saudi berjumlah 3 orang,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, jamaah haji asal Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) atas nama Anisah Komis Purba (64) yang tergabung dalam Kloter 02 Embarkasi Medan wafat di tanah suci. Jamaah tersebut wafat dikarenakan sakit yang dideritanya.

Sementara dari Arab Saudi, Kepala Pusat Kesehatan Haji, Budi Sylvana mengungkapkan, faktor kelelahan diduga sebagai pemicu kambuhnya penyakit jamaah lansia dan memiliki komorbid. Terutama pada jamaah yang memiliki penyakit jantung. “Ada enam jamaah kita yang meninggal disebabkan kelelahan dan dehidrasi yang menyebabkan penyakit jantung lebih berat,” ungkapnya.

Dalam prosesi lontar jumrah, jamaah yang mendapatkan perawatan di Pos Kesehatan Mina penyebab terbanyaknya adalah kelelahan dan dehidrasi. “Hari ini (kemarin, Red) saja ada 62 jamaah yang dirawat,” imbuhnya.

Budi menyatakan, pihaknya memperkuat pelayanan kesehatan di sepanjang jalur jamarat. Selain itu, ada Pos Kesehatan Mina dan delapan pos kesehatan satelit di jalur atas dan bawah jalur jamarat. Penambahan penugasan personel emergency medical team (EMT) juga dilakukan.

Sebanyak 20 orang personel EMT mobile yang terbagi dalam lima tim akan bertugas di sepanjang Terowongan Mina. Tim akan dibekali dengan kursi roda, air, oralit, dan perlengkapan untuk kegawatdaruratan lainnya. “Tim untuk menolong jemaah yang kelelahan di tengah perjalanan jamarat,” katanya.

Terpisah, Plh Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Wawan Djunaedi menyatakan, jamaah yang mengambil nafar awal akan mabit (bermalam) di Mina sampai 12 Zulhijah (11 Juli). Sedangkan bagi jamaah yang nafat tsani, mabit di Mina hingga 13 Zulhijah (12 Juli).

Selama mabit di Mina, jamaah menjalankan wajib haji berupa melontar jumrah aqobah, ula, dan wusto. “Agar jemaah melontar sesuai waktu dan jalurnya,” kata Wawan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Dia menjelaskan, jadwal sekaligus jalur melontar jumrah sudah dibagikan di tiap-tiap kloter.

Jamaah juga diimbau untuk menghindari melontar jumrah pada cuaca yang sangat panas. Kemudian menghindari melontar jumrah dalam keadaan yang berdesak-desakan. Jemaah yang sakit dianjurkan untuk mewakilkan melontar jumrahnya. “Jemaah diharapkan lebih bijak, mengutamakan kesehatan dan keselamatannya,” tutur dia.

Di jalur menuju jamarat atau tempat melontar jumrah serta jalan kembali ke tenda di Mina, tidak sedikit jamaah Indonesia yang kelelahan dan berjalan tertatih-tatih. Namun, gerak tim kesehatan tidak bisa sepenuhnya leluasa.

Menteri Agama yang juga Amirulhaj Indonesia Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, ada aturan yang sedikit menghambat pergerakan petugas. Misalnya, kursi roda kosong tidak boleh masuk ke terowongan di jalur menuju jamarat. “Ini menghambat pergerakan pelayanan kesehatan. Tapi, teman-teman kesehatan mengakali, membawa kursi roda yang diisi beberapa barang supaya bisa masuk,” katanya.

Selain itu, tidak banyak waktu bagi petugas untuk mengevakuasi jamaah. Askar atau petugas keamanan Saudi akan meminta bergerak cepat karena arus jemaah yang terus mengalir dari ataupun menuju jamarat.

Meski begitu, lanjut Yaqut, tenaga kesehatan dan petugas haji mampu mengatasi kendala-kendala di lapangan tersebut. “Kerja teman-teman tenaga kesehatan luar biasa, sangat membantu jamaah,” ucapnya. Menurut Yaqut, kesigapan petugas kesehatan menjadi salah satu kunci sukses pelayanan jamaah haji.

Pada kesempatan lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat turut mendoakan para jemaah haji di Tanah Suci. “Semoga saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji diberi keselamatan, kesehatan, kesabaran, dan nanti sampai ke tanah air semuanya dalam keadaan selamat,” ujarnya. Jokowi juga berdoa agar seluruh jemaah membawa haji yang mabrur.

 

Jamaah Kembali ke Makkah untuk Thawaf

Fase Arafah, Muzadalifah, dan Mina (Armuzna) sudah mendekati akhir. Kemarin (11/7), sebagian jamaah haji Indonesia yang mengambil nafar awal akan kembali ke hotel masing-masing di Makkah. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Arab Saudi atas keberhasilannya dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Dia berpesan kepada seluruh petugas untuk tetap komitmen melayani jamaah dan siap sambutnya di Makkah.

“Jadwal lontar jumrah jamaah haji Indonesia hari ini dimulai sejak pukul 06.00 sampai selesai. Biasanya, jamaah yang mengambil nafar awal, usai melontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah, langsung kembali ke hotel, terutama yang tinggal di kawasan dekat jamarat, seperti Raudhah dan Syisah,” kata Gus Yaqut di Makkah.

Gus Yaqut meminta kepada petugas untuk bersiap di sekitar tempat menginap jemaah untuk memberikan layanan yang maksimal. “Saya minta petugas haji Makkah untuk siaga di pemondokan, dan bersiap sambut jemaah,” imbuhnya.

Diketahui, Nafar Awal adalah jamaah yang mengambil pilihan untuk keluar dari Mina pada 12 Zulhijah sebelum terbenamnya matahari. Bagi jamaah yang akan tetap menginap sampai 13 Zulhijah, disebut Nafar Tsani.

Sekembalinya ke hotel di Makkah, jamaah akan menjalani Rukun Haji Thawaf Ifadlah dan Sa’i di Masjidil Haram. “Beberapa hari ke depan, kepadatan aktivitas jamaah akan bergeser ke Masjidil Haram. Saya juga sudah minta ke Sektor Khusus untuk bersiap di posnya masing-masing untuk memberikan kenyamanan kepada jamaah yang menjalani Ifadhah dan Sa’i,” jelas Gus Yaqut.

“Meski demikian, saya mengimbau jamaah istirahat di hotel terlebih dahulu sampai bus shalawat kembali beroperasi,” lanjutnya.

Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menjelaskan, jamaah Nafar Awal akan kembali ke hotel di Makkah pada 11 Juli 2022. Jamaah Nafar Tsani sehari berikutnya. Sementara bus shalawat akan mulai beroperasi kembali pada 13 Juli 2022. “Jadi, begitu sampai di hotel, jemaah sebaiknya memanfaatkan waktu untuk beristirahat dan beribadah di pemondokan. Ifadlah bisa dilakukan setelah bus shalawat beroperasi,” ujar Hilman. (man/jpc/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua jamaah haji asal Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang wafat di Tanah Suci. Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kemenag Sumut) mencatat, hingga kini total jamaah haji Embarkasi Medan yang wafat berjumlah 3 orang. Sementara itu, hingga hari ke-37 penyelenggaraan haji, Minggu (10/7), jumlah jamaah Indonesia yang wafat berjumlah 35 orang. Mayoritas jamaah yang wafat memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Humas Kemenag Sumut, HM Yunus mengatakan kedua jamaah Sumut yang wafat yakni Indra Sakti Lubis Bin H Alinafiah Lubis (60), laki-laki warga Jalan Pipa Air Bersih Link IV, Medan Johor, Nomor Paspor C6614693200125825 asal Kota Medan. “Wafat pada Jumat, 9 Juli 2022 pukul 21.30 waktu setempat, akibat sakit Cardiovasculler Disaeses,” ungkapnya kepada Sumut Pos, Senin (11/7).

Kemudian, Erliana br Ginting (57), wanita asal Kabupaten Deliserdang yang tergabung dalam Kloter 04, Nomor Paspor C6441898. Eliana wafat pada Senin, 11 Juli 2022 di Mina, dengan diagnosa acute coronary syndrome, coronary artery disease dan hipertensi. “Total hingga hari ini, jamaah asal Embarkasi Medan yang wafat di Arab Saudi berjumlah 3 orang,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, jamaah haji asal Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) atas nama Anisah Komis Purba (64) yang tergabung dalam Kloter 02 Embarkasi Medan wafat di tanah suci. Jamaah tersebut wafat dikarenakan sakit yang dideritanya.

Sementara dari Arab Saudi, Kepala Pusat Kesehatan Haji, Budi Sylvana mengungkapkan, faktor kelelahan diduga sebagai pemicu kambuhnya penyakit jamaah lansia dan memiliki komorbid. Terutama pada jamaah yang memiliki penyakit jantung. “Ada enam jamaah kita yang meninggal disebabkan kelelahan dan dehidrasi yang menyebabkan penyakit jantung lebih berat,” ungkapnya.

Dalam prosesi lontar jumrah, jamaah yang mendapatkan perawatan di Pos Kesehatan Mina penyebab terbanyaknya adalah kelelahan dan dehidrasi. “Hari ini (kemarin, Red) saja ada 62 jamaah yang dirawat,” imbuhnya.

Budi menyatakan, pihaknya memperkuat pelayanan kesehatan di sepanjang jalur jamarat. Selain itu, ada Pos Kesehatan Mina dan delapan pos kesehatan satelit di jalur atas dan bawah jalur jamarat. Penambahan penugasan personel emergency medical team (EMT) juga dilakukan.

Sebanyak 20 orang personel EMT mobile yang terbagi dalam lima tim akan bertugas di sepanjang Terowongan Mina. Tim akan dibekali dengan kursi roda, air, oralit, dan perlengkapan untuk kegawatdaruratan lainnya. “Tim untuk menolong jemaah yang kelelahan di tengah perjalanan jamarat,” katanya.

Terpisah, Plh Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Wawan Djunaedi menyatakan, jamaah yang mengambil nafar awal akan mabit (bermalam) di Mina sampai 12 Zulhijah (11 Juli). Sedangkan bagi jamaah yang nafat tsani, mabit di Mina hingga 13 Zulhijah (12 Juli).

Selama mabit di Mina, jamaah menjalankan wajib haji berupa melontar jumrah aqobah, ula, dan wusto. “Agar jemaah melontar sesuai waktu dan jalurnya,” kata Wawan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Dia menjelaskan, jadwal sekaligus jalur melontar jumrah sudah dibagikan di tiap-tiap kloter.

Jamaah juga diimbau untuk menghindari melontar jumrah pada cuaca yang sangat panas. Kemudian menghindari melontar jumrah dalam keadaan yang berdesak-desakan. Jemaah yang sakit dianjurkan untuk mewakilkan melontar jumrahnya. “Jemaah diharapkan lebih bijak, mengutamakan kesehatan dan keselamatannya,” tutur dia.

Di jalur menuju jamarat atau tempat melontar jumrah serta jalan kembali ke tenda di Mina, tidak sedikit jamaah Indonesia yang kelelahan dan berjalan tertatih-tatih. Namun, gerak tim kesehatan tidak bisa sepenuhnya leluasa.

Menteri Agama yang juga Amirulhaj Indonesia Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, ada aturan yang sedikit menghambat pergerakan petugas. Misalnya, kursi roda kosong tidak boleh masuk ke terowongan di jalur menuju jamarat. “Ini menghambat pergerakan pelayanan kesehatan. Tapi, teman-teman kesehatan mengakali, membawa kursi roda yang diisi beberapa barang supaya bisa masuk,” katanya.

Selain itu, tidak banyak waktu bagi petugas untuk mengevakuasi jamaah. Askar atau petugas keamanan Saudi akan meminta bergerak cepat karena arus jemaah yang terus mengalir dari ataupun menuju jamarat.

Meski begitu, lanjut Yaqut, tenaga kesehatan dan petugas haji mampu mengatasi kendala-kendala di lapangan tersebut. “Kerja teman-teman tenaga kesehatan luar biasa, sangat membantu jamaah,” ucapnya. Menurut Yaqut, kesigapan petugas kesehatan menjadi salah satu kunci sukses pelayanan jamaah haji.

Pada kesempatan lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat turut mendoakan para jemaah haji di Tanah Suci. “Semoga saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji diberi keselamatan, kesehatan, kesabaran, dan nanti sampai ke tanah air semuanya dalam keadaan selamat,” ujarnya. Jokowi juga berdoa agar seluruh jemaah membawa haji yang mabrur.

 

Jamaah Kembali ke Makkah untuk Thawaf

Fase Arafah, Muzadalifah, dan Mina (Armuzna) sudah mendekati akhir. Kemarin (11/7), sebagian jamaah haji Indonesia yang mengambil nafar awal akan kembali ke hotel masing-masing di Makkah. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Arab Saudi atas keberhasilannya dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Dia berpesan kepada seluruh petugas untuk tetap komitmen melayani jamaah dan siap sambutnya di Makkah.

“Jadwal lontar jumrah jamaah haji Indonesia hari ini dimulai sejak pukul 06.00 sampai selesai. Biasanya, jamaah yang mengambil nafar awal, usai melontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah, langsung kembali ke hotel, terutama yang tinggal di kawasan dekat jamarat, seperti Raudhah dan Syisah,” kata Gus Yaqut di Makkah.

Gus Yaqut meminta kepada petugas untuk bersiap di sekitar tempat menginap jemaah untuk memberikan layanan yang maksimal. “Saya minta petugas haji Makkah untuk siaga di pemondokan, dan bersiap sambut jemaah,” imbuhnya.

Diketahui, Nafar Awal adalah jamaah yang mengambil pilihan untuk keluar dari Mina pada 12 Zulhijah sebelum terbenamnya matahari. Bagi jamaah yang akan tetap menginap sampai 13 Zulhijah, disebut Nafar Tsani.

Sekembalinya ke hotel di Makkah, jamaah akan menjalani Rukun Haji Thawaf Ifadlah dan Sa’i di Masjidil Haram. “Beberapa hari ke depan, kepadatan aktivitas jamaah akan bergeser ke Masjidil Haram. Saya juga sudah minta ke Sektor Khusus untuk bersiap di posnya masing-masing untuk memberikan kenyamanan kepada jamaah yang menjalani Ifadhah dan Sa’i,” jelas Gus Yaqut.

“Meski demikian, saya mengimbau jamaah istirahat di hotel terlebih dahulu sampai bus shalawat kembali beroperasi,” lanjutnya.

Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menjelaskan, jamaah Nafar Awal akan kembali ke hotel di Makkah pada 11 Juli 2022. Jamaah Nafar Tsani sehari berikutnya. Sementara bus shalawat akan mulai beroperasi kembali pada 13 Juli 2022. “Jadi, begitu sampai di hotel, jemaah sebaiknya memanfaatkan waktu untuk beristirahat dan beribadah di pemondokan. Ifadlah bisa dilakukan setelah bus shalawat beroperasi,” ujar Hilman. (man/jpc/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/