31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Obama Akui Kesalahan Pemerintah AS

NEW YORK-Warga AS memperingati satu dekade 9/11 kemarin (11/9). Presiden Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama hadir dalam upacara peringatan yang dihelat di Ground Zero, New York. Selain Obama, mantan Presiden George W. Bush juga hadir dalam peringatan tahunan itu.

Dalam pidato sambutannya, Obama mengimbau seluruh warga AS bersatu padun dalam menghadapi masa pemulihan selanjutnya. “Sepuluh tahun telah berlalu, saya rasa rakyat Amerika berhasil melaluinya dengan sikap yang memang sesuai dengan karakter kita,” katanya mengapresiasi sikap warga Negeri Paman Sam menghadapi masa pemulihan.
Obama juga mengakui kesalahan pemerintah pada masa lalu, yang memungkinkan serangan 9/11 terjadi. Tetapi, dia juga mengatakan bahwa pemerintah sudah banyak belajar. Pemerintah juga sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keamanan negara. “Kita telah deklarasikan perang terhadap Al-Qaeda dan sejauh ini kita telah berhasil mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa ini,” ujarnya mengacu pada Operasi Tombak Neptunus yang sukses menewaskan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di rumah persembunyiannya di Kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei lalu.

Dari Ground Zero, Obama dan rombongan bertolak ke Shanksville, Pennsylvania. Di lokasi itulah, penumpang pesawat yang dibajak anggota kelompok Al-Qaeda berhasil menggagalkan rencana serangan dengan menarget Gedung Putih (kantor dan kediaman presiden AS di Washington DC). Para penumpang mengambil alih kendali dan lantas mengandaskan pesawat ke sebuah tanah lapang.

Selanjutnya, presiden pertama AS yang berkulit hitam itu kembali ke Washington DC. Dia dijadwalkan untuk meletakkan karangan bunga di dekat Pentagon (Dephan AS). Gedung Pentagon juga menjadi salah satu sasaran Al-Qaeda dalam serangan satu dasawarsa silam. Setelah itu, Obama dan Michelle menghadiri Concert for Hope yang dihelat di Kennedy Center.

Dalam rekaman wawancara yang kemarin ditayangkan stasiun televisi NBC, Obama mencoba mengingat kembali apa yang dia lakukan sepuluh tahun lalu saat mendengar serangan teror yang merenggut sekitar 3 ribu jiwa itu. “Saya ingat, hari itu saya pulang ke rumah dan langsung memeluk bayi perempuan saya Sasha (putri kedua Obama). Saya merasakan kepedihan yang dirasakan keluarga para korban,” ujarnya.

Rasa kehilangan itulah yang, menurut Obama, lantas menyatukan seluruh masyarakat AS. Berbalut kesedihan, rakyat berhasil bangkit kembali dan menata masa depan yang lebih baik. “Itu (serangan 9/11) adalah Pearl Harbor kami. Tiap tahun, September menjadi bulan yang berat bagi kami. Tetapi, semuanya berangsur baik kembali,” kata John McGillicuddy, 33, guru yang kemarin hadir di Ground Zero. (ap/rtr/hep/dwi)

NEW YORK-Warga AS memperingati satu dekade 9/11 kemarin (11/9). Presiden Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama hadir dalam upacara peringatan yang dihelat di Ground Zero, New York. Selain Obama, mantan Presiden George W. Bush juga hadir dalam peringatan tahunan itu.

Dalam pidato sambutannya, Obama mengimbau seluruh warga AS bersatu padun dalam menghadapi masa pemulihan selanjutnya. “Sepuluh tahun telah berlalu, saya rasa rakyat Amerika berhasil melaluinya dengan sikap yang memang sesuai dengan karakter kita,” katanya mengapresiasi sikap warga Negeri Paman Sam menghadapi masa pemulihan.
Obama juga mengakui kesalahan pemerintah pada masa lalu, yang memungkinkan serangan 9/11 terjadi. Tetapi, dia juga mengatakan bahwa pemerintah sudah banyak belajar. Pemerintah juga sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keamanan negara. “Kita telah deklarasikan perang terhadap Al-Qaeda dan sejauh ini kita telah berhasil mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa ini,” ujarnya mengacu pada Operasi Tombak Neptunus yang sukses menewaskan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di rumah persembunyiannya di Kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei lalu.

Dari Ground Zero, Obama dan rombongan bertolak ke Shanksville, Pennsylvania. Di lokasi itulah, penumpang pesawat yang dibajak anggota kelompok Al-Qaeda berhasil menggagalkan rencana serangan dengan menarget Gedung Putih (kantor dan kediaman presiden AS di Washington DC). Para penumpang mengambil alih kendali dan lantas mengandaskan pesawat ke sebuah tanah lapang.

Selanjutnya, presiden pertama AS yang berkulit hitam itu kembali ke Washington DC. Dia dijadwalkan untuk meletakkan karangan bunga di dekat Pentagon (Dephan AS). Gedung Pentagon juga menjadi salah satu sasaran Al-Qaeda dalam serangan satu dasawarsa silam. Setelah itu, Obama dan Michelle menghadiri Concert for Hope yang dihelat di Kennedy Center.

Dalam rekaman wawancara yang kemarin ditayangkan stasiun televisi NBC, Obama mencoba mengingat kembali apa yang dia lakukan sepuluh tahun lalu saat mendengar serangan teror yang merenggut sekitar 3 ribu jiwa itu. “Saya ingat, hari itu saya pulang ke rumah dan langsung memeluk bayi perempuan saya Sasha (putri kedua Obama). Saya merasakan kepedihan yang dirasakan keluarga para korban,” ujarnya.

Rasa kehilangan itulah yang, menurut Obama, lantas menyatukan seluruh masyarakat AS. Berbalut kesedihan, rakyat berhasil bangkit kembali dan menata masa depan yang lebih baik. “Itu (serangan 9/11) adalah Pearl Harbor kami. Tiap tahun, September menjadi bulan yang berat bagi kami. Tetapi, semuanya berangsur baik kembali,” kata John McGillicuddy, 33, guru yang kemarin hadir di Ground Zero. (ap/rtr/hep/dwi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/