WASHINGTON-Upaya penyelesaian krisis senjata kimia Syria melalui jalur diplomatik mulai membuahkan hasil. Presiden Amerika Serikat Barack Obama belum minta persetujuan Kongres untuk menyerang Syria. Aksi militer pun sementara ditunda. Kini, Gedung Putih menanti pelaksanaan proposal diplomasi untuk memusnahkan senjata kimia Syria tersebutn
Proposal itu sebelumnya diusulkan Rusia, sekutu dekat Syria. ’’Memang terlalu pagi untuk memastikan apakah proposal tersebut akan sukses. Selain itu, harus dipastikan bahwa rezim Bashar Al-Assad akan menjaga komitmennya terhadap seluruh kesepakatan yang sudah dibuat,’’ ujar Obama dalam pidato yang disiarkan secara nasional pada Selasa malam (10/9) waktu setempat.
Tetapi, Obama menyatakan bahwa status Rusia sebagai karib Syria tersebut bisa mengubah peta. Proposal itu mungkin berhasil sehingga senjata kimia Assad dapat musnah tanpa harus menggunakan tekanan kekuatan militer.
Untuk kali pertama, Syria mengaku memiliki senjata kimia. Ia menyetujui proposal Rusia untuk menyerahkan senjata tersebut di bawah kontrol organisasi internasional. “Kami siap menginformasikan lokasi senjata kimia kami, menghentikan produksi, dan menunjukkan senjata itu kepada perwakilan Rusia, negara lain, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa,’’ papar Menteri Luar Negeri Syria Walid Muallem.
Sebagaimana dilansir BBC, masih terjadi ketidaksepahaman antara Rusia dan Syria terkait dengan nasib senjata kimia tersebut. Yakni, apakah senjata itu harus dimusnahkan atau tidak.
Namun, Syria diyakini akan sepakat dengan Rusia bahwa senjata kimia tersebut harus dihancurkan. Sebab, Moskow berargumen bahwa hanya itulah satu-satunya cara untuk merebut hati dunia internasional.
Dari Damaskus, dilaporkan bahwa Presiden Bashar Al-Assad merayakan ulang tahunnya yang ke-48 kemarin (11/9). Situs prorezim Syria menyerukan kepada penduduk ibu kota untuk menunjukkan dukungan kepada Assad dengan ikut serta dalam sebuah konvoi mobil di Distrik Mazzeh. (bbc/afp/cak/c18/dos/jpnn)
AS Mundur dari Syria
WASHINGTON-Upaya penyelesaian krisis senjata kimia Syria melalui jalur diplomatik mulai membuahkan hasil. Presiden Amerika Serikat Barack Obama belum minta persetujuan Kongres untuk menyerang Syria. Aksi militer pun sementara ditunda. Kini, Gedung Putih menanti pelaksanaan proposal diplomasi untuk memusnahkan senjata kimia Syria tersebutn
Proposal itu sebelumnya diusulkan Rusia, sekutu dekat Syria. ’’Memang terlalu pagi untuk memastikan apakah proposal tersebut akan sukses. Selain itu, harus dipastikan bahwa rezim Bashar Al-Assad akan menjaga komitmennya terhadap seluruh kesepakatan yang sudah dibuat,’’ ujar Obama dalam pidato yang disiarkan secara nasional pada Selasa malam (10/9) waktu setempat.
Tetapi, Obama menyatakan bahwa status Rusia sebagai karib Syria tersebut bisa mengubah peta. Proposal itu mungkin berhasil sehingga senjata kimia Assad dapat musnah tanpa harus menggunakan tekanan kekuatan militer.
Untuk kali pertama, Syria mengaku memiliki senjata kimia. Ia menyetujui proposal Rusia untuk menyerahkan senjata tersebut di bawah kontrol organisasi internasional. “Kami siap menginformasikan lokasi senjata kimia kami, menghentikan produksi, dan menunjukkan senjata itu kepada perwakilan Rusia, negara lain, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa,’’ papar Menteri Luar Negeri Syria Walid Muallem.
Sebagaimana dilansir BBC, masih terjadi ketidaksepahaman antara Rusia dan Syria terkait dengan nasib senjata kimia tersebut. Yakni, apakah senjata itu harus dimusnahkan atau tidak.
Namun, Syria diyakini akan sepakat dengan Rusia bahwa senjata kimia tersebut harus dihancurkan. Sebab, Moskow berargumen bahwa hanya itulah satu-satunya cara untuk merebut hati dunia internasional.
Dari Damaskus, dilaporkan bahwa Presiden Bashar Al-Assad merayakan ulang tahunnya yang ke-48 kemarin (11/9). Situs prorezim Syria menyerukan kepada penduduk ibu kota untuk menunjukkan dukungan kepada Assad dengan ikut serta dalam sebuah konvoi mobil di Distrik Mazzeh. (bbc/afp/cak/c18/dos/jpnn)