30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Banjir, Warga Ucapkan Terima Kasih ke Dewi Air

BANGKOK- Banjir Thailand tak kunjung surut sejak tiga bulan lalu, korban banjir berterimakasih kepada Dewi Air yang telah member air.  Demikian disampaikan korban banjir dalam melakukan ritual permohonan maaf ke Dewi Air.

Biasanya penduduk Thailand merayakan festival yang telah berlangsung selama berabad-abad dengan menghanyutkan lentera di atas daun pisang yang telah dihias di sungai, kanal, dan danau pada malam hari. Namun, dilansir dari New Straits Times, Jumat (1/11) akibat banjir, penduduk dapat menghanyutkan lentera mereka dari mana saja.

“Saya meminta maaf pada Dewi Air, juga berterima kasih karena telah diberi air, juga memohon agar semua keburukan lenyap. Saya harap rumah dan negara saya cepat kering,” kata seorang korban banjir Bangkok, Usanee Krapukthong,  yang menghanyutkan lentera dari sebuah danau .
Krapukthong mengaku biasanya menghanyutkan lenteranya di sungai. Untuk tahun ini, dia terpaksa melakukannya di luar kebiasaan karena adanya imbauan pemerintah untuk tidak melepas lentera di aliran air agar tidak menambah sampah.

Sejumlah warga Thailand bahkan memilih  meluncurkan lentera virtual di dunia maya. Tahun ini, antusiasme masyarakat untuk merayakan Loi Krathong diakui memang menurun akibat banjir.
“Orang-orang menghawatirkan kondisi rumah mereka, kapan banjirnya mulai surut, dan apa yang akan terjadi nanti,” kata seorang karyawan hotel yang membatalkan acara perayaan Loi Karthong menghormati para korban banjir.

Tapi, mereka optimistis keadaan akan segera membaik. Dewi Air akan menunjukkan welas asihnya dan mereka akan bisa kembali merayakan festival ini tahun depan. (net/jpnn)

BANGKOK- Banjir Thailand tak kunjung surut sejak tiga bulan lalu, korban banjir berterimakasih kepada Dewi Air yang telah member air.  Demikian disampaikan korban banjir dalam melakukan ritual permohonan maaf ke Dewi Air.

Biasanya penduduk Thailand merayakan festival yang telah berlangsung selama berabad-abad dengan menghanyutkan lentera di atas daun pisang yang telah dihias di sungai, kanal, dan danau pada malam hari. Namun, dilansir dari New Straits Times, Jumat (1/11) akibat banjir, penduduk dapat menghanyutkan lentera mereka dari mana saja.

“Saya meminta maaf pada Dewi Air, juga berterima kasih karena telah diberi air, juga memohon agar semua keburukan lenyap. Saya harap rumah dan negara saya cepat kering,” kata seorang korban banjir Bangkok, Usanee Krapukthong,  yang menghanyutkan lentera dari sebuah danau .
Krapukthong mengaku biasanya menghanyutkan lenteranya di sungai. Untuk tahun ini, dia terpaksa melakukannya di luar kebiasaan karena adanya imbauan pemerintah untuk tidak melepas lentera di aliran air agar tidak menambah sampah.

Sejumlah warga Thailand bahkan memilih  meluncurkan lentera virtual di dunia maya. Tahun ini, antusiasme masyarakat untuk merayakan Loi Krathong diakui memang menurun akibat banjir.
“Orang-orang menghawatirkan kondisi rumah mereka, kapan banjirnya mulai surut, dan apa yang akan terjadi nanti,” kata seorang karyawan hotel yang membatalkan acara perayaan Loi Karthong menghormati para korban banjir.

Tapi, mereka optimistis keadaan akan segera membaik. Dewi Air akan menunjukkan welas asihnya dan mereka akan bisa kembali merayakan festival ini tahun depan. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/