26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Tentara Yaman Tewaskan 11 Warga

SANAA – Tentara loyalis Presiden Yaman Abdullah Saleh melancarkan serangan di kota terbesar kedua, Taez. Sebelas orang dilaporkan tewas, termasuk seorang anak tak berdosa.
“Semua korban adalah warga sipil dan melukai puluhan lainnya dan sudah dilarikan ke rumah sakit,” terang sumber medis yang menangani para korban. Dia menambahkan, bocah sembilan tahun juga ikut menjadi korban.

Pasukan keamanan memulai operasi jelang dinihari kemarin di wilayah Lapangan Kemerdekaan, yang menjadi pusat aktivitas demonstran pro reformasi. Mereka terus menduduki lapangan tersebut untuk menuntut rezim berkuasa turun. Penduduk setempat bersaksi bahwa pemboman semakin intensif menjelang pagi. Serangan difokuskan pada perkampungan al-Rawdah dan Zeid al-Musky di Kota Taez, yang menjadi titik api perlawanan terhadap pemerintah.

Sehari sebelumnya, Kamis (10/11), sebuah serangan juga menelan korban satu orang tewas dan sembilan terluka di Taez. Saksi mengatakan, tentara Garda Republik yang dikomandani putra Saleh, Ahmed, menembakkan artileri ke pusat Kota Taez dimana puluhan ribu demonstran menuntut agar sang presiden diadili.

Meningkatnya tensi kekerasan bertepatan dengan kepulangan utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Yaman, Jamal Benomar. Kunjungannya untuk mengupayakan solusi atas terjadi konflik politik di sana. Benomar, yang tiba di Sanaa Kamis (10/11), berdialog dengan sejumlah tokoh pemerintahan dan oposisi untuk membahas perkembangan terakhir dan jalan terbaik mengakhiri krisis.

“Kedatangan saya untuk mencari jalan rekonsiliasi dan menyampaikan inisiatif Teluk dimana Presiden Ali Abdullah Saleh diminta turun dan sebagai kompensasinya dia dan keluarganya akan mendapat hak kekebalan hukum,” ujar Benomar sesaat setelah kedatangannya. (cak/ami/jpnn)
Sejumlah tokoh partai berkuasa dan delegasi yang bernegosiasi atas nama oposisi, kepada Agence France-Presse mengungkapkan ada kemajuan dalam pertemuan tersebut.

Diplomasi internasional gagal menghentikan krisis politik yang terjadi, karena Saleh berungkali menolak menandatangani inisiatif Teluk. Pada saat tertentu bentrokan antara pasukan pemerintah dan tentara pemberontak yang bergabung dengan demonstran mengguncang sejumlah kotan Yaman.     Aksi demonstrasi yang sudah berjalan sembilan bulan belum juga surut. Puluhan ribu massa di Lapangan Kemerdekaan terus beraksi setiap hari menuntut Saleh mundur.

Di salah satu wilayah, juga di Sanaa, demonstran pro pemerintah juga menunjukkan keberadaannya. Mereka berteriak ?rakyat menginginkan Ali Abdullah Saleh?. Slogan tersebut adalah bentuk kontras dari masaa demonstran pro reformasi yang selalu berteriak ?rakyat ingin menjatuhkan rezim (Saleh)? yang menjadi terkenal selama revolusi di Mesir dan Tunisia.

Di lokasi lain di Sanaa, demonstran anti pemerintah menyuarak tuntutan lain. Yakni proses hukum terhadap penguasa 33 tahun tersebut atas perlakuan represif terhadap demonstran dan telah menewaskan ratusan orang hingga saat ini. (cak/ami/jpnn)

SANAA – Tentara loyalis Presiden Yaman Abdullah Saleh melancarkan serangan di kota terbesar kedua, Taez. Sebelas orang dilaporkan tewas, termasuk seorang anak tak berdosa.
“Semua korban adalah warga sipil dan melukai puluhan lainnya dan sudah dilarikan ke rumah sakit,” terang sumber medis yang menangani para korban. Dia menambahkan, bocah sembilan tahun juga ikut menjadi korban.

Pasukan keamanan memulai operasi jelang dinihari kemarin di wilayah Lapangan Kemerdekaan, yang menjadi pusat aktivitas demonstran pro reformasi. Mereka terus menduduki lapangan tersebut untuk menuntut rezim berkuasa turun. Penduduk setempat bersaksi bahwa pemboman semakin intensif menjelang pagi. Serangan difokuskan pada perkampungan al-Rawdah dan Zeid al-Musky di Kota Taez, yang menjadi titik api perlawanan terhadap pemerintah.

Sehari sebelumnya, Kamis (10/11), sebuah serangan juga menelan korban satu orang tewas dan sembilan terluka di Taez. Saksi mengatakan, tentara Garda Republik yang dikomandani putra Saleh, Ahmed, menembakkan artileri ke pusat Kota Taez dimana puluhan ribu demonstran menuntut agar sang presiden diadili.

Meningkatnya tensi kekerasan bertepatan dengan kepulangan utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Yaman, Jamal Benomar. Kunjungannya untuk mengupayakan solusi atas terjadi konflik politik di sana. Benomar, yang tiba di Sanaa Kamis (10/11), berdialog dengan sejumlah tokoh pemerintahan dan oposisi untuk membahas perkembangan terakhir dan jalan terbaik mengakhiri krisis.

“Kedatangan saya untuk mencari jalan rekonsiliasi dan menyampaikan inisiatif Teluk dimana Presiden Ali Abdullah Saleh diminta turun dan sebagai kompensasinya dia dan keluarganya akan mendapat hak kekebalan hukum,” ujar Benomar sesaat setelah kedatangannya. (cak/ami/jpnn)
Sejumlah tokoh partai berkuasa dan delegasi yang bernegosiasi atas nama oposisi, kepada Agence France-Presse mengungkapkan ada kemajuan dalam pertemuan tersebut.

Diplomasi internasional gagal menghentikan krisis politik yang terjadi, karena Saleh berungkali menolak menandatangani inisiatif Teluk. Pada saat tertentu bentrokan antara pasukan pemerintah dan tentara pemberontak yang bergabung dengan demonstran mengguncang sejumlah kotan Yaman.     Aksi demonstrasi yang sudah berjalan sembilan bulan belum juga surut. Puluhan ribu massa di Lapangan Kemerdekaan terus beraksi setiap hari menuntut Saleh mundur.

Di salah satu wilayah, juga di Sanaa, demonstran pro pemerintah juga menunjukkan keberadaannya. Mereka berteriak ?rakyat menginginkan Ali Abdullah Saleh?. Slogan tersebut adalah bentuk kontras dari masaa demonstran pro reformasi yang selalu berteriak ?rakyat ingin menjatuhkan rezim (Saleh)? yang menjadi terkenal selama revolusi di Mesir dan Tunisia.

Di lokasi lain di Sanaa, demonstran anti pemerintah menyuarak tuntutan lain. Yakni proses hukum terhadap penguasa 33 tahun tersebut atas perlakuan represif terhadap demonstran dan telah menewaskan ratusan orang hingga saat ini. (cak/ami/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/