28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Lampu Natal Dianggap Ancaman

SEOUL- Korea Utara kembali mengumbar ancaman, Minggu (11/12), negara itu mengancam akan ada konsekuensi tak terduga dalam bentuk pembalasan apabila Korea Selatan (Korsel) nekat memasang lampu-lampu hias perayaan Natal di dekat perbatasan kedua negara.  Demikian disampaikan melalui laman resmi Korut, Uriminzokkiri. Di dalam laman itu mengatakan, rencana pemasangan lampu Natal oleh Korsel sebagai rencana perang psikologis yang kejam dan mengancam akan ada pembalasan seketika begitu lampu dinyalakan.

“Penghasut perang musuh seharusnya sadar mereka akan bertanggung jawab penuh atas segala konsekuensi tak terduga, yang mungkin disebabkan oleh rencana itu. Isu itu bukan sesuatu yang bisa diabaikan,” tandas laman tersebut.

Kementerian Pertahanan Korsel menyatakan akan mempertimbangkan untuk menyetujui permintaan sebuah kelompok gereja di Seoul, yang ingin memasang lampu-lampu Natal di sebuah menara baja di puncak sebuah bukit yang dikendalikan pihak militer Korsel. Menara itu hanya terletak sekitar tiga kilometer dari garis perbatasan, dan masuk dalam jarak tembak meriam-meriam Korut.

Kedua Korea pada 2004 setuju menghentikan segala aktivitas provokasi di dekat perbatasan, dan sejak itu Korsel menghentikan tradisi menyalakan lampu Natal di dekat perbatasan. Namun, Seoul meneruskan tradisi itu Desember tahun lalu setelah terjadi ketegangan militer akibat tenggelamnya sebuah kapal korvet Korsel dan serangan Korut terhadap Pulau Yeonpyeong, Korsel. (net/jpnn)

SEOUL- Korea Utara kembali mengumbar ancaman, Minggu (11/12), negara itu mengancam akan ada konsekuensi tak terduga dalam bentuk pembalasan apabila Korea Selatan (Korsel) nekat memasang lampu-lampu hias perayaan Natal di dekat perbatasan kedua negara.  Demikian disampaikan melalui laman resmi Korut, Uriminzokkiri. Di dalam laman itu mengatakan, rencana pemasangan lampu Natal oleh Korsel sebagai rencana perang psikologis yang kejam dan mengancam akan ada pembalasan seketika begitu lampu dinyalakan.

“Penghasut perang musuh seharusnya sadar mereka akan bertanggung jawab penuh atas segala konsekuensi tak terduga, yang mungkin disebabkan oleh rencana itu. Isu itu bukan sesuatu yang bisa diabaikan,” tandas laman tersebut.

Kementerian Pertahanan Korsel menyatakan akan mempertimbangkan untuk menyetujui permintaan sebuah kelompok gereja di Seoul, yang ingin memasang lampu-lampu Natal di sebuah menara baja di puncak sebuah bukit yang dikendalikan pihak militer Korsel. Menara itu hanya terletak sekitar tiga kilometer dari garis perbatasan, dan masuk dalam jarak tembak meriam-meriam Korut.

Kedua Korea pada 2004 setuju menghentikan segala aktivitas provokasi di dekat perbatasan, dan sejak itu Korsel menghentikan tradisi menyalakan lampu Natal di dekat perbatasan. Namun, Seoul meneruskan tradisi itu Desember tahun lalu setelah terjadi ketegangan militer akibat tenggelamnya sebuah kapal korvet Korsel dan serangan Korut terhadap Pulau Yeonpyeong, Korsel. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/