29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Demi Harga Diri Bangsa Indonesia

Pemerintah Upayakan Bebaskan 20 WNI dari Pembajak Somalia

Pembajakan kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia di perairan Somalia, hingga 29 hari disandera belum juga bisa dibebaskan. Bahkan, pihak pembajak kembali mengancam akan menghabisi 20 Anak Buah Kapal (ABK) yang ada di kapal tersebut bila tak membayar uang tebusan sebesar dolar US 3 juta atau sekitar
Rp27 miliar.

Kapal MV Sinar Kudus PT Samudera Indonesia Tbk berangkat dari Pemalang, Jawa Tengah menuju Rotterdam, Belanda, Rabu (16/3) lalu. Kapal bermuatan bijih nikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) senilai Rp1,7 triliun lebih.

Sesampiannya di Laut Merah, kapal dihadang kawanan bajak laut dan digiring ke perairan Teluk Aden, Somalia, pada Sabtu (9/4). Kini, posisi tepatnya berada di pantai timur Somalia, 400 mil dari Mogadishu. Demikian disampaikan kapten kapal tersebut, Slamet Jauhari.

Para bajak laut ini, sebutnya menaikkan permintaan tebusan kepada pemilik kapal, PT Samudera Indonesia untuk membebaskan 20 awak kapal yang disandera. Nilai tebusan dinaikkan karena pemilik kapal tak kunjung membayar sesuai permintaan bajak laut. Semula, pembajak meminta tebusan dolar US 2,6 juta sekitar Rp22,4 miliar, kemudian dinaikkan menjadi dolar US 3,5 juta sekitar Rp30 miliar.

“Sementara pihak perusahaan hanya mampu membayar dolar US 1.070 sekitar Rp9.223.4000,” ujar Yunita (35), istri Masbukhin (37) seorang awak MV SinarKudus asal Kediri, Jawa Timur.
Upaya negosiasi yang berlarut hingga berujung seorang ABK sakit dan kritis. Menurut Totok Sugiyanto, sahabat Slamet Jauhari, nahkoda Kapal MV Sinar Kudus, awak kapal bernama Slamet Riyadi itu terserang diare sejak beberapa hari lalu tetapi tidak diobati.

“Korban yang sakit bertambah dari 12 menjadi 14,” kata Totok, Selasa (12/4).
Totok mengatakan sekitar pukul 20.50 WIB , Jauhari meneleponnya. Sekitar pukul 10.00 WIB, katanya, keduanya kembali menjalin kontak. “Tok, aku minta tolong, bagaimana cara kami bisa dibebaskan. Kok pemerintah tenang-tenang saja,” ujar Totok menirukan Jauhari.

Menurut Totok, setelah hampir sebulan disandera, karibnya sesama alumni Pendidikan Pelayaran Besar Semarang tahun 1979 ini tetap berusaha tenang.  “Kalau tak sabar saya bisa gila, bisa loncat ke laut,” ujar Jauhari seperti ditirukan Totok.

PT Samudera Indonesia, cerita Jauhari pada Totok, sudah menyatakan tidak sanggup membayar tebusan sebesar Rp27 miliar yang diminta perompak.

Pengamat hubungan international dari Universitas Indonesia,  Hariyadi Wirawan mengatakan Pemerintah perlu mempertimbangkan permintaan pembajak Somalia yang menyandera 20 warga negara Indonesia (WNI). Masalahnya, permintaan USD 3 juta sebagai uang tebusan akan menjadi pertaruhan harga diri bangsa Indonesia.
Menurutnya, banyak pilihan yang bisa diambil Pemerintah sebelum mengerahkan militer ke Somalia untuk membebaskan para sandera. Diantaranya melakukan diplomasi dengan Pemerintah Somalia atau meminta bantuan kepada Amerika Serikat (AS) karena memiliki pangkalan militer di Meditrania. “Tapi dua opsi ini sulit dilakukan karena pembajak itu bukan sebuah lembaga dan tujuan mereka hanya uang tebusan. Sementara Indonesia di hadapan AS selalu lemah sehingga sulit dipenuhi,” katanya.

Hariyadi menjelaskan Pemerintah Indonesia bisa mengikuti jejak yang dilakukan  Korea Selatan (Korsel) dalam membebaskan warganya dari pembajak Somalia. Korsel mengerahkan marinirnya dan berhasil menyelamatkan 21  ABK Samho Jewelry yang mengangkut bahan kimia. Sementara delapan pembajak tewas dalam aksi itu.
“Memang kadang-kadang (negara) harus keras,” katanya.

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara soal pembajakan dan penyanderaan 20 WNI awak kapal MV Sinar Kudus di perairan Somalia. Dia menyebutkan, pemerintah sedang bekerja membebaskan sandera tersebut.

SBY menyebutkan, pemerintah menempatkan keselamatan 20 WNI ini sebagai prioritas utama. Berilah kesempatan kepada jajaran pemerintah agar bisa berhasil. “Apakah negosiasi atau upaya lainnya, pemerintah tengah pertimbangkan,” tegasnya. (war/afz/fal/bbs/jpnn)

Pemerintah Upayakan Bebaskan 20 WNI dari Pembajak Somalia

Pembajakan kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia di perairan Somalia, hingga 29 hari disandera belum juga bisa dibebaskan. Bahkan, pihak pembajak kembali mengancam akan menghabisi 20 Anak Buah Kapal (ABK) yang ada di kapal tersebut bila tak membayar uang tebusan sebesar dolar US 3 juta atau sekitar
Rp27 miliar.

Kapal MV Sinar Kudus PT Samudera Indonesia Tbk berangkat dari Pemalang, Jawa Tengah menuju Rotterdam, Belanda, Rabu (16/3) lalu. Kapal bermuatan bijih nikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) senilai Rp1,7 triliun lebih.

Sesampiannya di Laut Merah, kapal dihadang kawanan bajak laut dan digiring ke perairan Teluk Aden, Somalia, pada Sabtu (9/4). Kini, posisi tepatnya berada di pantai timur Somalia, 400 mil dari Mogadishu. Demikian disampaikan kapten kapal tersebut, Slamet Jauhari.

Para bajak laut ini, sebutnya menaikkan permintaan tebusan kepada pemilik kapal, PT Samudera Indonesia untuk membebaskan 20 awak kapal yang disandera. Nilai tebusan dinaikkan karena pemilik kapal tak kunjung membayar sesuai permintaan bajak laut. Semula, pembajak meminta tebusan dolar US 2,6 juta sekitar Rp22,4 miliar, kemudian dinaikkan menjadi dolar US 3,5 juta sekitar Rp30 miliar.

“Sementara pihak perusahaan hanya mampu membayar dolar US 1.070 sekitar Rp9.223.4000,” ujar Yunita (35), istri Masbukhin (37) seorang awak MV SinarKudus asal Kediri, Jawa Timur.
Upaya negosiasi yang berlarut hingga berujung seorang ABK sakit dan kritis. Menurut Totok Sugiyanto, sahabat Slamet Jauhari, nahkoda Kapal MV Sinar Kudus, awak kapal bernama Slamet Riyadi itu terserang diare sejak beberapa hari lalu tetapi tidak diobati.

“Korban yang sakit bertambah dari 12 menjadi 14,” kata Totok, Selasa (12/4).
Totok mengatakan sekitar pukul 20.50 WIB , Jauhari meneleponnya. Sekitar pukul 10.00 WIB, katanya, keduanya kembali menjalin kontak. “Tok, aku minta tolong, bagaimana cara kami bisa dibebaskan. Kok pemerintah tenang-tenang saja,” ujar Totok menirukan Jauhari.

Menurut Totok, setelah hampir sebulan disandera, karibnya sesama alumni Pendidikan Pelayaran Besar Semarang tahun 1979 ini tetap berusaha tenang.  “Kalau tak sabar saya bisa gila, bisa loncat ke laut,” ujar Jauhari seperti ditirukan Totok.

PT Samudera Indonesia, cerita Jauhari pada Totok, sudah menyatakan tidak sanggup membayar tebusan sebesar Rp27 miliar yang diminta perompak.

Pengamat hubungan international dari Universitas Indonesia,  Hariyadi Wirawan mengatakan Pemerintah perlu mempertimbangkan permintaan pembajak Somalia yang menyandera 20 warga negara Indonesia (WNI). Masalahnya, permintaan USD 3 juta sebagai uang tebusan akan menjadi pertaruhan harga diri bangsa Indonesia.
Menurutnya, banyak pilihan yang bisa diambil Pemerintah sebelum mengerahkan militer ke Somalia untuk membebaskan para sandera. Diantaranya melakukan diplomasi dengan Pemerintah Somalia atau meminta bantuan kepada Amerika Serikat (AS) karena memiliki pangkalan militer di Meditrania. “Tapi dua opsi ini sulit dilakukan karena pembajak itu bukan sebuah lembaga dan tujuan mereka hanya uang tebusan. Sementara Indonesia di hadapan AS selalu lemah sehingga sulit dipenuhi,” katanya.

Hariyadi menjelaskan Pemerintah Indonesia bisa mengikuti jejak yang dilakukan  Korea Selatan (Korsel) dalam membebaskan warganya dari pembajak Somalia. Korsel mengerahkan marinirnya dan berhasil menyelamatkan 21  ABK Samho Jewelry yang mengangkut bahan kimia. Sementara delapan pembajak tewas dalam aksi itu.
“Memang kadang-kadang (negara) harus keras,” katanya.

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara soal pembajakan dan penyanderaan 20 WNI awak kapal MV Sinar Kudus di perairan Somalia. Dia menyebutkan, pemerintah sedang bekerja membebaskan sandera tersebut.

SBY menyebutkan, pemerintah menempatkan keselamatan 20 WNI ini sebagai prioritas utama. Berilah kesempatan kepada jajaran pemerintah agar bisa berhasil. “Apakah negosiasi atau upaya lainnya, pemerintah tengah pertimbangkan,” tegasnya. (war/afz/fal/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/