TRIPOLI- Perseteruan di Libya belum berakhir setelah pemberontak tidak setuju dengan rancangan gencatan senjata dari delegasi Uni Afrika (UA). Padahal, rezim Muammar Kadhafi sebelumnya sepakat dengan rancangan dari UA. Menurut kantor berita Associated Press (AP), delegasi UA itu dipimpin Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma. Dia didampingi pemimpin dari Mali, Mauritius, Kongo, dan Uganda. Mereka tengah menjalankan misi damai ke Libya untuk membantu mengatasi krisis sekaligus menghentikan kekerasan antara pasukan Kadhafi dan pemberontak.
Namun, perundingan antara delegasi UA dan pemberontak tidak berjalan mudah. Pihak pemberontak di Benghazi mengatakan kepada delegasi UA, mereka bersedia gencatan senjata bila Kadhafi sudah turun dari kekuasaan dan keluar dari Libya bersama keluarganya. “Semua rakyat Libya sudah sepakat bahwa Kadhafi dan semua anaknya harus pergi dari Libya sehingga kita bisa menjalankan demokrasi,” kata Jilal Tajouri, anggota kubu pemberontak kepada AP saat menyambut kedatangan delegasi UA. (bbs/jpnn)