SHANGHAI -Pemerintah Tiongkok terus berlomba dengan waktu untuk mengatasi wabah virus H7N9. Hingga kemarin (12/4), varian baru virus flu burung itu telah merenggut 10 nyawa dan menginfeksi sekitar 38 orang lain. Sayang, sampai sekarang belum ada vaksin yang bisa menghentikan penyebaran virus mematikan itu.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan bahwa penciptaan vaksin memang butuh waktu. Bahkan, bila vaksin penangkal H7N9 itu sudah ada pun, pemerintah tidak bisa langsung memproduksinya secara masal. “Butuh waktu berbulan-bulan,” ungkap Timothy Uyeki dan Nancy Cox dalam Jurnal Kesehatan New England (New England Journal of Medicine).
Dua ilmuwan yang bertanggung jawab atas divisi flu di CDC itu mengatakan bahwa penciptaan vaksin sangat panjang dan kompleks. Sebab, para ilmuwan perlu melakukan berbagai tes dan percobaan. “Perlu ada uji klinis untuk menjajal keampuhan vaksin tersebut,” lanjut Uyeki dan Cox. Uji klinis tersebut, menurut mereka, tidak bisa hanya dilakukan satu atau dua kali.
Sementara itu, Beijing menugaskan para pakar kesehatan untuk menciptakan vaksin dalam waktu singkat. (ami/jpnn)