KABUL – Gempa bumi beruntun yang memicu longsor di Afghanistan dikhawatirkan menelan banyak korban jiwa. Pemerintah Afghanistan kemarin (12/6) mengungkapkan bahwa sedikitnya 80 orang tewas dalam musibah tersebut. Bahkan, pihak berwenang memerkirakan jumlah korban jiwa bisa mencapai sekitar 100 orang.
Dua gempa yang mengguncang Provinsi Baghlan, utara Afghanistan, Senin (11/6) waktu setempat memicu tanah longsor. Karena getaran gempa cukup kuat, puluhan rumah di kaki gunung di wilayah itu tertimbun lumpur dan batu.
Gubernur Provinsi Baghlan Abdul Madjid memastikan bahwa sedikitnya 22 rumah terkubur lumpur. Tapi, sejauh ini baru dua jenazah korban berjenis kelamin perempuan yang telah ditemukan. Lalu, 20 orang dilarikan ke rumah sakit karena terluka.
’’Kami tidak yakin bisa menemukan semua korban yang terkubur longsoran tanah,’’ tutur Abdul Madjid. Menurut dia, pihaknya menemui kendala dalam mencari para korban yang tertimbun. ’’Tim penyelamat hanya memiliki sebuah buldozer untuk membersihkan puing-puing. Tetapi, kami akan berdoa dan mengadakan salat bersama bagi seluruh korban,’’ tambahnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk memastikan bantuan yang diperlukan para korban. Semua rumah di lima distrik di Provinsi Baghlan hancur. Informasi yang diperoleh dari warga sekitar menyebutkan bahwa terdapat sekitar 25-30 rumah yang terkubur lumpur.
Distrik Burka, salah satu lokasi longsor, merupakan wilayah di pegunungan yang dihuni gabungan beberapa komunitas warga. Perjalanan darat ke lokasi itu memakan waktu dua jam dari Pul-e-Khumri, ibu kota provinsi, yang berjarak sekitar 40 kilometer.
Tim penyelamat dan medis dari Pul-e-Khumri telah tiba di lokasi. Namun, tidak banyak yang bisa mereka lakukan. Para korban selamat sudah dilarikan ke klinik setempat. ’’Ambulans sudah didatangkan. Tapi, tidak ada lagi korban yang bisa diangkut,’’ terang Jawed Basharat, juru bicara kepolisian setempat.
Longsoran lumpur dan batu menyapu rumah warga di Desa Sayi Hazara pedalaman kaki gunung. Tim penyelamat hanya bermodal sekop ketika melakukan upaya pencarian korban.
Menurut Basharat, sejauh ini belum ditemukan tanda-tanda adanya jejak bangunan di bawah timbunan lumpur. (cak/dwi/jpnn)