Malaysia Perang Online
KUALA LUMPUR- Kekacauan di Kuala Lumpur, Malaysia semakin panas, sejumlah kelompok massa anti gerakan Bersih 2.0 menggelar petisi secara online. Petisi itu terkait status Anwar Ibrahim sebagai warga negara Malaysia harus dicabut. Tak hanya itu, 100 ribu facebooker menuntut Perdana Menteri Malaysia, Najib Rajak mundur dari jabatannya.
Kelompok massa anti gerakan bersih 2.0 itu menyebutkan pemimpin oposisi di parlemen itu telah mengacaukan negara, lebih baik dibuang dari Malaysia. Bahkan, kelompok itu mengancam jika tuntutan tak dipenuhi maka tak lagi mendukung Perdana Menteri (PM) Malaysia, Najib Razak dalam pemilu berikutnya.
Petisi bernama “Aksi hukum dan rekomendasi bagi Yang Mulia Yang Dipertuan Agung Malaysia untuk mencabut medali dan penghargaan” diambil secara online dengan target satu juta penandatangan. Dilansir dari laman The Malaysian Insider, Selasa (12/7), telah 173 orang yang mendukung petisi itu.
Penggagas petisi, Rahmat Azim Abd Aziz, mengatakan Najib harus memenuhi tuntutan mereka. Jika tidak, para pendukungnya tidak segan-segan melawan Bersih demi mempertahankan Malaysia.
“Kami akan melakukannya, walaupun tanpa bantuan pemerintah Najib,” kata Rahmat. Mereka juga meminta Raja Mizan Zainal Abidin mencabut semua gelar dan medali penghargaan milik Anwar Ibrahim, pengacara Ambiga Sreenavasan, Presiden Partai Islam Se-Malaysia (PAS), dan aktivis perdamaian, A Samad Said.
Petisi tersebut juga menuntut agar nama-nama yang disebutkan tersebut dicabut kewarganegaraannya karena memicu kerusuhan, pemberontakan, dan melanggar hukum Malaysia. Mereka juga menuntut tindakan hukum terhadap 91 anggota Bersih 2.0 yang melanggar peraturan pengadilan.
Tidak mau kalah, pendukung gerakan Bersih juga membuka kampanye oposisi di Facebook, menuntut Najib mundur. Dibuka usai kericuhan Sabtu pekan lalu, fan page ini telah memiliki penggemar lebih dari 100.000 orang hingga Selasa pagi (12/7) kemarin.
Gerakan itu baru dilakukan dalam waktu 48 jam, lebih dari 100 ribu pemilik akun Facebook mendukung halaman tersebut. Menurut Terry Hong, seorang pengguna Facebook, kelompok itu merupakan bentuk dukungan terhadap kelompok koalisi organisasi non-pemerintah.
“Dia (Najib) mengatakan banyak rakyat tidak mengikuti Bersih 2.0 karena mereka tidak menghiraukan Bersih 2.0. Ini supaya dia tahu tidak mengikuti bukan berarti tidak mendukung,” tulis Terry di Facebook.
Ribuan orang menggelar aksi unjuk rasa di beberapa lokasi di Kuala Lumpur, Sabtu (9/7). Aksi yang diprakarsai Bersih-koalisi kelompok nonpemerintah itu berakhir ricuh, setelah polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan demonstran.
Wakil presiden partai oposisi PAS, Mohamed Sabu juga terluka dalam aksi demo menuntut reformasi pemilu itu. Kakinya terluka setelah terjatuh dari motor yang ditabrak kendaraan polisi.
Seorang aktivis partai PKR, Badaruddin Ahmad, tewas dalam aksi demo itu setelah polisi menembakkan gas air mata kepada demonstran.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak, seperti dikutip harian The Star, Senin (11/7) membantah Atas tudingan itu. Najib menegaskan, personel polisi hanya menggunakan kekuatan minimum saat menghadapi para demonstran.
Menurut Najib, para personel kepolisian telah bertindak profesional. “Bahkan ketika para demonstran ditangkap, mereka diberikan makanan dan tempat untuk menunaikan ibadah,” katanya. (ap/bbs/jpnn)