Dituding Sebagai Alat Provokator Kerusuhan di Inggris
LONDON- Korban tewas dalam kerusuhan di Inggris menjadi lima orang, sedangkan 1.500 orang lebih warga ditangkap dan kerugian diperkirakan mencapai lebih dari 520 juta poundsterling atau sekitar Rp7,1 triliun.
Kepolisian Inggris, seperti dikutip AFP (12/8) menyebutkan kerusuhan yang dimulai 6 Agustus lalu akibat adanya penembakan seorang warga London, Mark Duggan yang ditembak polisi di Tottenham.
Sementara itu, dua hari lalu, kerusuhan di London sempat mereda, namun kerusuhan mulai lagi dengan lebih beringas aksi terus melebar ke kota lain di luar London, seperti Liverpool, Manchester, Birmingham, dan Nottingham. Sebanyak 1.051 warga di London ditangkap selama kerusuhan terjadi. Dipastikan 591 orang didakwa terkait kerusuhan ini dan 1.500 lebih warga telah ditangkap.
Di tengah para pelaku ditangkapi, korban tewas terbaru adalah Richard Mannington Bowes. Dia ditemukan di Ealing, sebelah barat London saat daerah itu dipenuhi penjarahan. Pria 68 tahun itu dinyatakan meninggal pada pukul 11.52 siang pada Kamis (11/8) waktu setempat.
“Insiden brutal itu menyebabkan tewasnya seorang pria yang tidak berdosa,” ungkap Inspektur Polisi John McFarlane seperti dikutip AFP.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengatakan kerusuhan di negaranya tersebar luas akibat media jejaring sosial. Untuk itu, pemerintahnya tengah mengupayakan cara menghentikan penyebaran informasi provokatif di situs-situs itu.
Cameron menegaskan penyebaran informasi yang terlalu mudah dan bebas di berbagai jejaring sosial terkadang menyebabkan masalah. Agar situs-situs ini tidak memainkan peran negatif dalam kerusuhan, pemerintah membahas hal itu dalam pertemuan dengan para perwakilan media sosial dan telekomunikasi di Inggris, di antaranya Facebook, Twitter, dan BlackBerry.
“Semua yang menyaksikan kerusuhan dan mengetahui mereka diorganisir melalui media sosial maka media itu harus dihentikan,” katanya. (bbs/jpnn)