30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Indonesia Sampaikan Empat Usulan di KTT OKI, Presiden Palestina Titip Pesan untuk AS Lewat Jokowi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Lawatan Presiden Joko Widodo di Arab Saudi, banyak membahas soal konflik Palestina dan Israel. Selain mengikuti konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa pemimpin negara.

Kemarin (12/11), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan persnya menjelaskan rencana awalnya akan dilakukan dua KTT secara terpisah. Yakni KTT Liga Arab dan KTT OKI. “Namun untuk memberikan pesan yang kuat kepada dunia maka diputuskan bahwa kedua KTT tersebut digabung pelaksanaannya menjadi join summit,” ucapnya.

Retno menyebut, Presiden Jokowi merupakan salah satu pemimpin dunia yang langsung menyampaikan akan hadir. Padahal, undangan cukup mendadak, yakni pada 6 November lalu.

Alasannya, KTT ini dinilai penting untuk menunjukkan soliditas negara-negara OKI. “Dan untuk menemukan upaya tambahan agar kekejaman Israel kepada Palestina segera diselesaikan,” kata Retno.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mencontohkan kekejaman Israel. Yakni dengan menyerang RS Indonesia di Palestina. Sehingga rumah sakit ini kehabisan bahan bakar dan tidak maksimal dalam melayani korban perang.

Jokowi dalam KTT tersebut menyampaikan bahwa OKI harus bersatu dan berada di depan untuk penyelesaian situasi di Gaza. Kepala Negara juga memberi empat usulan konkrit. Pertama, yakni gencatan senjata harus segera dilakukan. “Alasan Israel untuk self defense tidak dapat diterima. Ini merupaka colletive punishment,” kata Retno.

Kedua, Jokowi juga mengusulkan bantuan kemanusiaan harus diperluas. Negara yang tergabung dalam OKI harus mengusulkan penyaluran bantuan yang dapat terprediksi. Jokowi juga menyatakan Indonesia sudah memberikan bantuan. “Presiden mendesak semua pihak menghormati hukum humaniter internasional,” katanya.

Hukum ini sering kali juga disebut sebagai hukum konflik bersenjata yang mencakup Konvensi Jenewa dan Konvensi Den Haag beserta perjanjian-perjanjian, yurisprudensi, dan hukum kebiasaan internasional yang mengikutinya. Usulan Jokowi yang ketiga adalah OKI menggunakan semua lini untuk menuntut pertanggungjawaban Israel terhadap kekejaman kemanusiaan yang dilakukan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Lawatan Presiden Joko Widodo di Arab Saudi, banyak membahas soal konflik Palestina dan Israel. Selain mengikuti konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa pemimpin negara.

Kemarin (12/11), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan persnya menjelaskan rencana awalnya akan dilakukan dua KTT secara terpisah. Yakni KTT Liga Arab dan KTT OKI. “Namun untuk memberikan pesan yang kuat kepada dunia maka diputuskan bahwa kedua KTT tersebut digabung pelaksanaannya menjadi join summit,” ucapnya.

Retno menyebut, Presiden Jokowi merupakan salah satu pemimpin dunia yang langsung menyampaikan akan hadir. Padahal, undangan cukup mendadak, yakni pada 6 November lalu.

Alasannya, KTT ini dinilai penting untuk menunjukkan soliditas negara-negara OKI. “Dan untuk menemukan upaya tambahan agar kekejaman Israel kepada Palestina segera diselesaikan,” kata Retno.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mencontohkan kekejaman Israel. Yakni dengan menyerang RS Indonesia di Palestina. Sehingga rumah sakit ini kehabisan bahan bakar dan tidak maksimal dalam melayani korban perang.

Jokowi dalam KTT tersebut menyampaikan bahwa OKI harus bersatu dan berada di depan untuk penyelesaian situasi di Gaza. Kepala Negara juga memberi empat usulan konkrit. Pertama, yakni gencatan senjata harus segera dilakukan. “Alasan Israel untuk self defense tidak dapat diterima. Ini merupaka colletive punishment,” kata Retno.

Kedua, Jokowi juga mengusulkan bantuan kemanusiaan harus diperluas. Negara yang tergabung dalam OKI harus mengusulkan penyaluran bantuan yang dapat terprediksi. Jokowi juga menyatakan Indonesia sudah memberikan bantuan. “Presiden mendesak semua pihak menghormati hukum humaniter internasional,” katanya.

Hukum ini sering kali juga disebut sebagai hukum konflik bersenjata yang mencakup Konvensi Jenewa dan Konvensi Den Haag beserta perjanjian-perjanjian, yurisprudensi, dan hukum kebiasaan internasional yang mengikutinya. Usulan Jokowi yang ketiga adalah OKI menggunakan semua lini untuk menuntut pertanggungjawaban Israel terhadap kekejaman kemanusiaan yang dilakukan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/