2.000 Mayat Ditemukan di Pantai Miyagi
Tokyo-Ledakan baru kembali terjadi di reaktor nuklir Jepang, Senin (14/3). Rakyat khawatir hal ini akan menyebabkan terjadinya kebocoran radioaktif. Kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi, sebagaimana dilaporkan Reuters, menyatakan ada ledakan hidrogen di reaktor tersebut. Terlihat kepulan asap membubung tinggi di langit.
Ledakan kedua pada reaktor nuklir di Fukushima terjadi sekitar pukul 11.01 waktu setempat. Nuclear and Industrial Safety Agency mengatakan, ledakan tersebut berasal dari ledakan hidrogen pada reaktor nomor 3. Ledakan tidak menimbulkan kerusakan berarti pada kompleks reaktor. Namun, 11 orang dilaporkan mengalami luka-luka, termasuk 4 orang pekerja dalam industri tersebut dan 4 orang staf keamanan.
Nuclear and Industrial Safety Agency tersebut mengimbau agar siapa saja yang berada pada rentang wilayah 20 kilometer dari reaktor untuk tetap berada dalam ruangan. Sekitar 500 orang dilaporkan masih berada di area tersebut. Sekretaris Kabinet Yukio Edano mengatakan, bahwa ia telah menerima laporan ledakan tersebut. Ia mengatakan, sejauh ini volume material radioaktif yang tersebar ke angkasa masih berada pada level rendah.
Ledakan tersebut terjadi sebagai risiko upaya pendinginan yang dilakukan dengan mengalirkan air laut ke reaktor secara langsung karena sistem pendinginnya rusak. Hal tersebut menimbulkan reaksi yang menghasilkan hidrogen ke udara sehingga menimbulkan ledakan saat bertemu oksigen di stmosfer. Nuclear and Industrial Safety Agency menyatakan, meski dinding dan atap bangunan habis, bilik reaktor tetap utuh sehingga batang nuklir masih aman tidak meleleh.
“Kami pikir, ledakan hidrogen pada reaktor nomor 3 menyebabkan sistem pendingin pada reaktor nomor 2 gagal bekerja,” kata Yuko Edano seperti dikutip CNN.
Ia mengatakan, level air pada reaktor nomor 2 menurun, disertai dengan kenaikan tekanan. Pihak terkait merencanakan untuk melepaskan gas dan menginjeksikan air laut ke dalam reaktor sebagai gantinya. Sebelum kegagalan sistem pendingin di reaktor nomor 2, ledakan dilaporkan terjadi di reaktor nomor 3. Ledakan tidak menyebabkan kerusakan reaktor maupun kebocoran radioaktif yang signifikan. Sejauh ini, level radioaktif masih dalam batas wajar. US Navy mendeteksi adanya radiasi rendah hingga jarak 100 mil timur laut PLTN itu.
Sementara empat WNI di Jepang yang dievakuasi dari Fukushima telah menjalani pemeriksaan kesehatan.
Mereka dinyatakan aman dari radiasi. Dalam laman KBRI Jepang disebutkan empat WNI asal Fukushima yang tiba di Tokyo tadi siang telah dibawa ke rumah sakit militer di Tokyo untuk menjalani pemeriksaan kesehatan yang cukup ketat melalui radiologi dan pemeriksaan darah untuk memastikan kondisi mereka.
“Setelah pemeriksaan menyeluruh selama sekitar dua jam, mereka telah dinyatakan aman dari radiasi,” tulis situs KBRI Jepang, Senin (14/3).
Tim Relief KBRI Tokyo Gelombang I yang masih di Sendai Miyagi melaporkan bahwa tim telah menjemput tujuh orang perawat Indonesia bernama Wisita Permanasari, Mugiyati, Wihel, Desi, Jajang, Emey, dan Siti Nurlaeli. Tim juga telah berhasil menjemput 3 mahasiswa Indonesia dari Natori, yaitu Robert Dwiputra, Tahta Erlangga, dan Achmad Faisal Dwiputro. Pada pukul 14.30, Call Center KBRI Tokyo telah memperoleh konfirmasi kondisi selamat 10 perawat Indonesia di Aomori, yang sebelumnya dikabarkan hilang.
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menyatakan sebanyak 421 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Sumut yang bekerja di Jepang, selamat dari bencana. Disnaker juga menampik jika ada TKI asal Sumut yang tewas karena gem pa dan tsunami.
Kepala Seksi Standarisasi Kompetensi Pemagangan, Disnaker Sumut, Marlan, kepada wartawan mengatakan, berdasarkan koordinasi dan hasil pemeriksaan yang dilakukan, tidak seorang pun TKI asal Sumut yang mengalami cedera berat atau tewas di Jepang.
Sebelumnya, dua diantaranya sempat dikabarkan tewas tersapu tsunami yang melanda Jepang, Jumat (11/3) lalu.
“Sejumlah TKI asal Indonesia saat ini berada di lokasi pengungsian. Semuanya selamat. Namun kemungkinan besar tidak akan dievakuasi ke Indonesia,” terang Marlan.
Konsulat Jendral Japan di Medan, Yuji Hamada mengucapkan terima kasih atas ucapan belasungkawa serta bantuan. Yuji mengatakan, kondisi saat ini sudah membaik tapi masih sering terjadi gempa susulan dengan potensi rendah.
Bagaimana keluarganya? “Saya di Jepang tinggal di Tokyo jadi daerah saya cuma digoncang gempa saja tsunami tidak. Keluarga selamat semuanya, komunikasi saat ini melalui telepon selular sudah lancar,” katanya.
Korban gempa dan tsunami yang mengguncang Jepang pada Jumat lalu (11/3) terus bertambah. Tim penyelamat kemarin (14/3) menemukan 2.000 mayat di pantai Prefektur Miyagi, salah satu kawasan yang terparah dihantam tsunami. Jenazah mereka tercecer dan berserakan di sepanjang garis pantai.
Stasiun televisi pemerintah Nippon Hoso Kyokai (NHK) mengutip keterangan pejabat polisi bahwa 1.000 jenazah ditemukan di pantai Ojika atau Oshika Peninsula, Perfektur Miyagi, di timur laut Honshu, pulau utama dan terbesar di Jepang.
Sedangkan 1.000 jenazah lainnya ditemukan di Minamisanriku, kota di Prefektur Miyagi yang rusak parah akibat gempa dan seluruh wilayahnya terendam lumpur yang dibawa tsunami. Sebelumnya, sekitar 10 ribu warga kota itu dilaporkan hilang setelah tsunami menerjang. Sepuluh ribu warga Kota Kesennuma, Prefektur Miyagi, juga dilaporkan hilang. (mag-7/afp/ap/rtr/vie/ton/jpnn/c7/dwi)