25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Nuklir, Pembangkit tak Aman

Dunia Perketat Pengamanan

WINA – Krisis nuklir Jepang mengundang keprihatinan sedikitnya 70 negara di dunia. Keprihatinan itu muncul dalam Konvensi Keamanan Nuklir (CNS) selama 11 hari di Kota Wina, Austria. Pertemuan yang berakhir, Kamis (14/4) itu menghasilkan kesepakatan untuk memperketat prosedur pengamanan nuklir. Sedangkan Greenpace menyebutkan. nuklir bukan pembangkit listrik yang aman.

“Kami segera ambil langkah nyata untuk mencegah terjadinya insiden semacam itu pada reaktor di negara lain,” ungkap jubir CNS dalam jumpa pers seusai pertemuan.

Sebenarnya, forum CNS yang diikuti negara-negara anggota badan pengawas nuklir PBB (Badan Energi Atom Internasional atau IAEA) itu bertemu setiap tiga tahun. Tahun ini pertemuan sengaja digelar lagi terkait insiden nuklir di PLTN Fukushima Dai-ichi. Apalagi,  Jepang menaikkan level krisis  Fukushima dengan bencana nuklir Chernobyl 1986.

“Dunia menyadari signifikansi krisis nuklir Fukushima bagi negaralain yang menggunakan nuklir sebagai pembangkit energi. Karena itu, harus dirumuskan prosedur keamanan,” papar pernyataan CNS.

Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Naoto Kan berjanji melaporkan detail investigasi di PLTN Fukushima.
Seusai pertemuan CNS itu , Greenpeace berunjuk rasa menentang penggunaan nuklir sebagai energi. “Fukushima dan Chernobyl sudah cukup membuktikan, nuklir tak pernah menjadi pembangkit listrik yang aman meski pemerintah melakukan pengamanan,” seru Aslihan Tumer, aktivis Greenpeace.

Sementara itu, polisi Jepang mulai melakukan pencarian jenazah korban tsunami di area rawan radiasi pada radius 10 km di sekitar PLTN Fukushima kemarin. Pencarian itu dinilai mendesak karena dikhawatirkan jenazah membusuk setelah lebih dari sebulan terkubur pasca-gempa.

Polisi berpakaian tertutup warna putih guna menghindari efek radiasi. Mereka menggali berbagai titik di sekitar PLTN. Sebanyak 330 personel polisi yang turun itu adalah kelompok pertama yang dikerahkan di wilayah tanpa penghuni. Sebelumnya polisi dan tim penyelamat hanya mencari jenazah korban di lokasi aman dari radiasi pada radius 20 km dari PLTN sejak 3 April lalu.

Di dalam PLTN, tim penyelamat coba menghentikan kebocoran radioaktif ke perairan Samudera Pasifik. Mereka membangun pagar di dasar laut untuk memperlambat penyebaran radioaktif ke laut dan kemudian memompakan air yang terkontaminasi ke tangki-tangki.

Tokyo Electric Power Co. (TEPCO) selaku operator PLTN Fukushima menyatakan bahwa mereka menganalisis gambar yang diambil oleh helikopter di sekitar lokasi saat gempa dan tsunami terjadi serta bangunan reaktor hancur. Itu dilakukan untuk mempelajari kerusakannya.

Sebuah riset dilakukan atas empat kolam penampungan berisi lebih dari 1.000 batang bahan bakar nuklir yang meledak berhamburan ke angkasa setelah ledakan hidrogen menghancurkan PLTN. Hasilnya, sejumlah batang bahan baker nuklir tekah rusak, tetapi sebagian lain masih utuh.

Para pekerja PLTN juga terus memompakan aliran air yang terkontaminasi ke dalam tangki khusus. Itu dilakukan agar mereka bisa melanjutkan upaya memperbaiki sistem pendingin reaktor dengan aman. “Sejauh ini kami telah memindahkan 700 ton air dari sana,” seorang juru bicara TEPCO. “Meski semuanya berjalan lancar, proses ini akan memerlukan waktu beberapa minggu untuk memindahkan semua air yang tercemar, baik dari dalam atau luar PLTN,” tandasnya.  (ap/afp/hep/cak/dwi/jpnn)

Dunia Perketat Pengamanan

WINA – Krisis nuklir Jepang mengundang keprihatinan sedikitnya 70 negara di dunia. Keprihatinan itu muncul dalam Konvensi Keamanan Nuklir (CNS) selama 11 hari di Kota Wina, Austria. Pertemuan yang berakhir, Kamis (14/4) itu menghasilkan kesepakatan untuk memperketat prosedur pengamanan nuklir. Sedangkan Greenpace menyebutkan. nuklir bukan pembangkit listrik yang aman.

“Kami segera ambil langkah nyata untuk mencegah terjadinya insiden semacam itu pada reaktor di negara lain,” ungkap jubir CNS dalam jumpa pers seusai pertemuan.

Sebenarnya, forum CNS yang diikuti negara-negara anggota badan pengawas nuklir PBB (Badan Energi Atom Internasional atau IAEA) itu bertemu setiap tiga tahun. Tahun ini pertemuan sengaja digelar lagi terkait insiden nuklir di PLTN Fukushima Dai-ichi. Apalagi,  Jepang menaikkan level krisis  Fukushima dengan bencana nuklir Chernobyl 1986.

“Dunia menyadari signifikansi krisis nuklir Fukushima bagi negaralain yang menggunakan nuklir sebagai pembangkit energi. Karena itu, harus dirumuskan prosedur keamanan,” papar pernyataan CNS.

Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Naoto Kan berjanji melaporkan detail investigasi di PLTN Fukushima.
Seusai pertemuan CNS itu , Greenpeace berunjuk rasa menentang penggunaan nuklir sebagai energi. “Fukushima dan Chernobyl sudah cukup membuktikan, nuklir tak pernah menjadi pembangkit listrik yang aman meski pemerintah melakukan pengamanan,” seru Aslihan Tumer, aktivis Greenpeace.

Sementara itu, polisi Jepang mulai melakukan pencarian jenazah korban tsunami di area rawan radiasi pada radius 10 km di sekitar PLTN Fukushima kemarin. Pencarian itu dinilai mendesak karena dikhawatirkan jenazah membusuk setelah lebih dari sebulan terkubur pasca-gempa.

Polisi berpakaian tertutup warna putih guna menghindari efek radiasi. Mereka menggali berbagai titik di sekitar PLTN. Sebanyak 330 personel polisi yang turun itu adalah kelompok pertama yang dikerahkan di wilayah tanpa penghuni. Sebelumnya polisi dan tim penyelamat hanya mencari jenazah korban di lokasi aman dari radiasi pada radius 20 km dari PLTN sejak 3 April lalu.

Di dalam PLTN, tim penyelamat coba menghentikan kebocoran radioaktif ke perairan Samudera Pasifik. Mereka membangun pagar di dasar laut untuk memperlambat penyebaran radioaktif ke laut dan kemudian memompakan air yang terkontaminasi ke tangki-tangki.

Tokyo Electric Power Co. (TEPCO) selaku operator PLTN Fukushima menyatakan bahwa mereka menganalisis gambar yang diambil oleh helikopter di sekitar lokasi saat gempa dan tsunami terjadi serta bangunan reaktor hancur. Itu dilakukan untuk mempelajari kerusakannya.

Sebuah riset dilakukan atas empat kolam penampungan berisi lebih dari 1.000 batang bahan bakar nuklir yang meledak berhamburan ke angkasa setelah ledakan hidrogen menghancurkan PLTN. Hasilnya, sejumlah batang bahan baker nuklir tekah rusak, tetapi sebagian lain masih utuh.

Para pekerja PLTN juga terus memompakan aliran air yang terkontaminasi ke dalam tangki khusus. Itu dilakukan agar mereka bisa melanjutkan upaya memperbaiki sistem pendingin reaktor dengan aman. “Sejauh ini kami telah memindahkan 700 ton air dari sana,” seorang juru bicara TEPCO. “Meski semuanya berjalan lancar, proses ini akan memerlukan waktu beberapa minggu untuk memindahkan semua air yang tercemar, baik dari dalam atau luar PLTN,” tandasnya.  (ap/afp/hep/cak/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/