SUMUTPOS.CO – Setelah 43 tahun berlalu, aksi percobaan pembunuhan paling serius terhadap seorang presiden atau capres AS kembali terulang. Kemarin (14/7) waktu AS, bakal calon presiden Donald Trump menjadi sasaran penembakan saat tengah berkampanye di atas panggung di Butler, Pennsylvania.
PADA momen kampanye itu, Trump tengah memamerkan grafik jumlah penyeberangan migran di perbatasan. Sekitar enam menit pidatonya, suara letusan senjata terdengar di antara kerumunan. Trump terlihat menjulurkan tangan kanannya ke sekitar telinga kanan. Darah mengucur di sekitar wajah bagian kanannya.
Pria 78 tahun itu dengan cepat merunduk. Di belakang Trump, enam agen dari pasukan US Secret Service langsung mengerumuninya. Suara tembakan dan teriakan masih terdengar di antara kerumunan massa yang berjumlah ribuan orang itu. Para petugas lainnya turut naik ke atas panggung sambil menenteng senapan.
Hanya dalam hitungan sekitar 1 menit setelah peluru menyasarnya, para agen itu mengangkat Trump untuk berdiri. ’’Sepatu saya, biarkan saya mengambil sepatu,’’ kata Trump sambil dibantu para agen.
Rambutnya acak-acakan. Topi merah ‘Make America Great Again’ yang dipakai presiden AS ke-45 itu entah di mana. Sejurus kemudian, Trump mengepalkan tangannya sambil berteriak ‘’Fight, fight!’’. ’’USA! USA!,’’ balas kerumunan simpatisannya itu.
Trump terus mengepalkan tinju saat para agen mendorongnya masuk ke dalam mobil SUV. Kerumunan itu terus meneriakkan USA! USA!.
Dilansir dari AFP, US Secret Service menyebut, seorang penonton tewas, dan 2 penonton terluka kritis. Dinas Rahasia AS itu menambahkan, percobaan pembunuhan itu dilepaskan oleh tembakan dari posisi yang lebih tinggi dari lokasi panggung.
Insiden penembakan kepada Trump itu merupakan upaya pertama untuk membunuh seorang presiden atau calon presiden sejak Presiden AS Ronald Reagan ditembak pada 1981 silam.
Bahaya kampanye meningkat setelah pembunuhan Robert F Kennedy di California pada 1968. Ancaman ini kembali muncul pada 1972 ketika Arthur Bremer menembak dan melukai George Wallace, kandidat independen yang platform kampanyenya kadang dibandingkan dengan Trump.
Pelaku penembakan kepada Trump dinyatakan tewas. Beberapa jam setelah insiden itu, FBI menyebut telah mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks sebagai pelaku. Saat melancarkan aksinya, pemuda 20 tahun itu disebut melepaskan sekitar selusin tembakan dengan senapan AR ke arah Trump yang sedang berpidato. Sumber New York Post menyebut, Crooks beraksi dari atap pabrik yang berjarak kurang lebih sekitar 130 meter dari panggung Trump di Butler Farm Show.
Dari catatan pemungutan suara di negara bagian, Crooks terdaftar sebagai anggota Partai Republik yang notabene mengusung Trump sebagai capres. Catatan menunjukkan Crooks terdaftar sebagai pemilih Partai Republik di Pennsylvania, tetapi laporan keuangan kampanye federal juga menunjukkan bahwa dia memberikan USD 15 kepada komite aksi politik progresif pada 20 Januari 2021, hari ketika Presiden Joe Biden dilantik. Motif mengapa Crook menembak capres dari partai yang didukungnya masih belum jelas.
’’Malam ini kami mengalami apa yang kami sebut percobaan pembunuhan terhadap mantan presiden kita, Donald J Trump. Ini masih merupakan penyelidikan aktif,’’ ujar Agen khusus FBI, Kevin Rojek sambil menunjukkan bahwa mereka memiliki sejumlah agen tempat kejadian untuk menyelidiki insiden tersebut.
Setelah melalui hari yang menegangkan, Trump dilaporkan dalam kondisi yang stabil. Dia dilaporkan telah keluar dari sebuah rumah sakit setelah mendapat perawatan, sebut dua sumber kepada CBS News.
Dalam komentar pertamanya, Trump berterima kasih kepada Dinas Rahasia AS, dan penegak hukum lainnya atas respons cepat mereka terhadap penembakan yang baru saja terjadi.
’’Yang paling penting, saya ingin menyampaikan belasungkawa saya kepada keluarga korban yang terbunuh dalam demonstrasi tersebut, dan juga kepada keluarga korban lainnya yang terluka parah,’’ katanya dalam unggahan.
’’Sungguh luar biasa bahwa tindakan seperti itu dapat terjadi di negara kita. Tidak ada yang diketahui saat ini tentang penembaknya, yang sekarang sudah meninggal,’’ tambahnya.
Pria yang lahir dan besar di Queens, New York, itu mengakhiri postingannya dengan kalimat Tuhan Memberkati Amerika!.
Dilansir BBC, seorang saksi mata melihat seorang pria dengan senapan di atap di dekatnya sebelum tembakan terdengar. Sebelum penembakan terjadi, para saksi mengatakan mereka berusaha mati-matian untuk memperingatkan polisi bahwa seorang sniper yang membawa senapan sedang merangkak di atap.
’’Anda dapat dengan jelas melihatnya membawa senapan. Kami menunjuk ke arahnya. Polisi sedang berlarian di lapangan. Kami seperti ‘Hei kawan, orang di atap dengan senapan itu’. Dan polisi bertanya ‘Hah?’. Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi,’’ ujar seorang saksi pria kepada BBC News menceritakan kronologi penembakan itu.
Saksi mata lainnya yang berada di sekitar lokasi kampanye mengatakan bahwa dia dan teman-temannya melihat seorang pria berpakaian kamuflase coklat naik ke atap sebuah gedung dengan membawa senapan dan memperingatkan polisi tentang hal itu.
’’Secret Service sedang melihat kami dari atas gudang, saya menunjuk ke atap itu – dan tahu-tahu, (sekitar) lima tembakan terdengar,’’ kata saksi tersebut, menggambarkan betapa cepatnya insiden itu.
 Simpati Berdatangan untuk Trump
Putri tertua Trump, Ivanka, berterima kasih kepada masyarakat atas dukungan yang diberikan kepada ayahnya. ’’Atas cinta dan doa Anda untuk ayah saya dan para korban kekerasan tidak masuk akal lainnya di Butler, Pennsylvania. Berterima kasih kepada Dinas Rahasia dan semua penegak hukum laiannya atas tindakan cepat dan tegasnya saat ini. Saya terus berdoa untuk negara kita. Aku mencintaimu Ayah, hari ini dan selalu,’’ ujar Ivanka melalui X.
Satu-satunya rival Trump dalam pilpres, Joe Biden, turut mengecam aksi itu. ’’Saya bersyukur mendengar dia (Donald Trump) aman dan baik-baik saja. Saya berdoa untuk dia dan keluarganya dan untuk semua orang yang hadir pada pertemuan massa tersebut, sambil menunggu informasi lebih lanjut,’’ ujar Biden dalam pernyataannya.
’’Jill dan saya berterima kasih kepada Secret Service karena telah menyelamatkannya. Tidak ada tempat untuk kekerasan seperti ini di Amerika. Kita harus bersatu sebagai satu bangsa untuk mengutuknya,’’ imbuh Biden.
Gedung Putih mengatakan Biden menelepon Trump usai insiden penembakan di kampanyenya di Pennsylvania. Biden juga berbicara dengan Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro dan Walikota Butler Bob Dandoy usai insiden itu.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut, insiden percobaan pembunuhan ini merupakan hal yang tidak memiliki tempat dalam demokrasi. ’’Saya sangat terkejut dengan penembakan yang terjadi saat kampanye mantan Presiden Trump. Saya mendoakan agar Donald Trump segera pulih dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang tidak bersalah. Kekerasan politik tidak memiliki tempat dalam demokrasi,’’ kata Ursula.
Senada, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut ini adalah tragedi bagi demokrasi. Ia mengaku terkejut atas aksi brutal itu. ’’Pikiran saya tertuju pada Presiden Donald Trump, korban upaya pembunuhan. Saya mengirimkan kepadanya harapan saya untuk kesembuhan yang cepat,’’ ujarnya.
Tragedi penembakan Donald Trump mendapatkan respon dari penjuru dunia. Presiden RI Joko Widodo mengaku terkejut dan sedih atas peristiwa penembakan yang menimpa Donald Trump. “Saya terkejut dan sedih atas kejadian penembakan terhadap mantan Presiden Donald Trump hari ini,” ujar Jokowi dalam cuitannya, Minggu (14/7).
Jokowi menegaskan, segala bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan. Dia berharap orang-orang yang tertembak segera sembuh. “Segala bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan di dalam kehidupan berdemokrasi di seluruh dunia,” tuturnya. (dee/wan/jpg)