HONOLULU- Pemimpin Asia Pasifik berjanji mendukung pasar bebas dan penerapan teknologi energi bersih. Langkah-langkah itu penting untuk menghadapi risiko-risiko penurunan secara signifikan atas ekonomi global.
Kantor berita Reuters, bertekad di atas disampaikan para pemimpin negara anggota Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) saat menggelar pertemuan tahunan di Hawaii, AS, Minggu siang waktu setempat atau Senin (14/11) WIB.
Beranggotakan 21 negara dan wilayah ekonomi khusus, pertemuan tahunan APEC ini juga diikuti Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam deklarasi pertemuan tahunan itu, APEC menyadari pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di banyak negara tengah menurun. Krisis keuangan di Eropa baru-baru ini juga memberi pengaruh bagi ketidakpastian ekonomi global. “Tantangan-tantangan ini justru memperkuat komitmen kami untuk bekerjasama,” demikian deklarasi para pemimpin APEC.
APEC tahun ini sepakat mendukung perdagangan barang dan jasa yang ramah lingkungan. Di akhir 2012, para anggota APEC akan menghapus syarat adanya kandungan lokal pada produk ramah lingkungan. Isu itu selama ini menjadi kendala bagi perusahaan-perusahaan AS di Cina dan di pasar-pasar lain di Asia Pasifik.
Para anggota APEC pun akan menyusun daftar produk ramah lingkungan yang bisa dikenakan pemotongan tarif hingga 5 persen di akhir 2015. Kebijakan ini bisa memicu perdagangan pada produk-produk mutakhir yang ramah lingkungan.
“Komitmen bagi barang dan jasa yang ramah lingkungan di APEC ini ternyata sangat besar,” kata Jake Colvin wakil presiden dari National Foreign Trade Council, yang melingkupi kalangan industri utama di AS seperti Boeing, Caterpillar, dan General Electric. (net/jpnn)