25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dua Masjid Ditembaki Teroris, 49 Orang Tewas, Seniman Indonesia Kritis

IST/SUMUT POS
EVAKUASI: Petugas Kepolisian Selandia Baru mengevakuasi salah seorang korban penembakan di Masjid Al Noor, Selandia Baru, Jumat (15/3)

SELANDIA BARU, SUMUTPOS.CO – PIHAK berwenang mengatakan satu tersangka telah ditahan dan mereka sedang memburu pelaku “penembak aktif” yang melarikan diri setelah penembakan.

Seorang pria bersenjata, berpakaian hitam dengan helm yang membawa senapan mesin datang ke bagian belakang masjid dan mulai menembaki orang-orang yang sedang beribadah di sana.

Ada 2 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penembakan di Masjid Al Noor. Keduanya adalah ayah dan anak.

Korban diketahui bernama Zulfirmansyah. Dia merupakan anggota Komunitas Seni Sakato di Yogyakarta. Korban kini sedang dirawat di rumah sakit.

Dia bersama anak laki-lakinya sedang melakukan salat Jumat. Menurut penuturan dari kerabat korban, Dio Pamola, kini dia sedang melakukan operasi.

“Berdasarkan info yang saya dapat tadi siang, beliau selamat dan sedang dioperasi,” kata Dio saat dihubungi JawaPos.com (Grup Sumut Pos), Jumat (15/3).

“Dia kena tembakan di bagian paru-paru, kami mengetahui berita ini dari istrinya,” katanya.

Dia juga menambahkan, untuk info lebih lanjut kerabat sedang menunggu dari KBRI di Wellington. Kata Dio, korban sedang berada di Selandia Baru dua bulan terakhir untuk sebuah pekerjaan.

Terpisah, Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya mengatakan, ada 2 orang WNI yang menjadi korban tembakan.

“Ayahnya dalam keadaan kritis karena ditembak berkali-kali, anaknya terkena satu tembakan,” kata Tantowi kepada awak media melalui pesan teksnya.

KBRI Wellington telah mengirimkan tim dan masih berkoordinasi dengan petugas keamanan setempat dan mengecek rumah sakit.

Belakangan, identitas pelaku terungkap. Ia adalah Brenton Tarrant. Seperti diketahui, ia merekam dan membagikan secara live penembakan yang dilakukannnya di masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru.

Secara membabi buta, Tarrant menembaki puluhan orang yang sedang salat Jumat di Masjid Al Noor dan masjid lainnya di Linwood Avenue.

Alasan Tarrant untuk melakukan serangan brutal itu adalah untuk memusnahkan imigran yang dianggapnya penjajah karena ‘merebut’ tanah yang awalnya ditempati ras kulit putih.

“Menunjukkan kepada penjajah bahwa tanah kami (orang kulit putih) tidak akan pernah menjadi tanah mereka, tanah air kita adalah milik kita sendiri dan bahwa, selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah menaklukkan tanah kami dan mengganti orang-orang kami ” tulisnya dalam sebuah manifesto yang diunggahnya di akun Twitter, seperti dikutip, news.com.au.

Akun pria asal Grafton Australia ini kini telah dihapus oleh pihak Twitter. Tarrant mengungkapkan dia telah merencanakan serangan tersebut hingga dua tahun, lalu memutuskan di Christchurch tiga bulan lalu.

Dia mengatakan Selandia Baru bukan pilihan pertamanya untuk menyerang. Tapi menjelaskan Selandia Baru sebagai “target yang kaya akan suasana yang sama seperti di tempat mana pun di Barat”.

Teranyar, korban tewas dalam penembakan di dua masjid Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15) bertambah menjadi 49 orang.

Komisioner Polisi Mike Bush mengatakan, sebanyak 41 di antaranya merupakan korban penembakan di Masjid An Nur di Dean Avenue.

Sedangkan 8 lainnya di Masjid Linwood Avenue. Di antara korban terdapat anak-anak. Sementara itu jumlah korban luka lebih dari 20 orang.

Sebelumnya Bush mengatakan, jumlah yang meninggal 48 orang. Namun ada satu tambahan korban yang sudah berada di rumah sakit.

Sementara itu polisi sempat menangkap empat orang terkait penyerangan brutal ini. Namun seorang pelaku yang ditangkap terakhir dibebaskan karena tidak terkait dengan penembakan.

Tiga lainnya kini ditahan, termasuk seorang pria Australia berusia 20-an tahun. Dia akan diseret ke pengadilan Sabtu besok atas tuduhan pembunuhan.

Sementara itu dua pelaku lain ditangkap di lokasi dan akan dijerat dengan tuduhan kepemilikan senjata.

Polisi menemukan beberapa senjata dari dua lokasi penembakan. Selain itu, ada dua bom yang ditaruh di dua mobil namun belum sempat diledakkan. (jpc/bbs/ala)

IST/SUMUT POS
EVAKUASI: Petugas Kepolisian Selandia Baru mengevakuasi salah seorang korban penembakan di Masjid Al Noor, Selandia Baru, Jumat (15/3)

SELANDIA BARU, SUMUTPOS.CO – PIHAK berwenang mengatakan satu tersangka telah ditahan dan mereka sedang memburu pelaku “penembak aktif” yang melarikan diri setelah penembakan.

Seorang pria bersenjata, berpakaian hitam dengan helm yang membawa senapan mesin datang ke bagian belakang masjid dan mulai menembaki orang-orang yang sedang beribadah di sana.

Ada 2 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penembakan di Masjid Al Noor. Keduanya adalah ayah dan anak.

Korban diketahui bernama Zulfirmansyah. Dia merupakan anggota Komunitas Seni Sakato di Yogyakarta. Korban kini sedang dirawat di rumah sakit.

Dia bersama anak laki-lakinya sedang melakukan salat Jumat. Menurut penuturan dari kerabat korban, Dio Pamola, kini dia sedang melakukan operasi.

“Berdasarkan info yang saya dapat tadi siang, beliau selamat dan sedang dioperasi,” kata Dio saat dihubungi JawaPos.com (Grup Sumut Pos), Jumat (15/3).

“Dia kena tembakan di bagian paru-paru, kami mengetahui berita ini dari istrinya,” katanya.

Dia juga menambahkan, untuk info lebih lanjut kerabat sedang menunggu dari KBRI di Wellington. Kata Dio, korban sedang berada di Selandia Baru dua bulan terakhir untuk sebuah pekerjaan.

Terpisah, Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya mengatakan, ada 2 orang WNI yang menjadi korban tembakan.

“Ayahnya dalam keadaan kritis karena ditembak berkali-kali, anaknya terkena satu tembakan,” kata Tantowi kepada awak media melalui pesan teksnya.

KBRI Wellington telah mengirimkan tim dan masih berkoordinasi dengan petugas keamanan setempat dan mengecek rumah sakit.

Belakangan, identitas pelaku terungkap. Ia adalah Brenton Tarrant. Seperti diketahui, ia merekam dan membagikan secara live penembakan yang dilakukannnya di masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru.

Secara membabi buta, Tarrant menembaki puluhan orang yang sedang salat Jumat di Masjid Al Noor dan masjid lainnya di Linwood Avenue.

Alasan Tarrant untuk melakukan serangan brutal itu adalah untuk memusnahkan imigran yang dianggapnya penjajah karena ‘merebut’ tanah yang awalnya ditempati ras kulit putih.

“Menunjukkan kepada penjajah bahwa tanah kami (orang kulit putih) tidak akan pernah menjadi tanah mereka, tanah air kita adalah milik kita sendiri dan bahwa, selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah menaklukkan tanah kami dan mengganti orang-orang kami ” tulisnya dalam sebuah manifesto yang diunggahnya di akun Twitter, seperti dikutip, news.com.au.

Akun pria asal Grafton Australia ini kini telah dihapus oleh pihak Twitter. Tarrant mengungkapkan dia telah merencanakan serangan tersebut hingga dua tahun, lalu memutuskan di Christchurch tiga bulan lalu.

Dia mengatakan Selandia Baru bukan pilihan pertamanya untuk menyerang. Tapi menjelaskan Selandia Baru sebagai “target yang kaya akan suasana yang sama seperti di tempat mana pun di Barat”.

Teranyar, korban tewas dalam penembakan di dua masjid Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15) bertambah menjadi 49 orang.

Komisioner Polisi Mike Bush mengatakan, sebanyak 41 di antaranya merupakan korban penembakan di Masjid An Nur di Dean Avenue.

Sedangkan 8 lainnya di Masjid Linwood Avenue. Di antara korban terdapat anak-anak. Sementara itu jumlah korban luka lebih dari 20 orang.

Sebelumnya Bush mengatakan, jumlah yang meninggal 48 orang. Namun ada satu tambahan korban yang sudah berada di rumah sakit.

Sementara itu polisi sempat menangkap empat orang terkait penyerangan brutal ini. Namun seorang pelaku yang ditangkap terakhir dibebaskan karena tidak terkait dengan penembakan.

Tiga lainnya kini ditahan, termasuk seorang pria Australia berusia 20-an tahun. Dia akan diseret ke pengadilan Sabtu besok atas tuduhan pembunuhan.

Sementara itu dua pelaku lain ditangkap di lokasi dan akan dijerat dengan tuduhan kepemilikan senjata.

Polisi menemukan beberapa senjata dari dua lokasi penembakan. Selain itu, ada dua bom yang ditaruh di dua mobil namun belum sempat diledakkan. (jpc/bbs/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/