30 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Industri Lumpuh, Kerugian Capai Rp 26,7 T

Banjir Dua Bulan Tewaskan 297 Korban

BANGKOK – Tanggul penahan banjir terus dibangun di Bangkok kemarin (16/10). Karena itu, pemerintah Thailand yakin kota berpenduduk 12 juta jiwa tersebut akan terhindar dari banjir parah yang telah menerjang ne geri itu selama dua bulan terakhir.

Banjir terparah dalam lima dekade di Thailand tersebut merendam sebagian wilayah negara kerajaan itu. Korban jiwa terus bertambah. Hingga kemarin pagi, pemerintah Thailand menyatakan bahwa banjir selama dua bulan di negeri itu telah merenggut 297 korban jiwa. Lebih dari 8,5 juta warga di 61 provinsi juga terkena dampaknya. Akibat genangan banjir yang tinggi, warga diungsikan ke tempat penampungan sementara.

Tidak hanya merendam wilayah perumahan, banjir juga menggenangi sejumlah pusat bisnis dan menutup banyak pabrik. Sektor industri pun terpukul. Sepertiga wilayah Negeri Gajah Putih itu terendam banjir. Total kerugian akibat bencana tersebut ditaksir 3 miliar US dolar (sekitar Rp 26,7 triliun).

Genangan banjir diperkirakan tidak akan surut dalam beberapa hari mendatang. Pasalnya, hujan deras mungkin masih mengancam negeri itu akibat angin muson. Kendati begitu, Bangkok diyakini bakal terhindar dari ancaman banjir. Padahal, wilayah ibu kota Thailand itu berada di dataran rendah.

Satu yang ditempuh pemerintah Thailand adalah memperdalam dan memperluas kanal di wilayah Bangkok. “Kami sedang dan terus mengeruk sejumlah kanal di barat dan timur. Pengerjaannya harus tuntas dalam waktu tidak lebih dari sepekan ini,” kata Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra kepada wartawan kemarin. “Departemen Irigasi telah menyediakan informasi terbaru soal level air di sungai sehingga dapat meyakinkan kami (bahwa Bangkok tidak akan terkena banjir),” lanjutnya.

Provinsi Ayutthaya, Pathum Thani, dan Nakhon Sawan di utara Bangkok merupakan wilayah yang paling parah tergenang banjir. Bencana itu telah memaksa sejumlah kawasan industri tutup, termasuk Bang Pa-In di Ayutthaya, pada Sabtu lalu (15/10). Kawasan industri lain, Factory Land di Ayutthaya, di mana terdapat 93 pabrik dengan 8.500 pekerja, tergenang banjir sejak dini hari kemarin.

Sebagian besar pabrik-pabrik itu memroduksi komponen elektronik dan suku cadang mobil. Hal ini akan menambah masalah bagi perusahaan-perusahaan internasional yang memanfaatkan Thailand sebagai pusat produksi regional. Produsen mobil Jepang Honda Motor Co Ltd telah menutup pabriknya di Ayutthaya, yang selama ini menyumbang 4,7 persen dari produksi globalnya. Penutupan pabrik akan berlangsung hingga 21 Oktober nanti.

Pemerintah khawatir kawasan industri lain, seperti Nava Nakorn di Provinsi Pathum Thani, utara Bangkok, bakal tergenang. Sebab, kawasan industri tersebut  berada dalam jalur aliran banjir menuju ibu kota. Tentara dan pekerja dari kawasan industri tertua di Thailand itu telah dikerahkan untuk memperkuat tanggul dan memindahkan aliran air.
Pemerintah Thailand juga berupaya melindungi Bangkok dengan membangun tembok atau tanggul penahan banjir yang sejauh ini efektif menahan masuknya air bah. Namun, langkah tersebut mengakibatkan sejumlah wilayah di luar Bangkok makin terendam. Sebab, air terus meluap. Menurut Menteri Pertanian Theera Wongsamut, ada sinyal positif bahwa situasi akan membaik dan ketinggian genangan air di sejumlah provinsi di utara Bangkok segera surut. “Air bah dari wilayah utara mengalir melewati Bangkok menuju ke Teluk Thailand kemarin,” jelasnya.  (afp/cnn/rtr/cak/dwi/jpnn)

Banjir Dua Bulan Tewaskan 297 Korban

BANGKOK – Tanggul penahan banjir terus dibangun di Bangkok kemarin (16/10). Karena itu, pemerintah Thailand yakin kota berpenduduk 12 juta jiwa tersebut akan terhindar dari banjir parah yang telah menerjang ne geri itu selama dua bulan terakhir.

Banjir terparah dalam lima dekade di Thailand tersebut merendam sebagian wilayah negara kerajaan itu. Korban jiwa terus bertambah. Hingga kemarin pagi, pemerintah Thailand menyatakan bahwa banjir selama dua bulan di negeri itu telah merenggut 297 korban jiwa. Lebih dari 8,5 juta warga di 61 provinsi juga terkena dampaknya. Akibat genangan banjir yang tinggi, warga diungsikan ke tempat penampungan sementara.

Tidak hanya merendam wilayah perumahan, banjir juga menggenangi sejumlah pusat bisnis dan menutup banyak pabrik. Sektor industri pun terpukul. Sepertiga wilayah Negeri Gajah Putih itu terendam banjir. Total kerugian akibat bencana tersebut ditaksir 3 miliar US dolar (sekitar Rp 26,7 triliun).

Genangan banjir diperkirakan tidak akan surut dalam beberapa hari mendatang. Pasalnya, hujan deras mungkin masih mengancam negeri itu akibat angin muson. Kendati begitu, Bangkok diyakini bakal terhindar dari ancaman banjir. Padahal, wilayah ibu kota Thailand itu berada di dataran rendah.

Satu yang ditempuh pemerintah Thailand adalah memperdalam dan memperluas kanal di wilayah Bangkok. “Kami sedang dan terus mengeruk sejumlah kanal di barat dan timur. Pengerjaannya harus tuntas dalam waktu tidak lebih dari sepekan ini,” kata Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra kepada wartawan kemarin. “Departemen Irigasi telah menyediakan informasi terbaru soal level air di sungai sehingga dapat meyakinkan kami (bahwa Bangkok tidak akan terkena banjir),” lanjutnya.

Provinsi Ayutthaya, Pathum Thani, dan Nakhon Sawan di utara Bangkok merupakan wilayah yang paling parah tergenang banjir. Bencana itu telah memaksa sejumlah kawasan industri tutup, termasuk Bang Pa-In di Ayutthaya, pada Sabtu lalu (15/10). Kawasan industri lain, Factory Land di Ayutthaya, di mana terdapat 93 pabrik dengan 8.500 pekerja, tergenang banjir sejak dini hari kemarin.

Sebagian besar pabrik-pabrik itu memroduksi komponen elektronik dan suku cadang mobil. Hal ini akan menambah masalah bagi perusahaan-perusahaan internasional yang memanfaatkan Thailand sebagai pusat produksi regional. Produsen mobil Jepang Honda Motor Co Ltd telah menutup pabriknya di Ayutthaya, yang selama ini menyumbang 4,7 persen dari produksi globalnya. Penutupan pabrik akan berlangsung hingga 21 Oktober nanti.

Pemerintah khawatir kawasan industri lain, seperti Nava Nakorn di Provinsi Pathum Thani, utara Bangkok, bakal tergenang. Sebab, kawasan industri tersebut  berada dalam jalur aliran banjir menuju ibu kota. Tentara dan pekerja dari kawasan industri tertua di Thailand itu telah dikerahkan untuk memperkuat tanggul dan memindahkan aliran air.
Pemerintah Thailand juga berupaya melindungi Bangkok dengan membangun tembok atau tanggul penahan banjir yang sejauh ini efektif menahan masuknya air bah. Namun, langkah tersebut mengakibatkan sejumlah wilayah di luar Bangkok makin terendam. Sebab, air terus meluap. Menurut Menteri Pertanian Theera Wongsamut, ada sinyal positif bahwa situasi akan membaik dan ketinggian genangan air di sejumlah provinsi di utara Bangkok segera surut. “Air bah dari wilayah utara mengalir melewati Bangkok menuju ke Teluk Thailand kemarin,” jelasnya.  (afp/cnn/rtr/cak/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/