25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kabur dari Tahanan, Tiga Warga Prancis Kembali ke ISIS

WANITA ISIS: Para wanita pengikut ISIS membentangkan bendera ISIS.

TIGA perempuan Prancis dilaporkan kabur dari tahanan kelompok Kurdi di utara Suriah dan kembali ke dalam genggaman ISIS.

Ketiga perempuan itu awalnya pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Ketiganya ditangkap milisi Kurdi setelah kelompok teroris pimpinan Abu Bakr Al-Baghdad itu kalah pada 2018 lalu.

AFP berhasil mendapatkan pesan yang dikirimkan salah satu perempuan tersebut kepada keluarganya. Dalam pesan itu, perempuan tersebut menuturkan mereka telah diambil lagi oleh ISIS.

“Kami baru menyadari bahwa ISIS telah mengambil kami,” tulis perempuan itu dalam pesan tersebut.

Melalui sebuah pesan, salah satu keluarga dari ketiga perempuan itu mengatakan kepada seorang pengacara, Marie Dose, bahwa sekelompok pria yang membawa perempuan-perempuan tersebut mengaku berasal dari ISIS.

“Mereka mengatakan, Kami adalah saudara dari ISIS, kami akan membawamu ke tempat aman. Kalian adalah bagian dari ISIS dan akan tinggal di sini,” kata anggota keluarga tersebut mengutip cerita salah satu perempuan dalam pesan yang diterimanya.

Insiden ini terjadi ketika kelompok pemberontak Kurdi yang menguasai wilayah di utara Suriah melaporkan bahwa sedikitnya 800 anggota keluarga milisi ISIS kabur dari kamp-kamp penahanan mereka.

Ratusan anggota milisi ISIS itu terdiri dari perempuan dan anak-anak yang berasal dari sedikitnya 54 negara.

Otoritas Kurdi menyalahkan serangan Turki ke utara Suriah atas ratusan keluarga simpatisan ISIS yang kabur tersebut.

Sejak kejatuhan ISIS di Irak dan Suriah tahun lalu, sebanyak 12 ribu militan ISIS bersama keluarganya ditahan di sejumlah kamp penahanan Kurdi. Sekitar 2.500-3.000 simpatisan ISIS itu merupakan warga asing.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, menuturkan dia segera bertolak ke Irak untuk mendiskusikan “keamanan” para tahanan ISIS di utara Suriah.

“Atas permintaan Presiden Emmanuel Macron, saya akan segera pergi ke Irak untuk mendiskusikan masalah ini dengan seluruh pihak termasuk kelompok Kurdi, terutama terkait realita terhadap situasi keamanan dan juga keamanan kita,” kata Drian.

Menurut Drian, puluhan warga Prancis juga ditahan di kamp-kamp Kurdi tersebut karena diduga terlibat ISIS.

Sejumlah sumber diplomatik Prancis menuturkan setidaknya ada 60-70 warga yang ditahan. Namun, ia tak menjelaskan apa mereka termasuk tawanan yang kabur.

“Musuh utama dari seluruh aktor di Timur Tengah itu masih tetap ISIS. Bagi kami, koalisi anti-ISIS masih ada,” kata Le Drian. (bbs/azw)

WANITA ISIS: Para wanita pengikut ISIS membentangkan bendera ISIS.

TIGA perempuan Prancis dilaporkan kabur dari tahanan kelompok Kurdi di utara Suriah dan kembali ke dalam genggaman ISIS.

Ketiga perempuan itu awalnya pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Ketiganya ditangkap milisi Kurdi setelah kelompok teroris pimpinan Abu Bakr Al-Baghdad itu kalah pada 2018 lalu.

AFP berhasil mendapatkan pesan yang dikirimkan salah satu perempuan tersebut kepada keluarganya. Dalam pesan itu, perempuan tersebut menuturkan mereka telah diambil lagi oleh ISIS.

“Kami baru menyadari bahwa ISIS telah mengambil kami,” tulis perempuan itu dalam pesan tersebut.

Melalui sebuah pesan, salah satu keluarga dari ketiga perempuan itu mengatakan kepada seorang pengacara, Marie Dose, bahwa sekelompok pria yang membawa perempuan-perempuan tersebut mengaku berasal dari ISIS.

“Mereka mengatakan, Kami adalah saudara dari ISIS, kami akan membawamu ke tempat aman. Kalian adalah bagian dari ISIS dan akan tinggal di sini,” kata anggota keluarga tersebut mengutip cerita salah satu perempuan dalam pesan yang diterimanya.

Insiden ini terjadi ketika kelompok pemberontak Kurdi yang menguasai wilayah di utara Suriah melaporkan bahwa sedikitnya 800 anggota keluarga milisi ISIS kabur dari kamp-kamp penahanan mereka.

Ratusan anggota milisi ISIS itu terdiri dari perempuan dan anak-anak yang berasal dari sedikitnya 54 negara.

Otoritas Kurdi menyalahkan serangan Turki ke utara Suriah atas ratusan keluarga simpatisan ISIS yang kabur tersebut.

Sejak kejatuhan ISIS di Irak dan Suriah tahun lalu, sebanyak 12 ribu militan ISIS bersama keluarganya ditahan di sejumlah kamp penahanan Kurdi. Sekitar 2.500-3.000 simpatisan ISIS itu merupakan warga asing.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, menuturkan dia segera bertolak ke Irak untuk mendiskusikan “keamanan” para tahanan ISIS di utara Suriah.

“Atas permintaan Presiden Emmanuel Macron, saya akan segera pergi ke Irak untuk mendiskusikan masalah ini dengan seluruh pihak termasuk kelompok Kurdi, terutama terkait realita terhadap situasi keamanan dan juga keamanan kita,” kata Drian.

Menurut Drian, puluhan warga Prancis juga ditahan di kamp-kamp Kurdi tersebut karena diduga terlibat ISIS.

Sejumlah sumber diplomatik Prancis menuturkan setidaknya ada 60-70 warga yang ditahan. Namun, ia tak menjelaskan apa mereka termasuk tawanan yang kabur.

“Musuh utama dari seluruh aktor di Timur Tengah itu masih tetap ISIS. Bagi kami, koalisi anti-ISIS masih ada,” kata Le Drian. (bbs/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/