26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Sudah di Bandara, Arroyo Dihalangi Terbang

MANILA – Keinginan mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo untuk berobat keluar negeri terpaksa harus diurungkan lagi. Otoritas setempat mencegahnya pergi saat sudah berada di bandara bersama sang suami sebelum meninggalkan Manila. Pemerintah Filipina beralasan akan mengajukan peninjauan kembali atas putusan Mahkamah Agung yang mengizinkan Arroyo pergi ke luar negeri.

Ditemani suami dan putranya, Arroyo tiba di Bandara Manila dengan mengendarai ambulans. Dia lalu dibawa ke ruang keberangkatan menggunakan kursi roda. Saat itu Arroyo terlihat mengenakan masker wajah dan penyangga leher.
Juru Bicara Kepresidenan Filipina Edwin Laceirda menyatakan pasangan mantan kepala negara yang tengah dalam pemeriksaan dugaan kasus korupsi dan kecurangan pemilu tersebut akan diperlakukan secara manusiawi. “Namun, kami akan tegas pada keputusan tidak akan mengijinkan mereka pergi ke luar negeri,” katanya. “Ini benar-benar drama tingkat tinggi. Mereka (Arroyo dan suami) ingin masyarakat bersimpati (terhadap penderitaannya),” tegasnya.

Keluarga Arroyo lalu, diantar ke ruang tunggu VIP sementara pengacaranaya, bermodal keputusan Mahkamah Agung yang membatalkan keputusan Presiden Benigno Aguino III, berupaya meyakinkan petugas imigrasi agar mengizinkan mereka terbang ke Singapura.

Setelah hampir dua jam, pengacara Arroyo, Raul Lambino, menyatakan petugas telah melarang sang mantan presiden pergi ke luar negeri. “Mereka (keluarga Arroyo) tidak boleh masuk ke pesawat,” katanya menuduh pemerintah tidak berlaku manusiawi terhadap kliennya.

Arroyo dan suaminya kemudian meninggalkan bandara kembali menggunakan ambulans menuju rumah sakit dimana dia harus diperiksa akibat stres. “Mereka (pemerintah) benar-benar kejam,” seru Jose Miguel Arroyo, suami sang mantan presiden. “Saya sedih. Saya marah. Bagaimana bisa mereka menolak keputusan Mahmakah Agung” Ini adalah Tirani,” tambahnya.

Penolakan pemerintah untuk mematuhi keputusan Mahkamah Agung, menempatkan Pemerintahan Benigno “Noynoy” Aquino III bertabrakan langsung dengan protes keluarga Arroyo, tapi juga dengan pengadilan tertinggi Filipina. (cak/ami/jpnn)

MANILA – Keinginan mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo untuk berobat keluar negeri terpaksa harus diurungkan lagi. Otoritas setempat mencegahnya pergi saat sudah berada di bandara bersama sang suami sebelum meninggalkan Manila. Pemerintah Filipina beralasan akan mengajukan peninjauan kembali atas putusan Mahkamah Agung yang mengizinkan Arroyo pergi ke luar negeri.

Ditemani suami dan putranya, Arroyo tiba di Bandara Manila dengan mengendarai ambulans. Dia lalu dibawa ke ruang keberangkatan menggunakan kursi roda. Saat itu Arroyo terlihat mengenakan masker wajah dan penyangga leher.
Juru Bicara Kepresidenan Filipina Edwin Laceirda menyatakan pasangan mantan kepala negara yang tengah dalam pemeriksaan dugaan kasus korupsi dan kecurangan pemilu tersebut akan diperlakukan secara manusiawi. “Namun, kami akan tegas pada keputusan tidak akan mengijinkan mereka pergi ke luar negeri,” katanya. “Ini benar-benar drama tingkat tinggi. Mereka (Arroyo dan suami) ingin masyarakat bersimpati (terhadap penderitaannya),” tegasnya.

Keluarga Arroyo lalu, diantar ke ruang tunggu VIP sementara pengacaranaya, bermodal keputusan Mahkamah Agung yang membatalkan keputusan Presiden Benigno Aguino III, berupaya meyakinkan petugas imigrasi agar mengizinkan mereka terbang ke Singapura.

Setelah hampir dua jam, pengacara Arroyo, Raul Lambino, menyatakan petugas telah melarang sang mantan presiden pergi ke luar negeri. “Mereka (keluarga Arroyo) tidak boleh masuk ke pesawat,” katanya menuduh pemerintah tidak berlaku manusiawi terhadap kliennya.

Arroyo dan suaminya kemudian meninggalkan bandara kembali menggunakan ambulans menuju rumah sakit dimana dia harus diperiksa akibat stres. “Mereka (pemerintah) benar-benar kejam,” seru Jose Miguel Arroyo, suami sang mantan presiden. “Saya sedih. Saya marah. Bagaimana bisa mereka menolak keputusan Mahmakah Agung” Ini adalah Tirani,” tambahnya.

Penolakan pemerintah untuk mematuhi keputusan Mahkamah Agung, menempatkan Pemerintahan Benigno “Noynoy” Aquino III bertabrakan langsung dengan protes keluarga Arroyo, tapi juga dengan pengadilan tertinggi Filipina. (cak/ami/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/