SUMUTPOS.CO – Kementerian Dalam Negeri Ukraina membenarkan pesawat Boeing 777-200 milik maskapai Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 ditembak oleh rudal darat ke udara. Seperti dikutip oleh mirror.co.uk pihak penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengabarkan hal tersebut.
“280 penumpang di dalam kabin dengan 15 kru. Diyakini semua tewas,” ujar pihak kementerian dalam negeri Ukraina.
Kabar ini pun sudah sampai ke Presiden Ukraina Petro Poroshenko. “Mungkin ditembak,” katanya seperti dilangsir AFP, kemarin Kamis (17/7).
“Kami tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa pesawat itu jatuh ditembak dan memastikan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina tidak menembak target apapun di udara,”tambahnya.
Kantor berita Interfax melaporkan bahwa pesawat hilang dekat Donetsk, di mana pemberontak pro-Rusia telah memerangi pasukan pemerintah Ukraina selama beberapa minggu. Gambar TV dari tempat kejadian menunjukkan selubung asap mengepul ke langit rupanya dari pesawat terserang. Hal ini diyakini pesawat itu disambar rudal BUK (system pertahanan udara) di 33.000 ft sekitar 20 kilometer sebelum memasuki wilayah udara Rusia.
Sumber yang dikutip Interflax pun mengatakan pesawat Boeing 777 jatuh sekitar 50 mil sebelum memasuki wilayah Rusia. Pesawat dikabarkan terbakar di darat. Seorang juru bicara di Bandara Schiphol Amsterdam mengatakan mereka sedang mendalami laporan jatuhnya pesawat itu namun masuh belum mendapat informasi sejauh ini. Sumber lain di badan keamanan Ukraina mengatakan pesawat hilang dari radar pada ketinggian 10.000 meter.
Berbagai spekulasi berkembang ihwal jatuhnya pesawat tersebut. Spekulasi jatuhnya pesawat akibat tembakan rudal itu disebabkan situasi yang memanas di wilayah tersebut hari ini. Namun dugaan tersebut dibantah oleh otoritas militer Rusia. Meski demikian, terbangnya pesawat sipil di wilayah konflik tetap masih menjadi misteri.
Adapun maskapai Malaysia Airlines, seperti dikutip dari situs berita Express.co.uk, sudah mengkonfirmasikan perihal jatuhnya pesawat. Dalam akun twitter resmi perusahaan, Malaysia Airlines menyatakan, mereka telah kehilangan kontak dengan pesawat tersebut sesaat setelah tinggal landas dari Amsterdam.
Lokasi terakhir pesawat diketahui berada di wilayah Ukraina. “Kami telah kehilangan kontak dengan MH17 yang terbang dari Amsterdam. Lokasi terakhir pesawat berada di wilayah Ukraina,” kata pihak Malaysia Airlines dari akun twitternya.
Peristiwa jatuhnya pesawat sudah diunggah dalam situs Youtube. Dalam tayangan tersebut, pesawat jatuh di sekitar wilayah Ukraina. Tampak asap hitam membubung ke langit.
Ini adalah peristiwa nahas kedua yang menimpa Malaysia Airlines tahun ini. Sebelumnya, 8 Maret lalu Malaysia Airlines hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing. Pesawat Malaysia Airlines MH370 yang mengangkut 239 penumpang itu hingga saat ini masih belum berhasil ditemukan.
KBRI Bergegas Cari WNI
Terpisah, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) juga turut memantau perkembangan terbaru terkait berita jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur (KL). Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa pun telah menginstruksikan Duta Besar RI di Den Haag untuk memastikan apakah ada warga negara Indonesia (WNI) dalam penerbangan tersebut. Tene juga menyebut, perkembangan terus dilaporkan kepada presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Bapak Menlu telah instruksi dubes RI Den Haag dan Kuala Lumpur untuk pastikan apakah terdapat penumpang WNI dalam penerbangan tersebut,” ujar juru bicara Kemenlu Michael Tene saat dihubungi koran ini kemarin.
Sementara itu, dari Kuala Lumpur, Malaysia, pihak KBRI tengah berusaha mengkonfirmasi ada tidaknya WNI yang ikut dalam penerbangan tersebut. “Saya sedang menuju ke airport untuk memeriksa daftar manifesto penumpang,” ujarnya.
Herman sendiri mengaku belum dihubungi oleh pihak Malaysia Airlines terkait adanya WNI yang ikut dalam pesawat yang dikabarkan jatuh di Ukraina itu. Ia pun masih belum bisa memastikan hal tersebut. “Mungkin saja. karena mungkin mau mudik ke tanah air, lalu mampir ke kuala lumpur. Tapi kita belum bisa pastikan itu,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait kemungkinan salah tembak yang menyebabkan jatuhnya pesawat berpenumpang 280 orang dan 15 awak itu, ia mengatakan kemungkinan itu besar terjadi. Pasalnya, pesawat memang melewati wilayah sengketa Ukraina dan Rusia. “Kemungkinan tertembak bisa saja. kita harapkan ada yang selamat, sehingga bisa dimintai keterangan atas peristiwa yang terjadi,” tuturnya.
Sementara itu, pengamat penerbangan Chappy Hakim mengungkapkan keheranannya terhadap kasus MH 17. Menurut dia, ketinggian jelajah pesawat tersebut membuat berbagai alasan penembakan mulai berguguran. “33 ribu kaki itu tinggi sekali, sama sekali bukan jenis penerbangan yang mengancam,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos (grup Sumut Pos) semalam.
Hingga semalam, lanjut mantan KSAU itu, belum jelas siapa pihak yang menyerang pesawat tersebut, jika memang jatuhnya karena ditembak. Apakah Ukraina atau Rusia, informasinya masih sangat minim.
Meski begitu, memang ada pula penjelasan yang menyatakan jika di kawasan perbatasan tersebut militer Rusia sedang getol menyerang pesawat-pesawat Ukraina yang melintas. “Tapi saya tidak yakin juga, mengapa di ketinggian 33 ribu (kaki) ikut disikat,” lanjutnya.
Mengenai asal tembakan, alumnus AAU 1971 itu mengatakan belum bisa memprediksi. Apakah ground to air ataukan air to air. Keduanya memiliki kemungkinan yang sama. “Bisa saja (dari darat), namun yang jelas bukan dari senjata utama. Pasti ini unit yang canggih,” tuturnya.
Chappy menambahkan, untuk saat ini lebih baik menunggu perkembangan yang ada. Menurut dia, saat ini satelit milik Amerika Serikat juga pasti sedang ikut menyelidiki lewat satelitnya. “NTSB (National Transportation Safety Board) dan Boeing pasti juga sedang mencari tahu penyebabnya,” tambahnya. (bbs/mia/byu/jpnn/rbb)