INDIA- Pemerintahan koalisi India akhirnya digoyang dan mengalami krisis terbaru menyusul dibukanya kawat diplomatik Amerika di WikiLeaks.
Diungkapkan pemerintah India mencoba menyuap dan membeli suara anggota parlemen sebelum pelaksanaan pemungutan suara pada Pemilu 2008. Rencana penyuapan itu dibocorkan kepada AS oleh anggota Partai Kongres–partai berkuasa di India.
Seperti dikutip surat kabar Hindu, Jumat (18/3) kawat diplomatik itu mengklaim beberapa pengurus Partai Kongres telah memberi tahu diplomat AS yang bertugas di Delhi, pemerintah India menyediakan dana antara 500-600 juta rupee untuk menyuap anggota parlemen. Langkah itu dilakukan untuk menjamin keberlangsungan pemerintah.
Menanggapi bocoran kawat diplomatik itu, partai-partai oposisi di India menuntut pengunduran diri Perdana Menteri, Manmohan Singh. Singh menjadi sasaran tembak pihak oposisi selama beberapa bulan terakhir, terkait sejumlah kasus korupsi. Media-media di India terus mengikuti secara cermat investigasi skandal korupsi yang melibatkan Singh itu.
Laporan WikiLeaks menyebutkan, seorang penasihat politisi senior Partai Kongres menunjukkan dua tempat penyimpanan uang yang berisi uang kas kepada diplomat AS, dan mengatakan empat legislator dari partai regional telah dibayar masing-masing 100 juta rupee untuk dukungan mereka kepada pemerintah.
“Uang bukan soal penting, terpenting adalah menjamin mereka yang telah mengambil uang ini akan memberikan suara mereka untuk pemerintah,” demikian kata penasihat itu. Pengurus Partai Kongres yang lain juga dilaporkan menceritakan kepada diplomat AS bahwa dahulu seorang menteri hanya menawarkan sebuah pesawat kecil sebagai suap, tapi kini dapat membeli suara dengan pesawat jet.
Editor Hindu, Narasimhan Ram, mengatakan bahwa surat kabar mereka memperoleh akses terhadap kawat diplomatik itu setelah melalui pembicaraan panjang dengan pihak WikiLeaks. (bbs/jpnn)