KAIRO- Mantan Presiden Mesir, Hosni Mubarak telah menyerahkan seluruh aset kepada pemerintah untuk menghindari hukuman penjara, menurut laporan mingguan Al Ahram pada Selasa. Namun, dewan militer enggan mengampuninya.
Pada Jumat (13/5) istri Mubarak, Suzanne telah dibebaskan dengan jaminan, setelah ia menyerahkan seluruh asetnya-sekitar 3,4 miliar dolar AS (Rp29 miliar) dan satu vila di Kairo-kepada negara Mesir. Selanjutnya, Selasa (17/5), harian Ash-Shorouk mengatakan bahwa Mubarak sedang menulis surat yang akan ditunjukkan kepada televisi Mesir dan Arab, menyampaikan permintaan maaf atas dirinya dan keluarga terhadap segala pelanggaran yang dilakukan kepada warganya.
Pemimpin itu dilengserkan akan memohon maaf atas segala tindakan yang mungkin dilakukan karena kesalahan informasi yang disampaikan dari banyak penasihatnya.
Mubarak, 83 tahun, mengundurkan diri pada 11 Februari, setelah menghadapi unjuk rasa selama 18 hari yang menyebabkan kematian lebih dari 800 orang.
Dewan militer, yang mengambil alih kekuasaan setelah pengunduran diri Mubarak, berjanji akan mendirikan keadilan kepada semua pejabat rezim terdahulu yang ditemukan bersalah atas penyalahgunaan kekuasaan.
Mantan presiden Mesir tersebut beserta istri saat ini berada dalam tahanan di rumah sakit di wilayah pelancongan pesisir Laut Merah, Sharm Esh-Sheikh, setelah keduanya mengalami serangan jantung saat diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan korupsi. (bbs/jpnn)