SINGAPURA – Setelah disemayamkan di Mount Vernon Funeral Parlour tepat selama tujuh hari, jenazah konglomerat Indonesia Sudono Salim atau Liem Sioe Liong akhirnya dikebumikan. Senin kemarin (19/6), pria yang kerap disapa dengan Om Liem ini dimakamkan di Choa Chu Kang Cemetery tepat pada pukul 14.00 waktu Singapura.
Sejak pagi, tempat persemayaman Liem di Mount Vernon Funeral Parlour telah riuh oleh pelayat dengan busana putih-putih. Empat tenda besar yang terpasang pun terlihat penuh diisi oleh kerabat, jajaran Menteri di Singapura, teman seorganisasi Liem di Fuqing, partner bisnis, hingga masyarakat yang merasa mengenal Liem. Selama satu jam sejak pukul 10.00 waktu Singapura, pelayat dapat menyaksikan upacara doa yang dipimpin oleh enam biksu Buddha dari Singapura, melalui tiga layar lebar yang terpajang di halaman persemayaman.
Pelayat bisa menyaksikan secara langsung dari layar tersebut. Segenap keluarga besar mengikuti prosesi doa dengan khidmat di depan altar jenazah Om Liem,” ungkap Koordinator Acara Pemakaman Liem Sioe Liong Jamin Hidayat.
Prosesi pembacaan doa berlangsung cukup panjang, dan membutuhkan waktu sekitar satu jam. Setelah keenam biksu selesai merapal doa, beberapa pihak menyampaikan pidato di depan tempat persemayaman dan pelayat. Albert, anak tertua Liem, merupakan salah satu pihak yang mewakili keluarga inti untuk mengucapkan terimakasih dan permohonan maaf kepada masyarakat atas ayahnya. Di atas panggung, dalam hitungan lima detik, belum ada kata yang keluar dari Albert. Pria berkaca mata ini pun tak kuasa menyembunyikan kesedihannya saat membacakan selembar kertas berisi testimoni atas ayahnya. Namun ia mampu menguasai dan menenangkan diri.
“Maafkan ayah saya bila ada kesalahannya selama ini. Kami sekeluarga mengucapkan terimakasih atas kedatangan tamu-tamu semuanya,” ungkapnya agak terbata dalam Bahasa Inggris. (gal/jpnn)