25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Polisi Tembaki Ribuan Demonstran

DAMASCUS – Korban berjatuhan dari dua pihak yang berseteru di lapangan saat terjadi demonstrasi di Kota Homs, Syria. Polisi menembaki ribuan massa demonstran di Kota Homs menuntut lengsernya rezim President Bashar al-Assad. Dalam insiden itu dikabarkan 4 tewas.

“Demonstran yang sedang melakukan aksi pendudukan, dibubarkan tentara. Terjadi beberapa kali tembakan,” terang seorang aktifis yang dihubungi melalui telepon oleh AFP, tanpa menjelaskan detil kejadiannya. Sumber tersebut menyatakan setidaknya empat orang aktifis tewas dalam serangan tersebut.

Dia menuturkan pasukan keamanan sudah bersiaga sejak kemarin pagi (19/4). Mereka kemudian merangsek ke Lapangan Al-Saa, dimana sekitar 20 ribu demonstran melakukan aksi pendudukan dan berjanji tidak akan membubarkan diri sebelum sang presiden mundur.

“Insiden terakhir menunjukkan bahwa kelompok Salafis bersenjata, khususnya di Kota Homs dan Banias, secara terbuka telah menyerukan perlawanan bersenjata,”  tulis pernyataan resmi dari kementerian dalam negeri, seperti dilansir kantor berita SANA.

Pemerintah menuduh kelompok ekstrim tersebut membunuh tentara, polisi, dan warga sipil. Selain itu mereka juga menyerang properti publik dan milik pribadi. Karena itu pemerintah menyatakan aktifitas teroris tersebut tidak akan ditoleransi.

“Pemerintah akan bertindak tegas untuk menjaga keamanan dan stabilitas negara. Dan kami akan memburu teroris dimanapun mereka berada untuk menegakkan keadilan dan mengakhiri perlawanan bersenjata tersebut,” tegasnya.  (cak/jpnn)

DAMASCUS – Korban berjatuhan dari dua pihak yang berseteru di lapangan saat terjadi demonstrasi di Kota Homs, Syria. Polisi menembaki ribuan massa demonstran di Kota Homs menuntut lengsernya rezim President Bashar al-Assad. Dalam insiden itu dikabarkan 4 tewas.

“Demonstran yang sedang melakukan aksi pendudukan, dibubarkan tentara. Terjadi beberapa kali tembakan,” terang seorang aktifis yang dihubungi melalui telepon oleh AFP, tanpa menjelaskan detil kejadiannya. Sumber tersebut menyatakan setidaknya empat orang aktifis tewas dalam serangan tersebut.

Dia menuturkan pasukan keamanan sudah bersiaga sejak kemarin pagi (19/4). Mereka kemudian merangsek ke Lapangan Al-Saa, dimana sekitar 20 ribu demonstran melakukan aksi pendudukan dan berjanji tidak akan membubarkan diri sebelum sang presiden mundur.

“Insiden terakhir menunjukkan bahwa kelompok Salafis bersenjata, khususnya di Kota Homs dan Banias, secara terbuka telah menyerukan perlawanan bersenjata,”  tulis pernyataan resmi dari kementerian dalam negeri, seperti dilansir kantor berita SANA.

Pemerintah menuduh kelompok ekstrim tersebut membunuh tentara, polisi, dan warga sipil. Selain itu mereka juga menyerang properti publik dan milik pribadi. Karena itu pemerintah menyatakan aktifitas teroris tersebut tidak akan ditoleransi.

“Pemerintah akan bertindak tegas untuk menjaga keamanan dan stabilitas negara. Dan kami akan memburu teroris dimanapun mereka berada untuk menegakkan keadilan dan mengakhiri perlawanan bersenjata tersebut,” tegasnya.  (cak/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/