Eks Presiden Filipina setelah Resmi Ditangkap
MANILA- “Duel” antara presiden dan mantan presiden Filipina, Benigno Aquino versus Gloria Macapagal Arroyo, terus berlanjut. Sehari setelah ditangkap di rumah sakit karena dugaan terlibat dalam kecurangan pemilihan senat pada 2007 yang menguntungkan sejumlah kolega, Arroyo melalui tim pengacara bakal mengajukan mosi ke pengadilan besok untuk mencabut surat penangkapan.
Dasar hukumnya, kubu Arroyo menganggap tuntutan pemerintahan Aquino kepada presiden perempuan kedua Filipina itu diajukan di pengadilan yang salah. “Kami merasa ada kesalahan dalam pemrosesan surat penangkapan tersebut. Pengadilan regional yang mengeluarkan surat penangkapan tidak memiliki wewenang,” ujar Raul Lambino, salah seorang pengacara Arroyo, kepada kanal televisi ABS-CBN.
Selain itu, kubu Arroyo bersikeras bahwa kasus yang melibatkan mantan wakil presiden di era Joseph Estrada tersebut seharusnya diadili di sebuah pengadilan khusus untuk para mantan pejabat publik. Di Filipina, pengadilan khusus itu disebut Sandiganbayan. Meski sudah ditangkap, Arroyo tetap diizinkan dirawat di rumah sakit. Dalam setahun ini perempuan 64 tahun putri mantan Presiden Diosdado Macapagal itu sudah tiga kali menjalani operasi atas gangguan pada tulang belakang.
Begitu Arroyo ditangkap, tim pengacaranya memang langsung meminta Arroyo tetap ditahan di rumah sakit. Benigno yang sedang berada di Bali untuk menghadiri KTT ASEAN mengaku sama sekali tak keberatan dengan permintaan itu.
“Kami sama sekali tak akan menghalangi permintaan itu,” ujar Benigno melalui sang Juru Bicara Ricky Carandang. Carandang menambahkan, gara-gara kasus ini, sang bos tak sempat ikut gala dinner yang dihelat Jumat malam lalu (18/11). Sebab, dia harus terus berhubungan dengan anak buahnya di Manila.
Sementara itu, Ferdinand Topacio, pengacara Arroyo, mengatakan, pihaknya juga akan meminta Mahkamah Agung menyatakan pengumpulan barang bukti yang dilakukan aparat negara untuk menjerat Arroyo ilegal. Begitu MA Filipina menyatakan itu ilegal, otomatis surat penangkapan Arroyo tak punya dasar hukum lagi.
“Dia memang diperlakukan dengan baik dan bermartabat (saat ditangkap. Tapi, kami berharap pemerintah juga menghargai hak beliau di bawah konstitusi,” kata Topacio.
Tim penasihat hukum juga meminta polisi tak menyebarkan foto sidik jari dan pas foto Arroyo yang diambil untuk kepentingan file menjelang persidangan dimulai. Pengambilan foto itu dilakukan sembari Arroyo tetap memakai penyangga leher dan duduk di kursi roda.
“Mari memperlakukan mantan presiden kita dengan bermartabat. Janganlah mempermalukan dia mengingat kondisinya sekarang,” ujar Topacio.
Arroyo menjadi presiden Filipina kedua yang harus menjalani proses pertama. Yang pertama adalah pendahulu Arroyo, Joseph Estrada. Estrada dipidana karena kasus korupsi, tapi kemudian diampuni Arroyo “yang menggantikan posisinya sebagai presiden “40 hari kemudian.
Penangkapan Arroyo juga memampangkan perseteruan lembaga kepresidenan dengan MA dan pihak imigrasi. MA sudah mencabut pencekalan Arroyo, tapi pemerintahan Benigno bergerak cepat sehingga akhirnya keluar surat penangkapan tadi. (c2/ttg/jpnn)