30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Wali Kota Diberondong Peluru

MANILA-Penembakan terjadi di Bandara Internasional Ninoy Aquino (NAIA) di Kota Manila, Filipina, kemarin (20/12). Empat orang tewas dalam insiden yang menggemparkan gerbang utama penerbangan domestik dan mancanegara di Filipina tersebut. Salah seorang di antaranya adalah Wali Kota Labangan Ukol Talumpa.

Sekelompok pria bersenjata tiba-tiba memberondongkan tembakan ke arah Talumpa dan keluarganya. Saat itu mereka baru saja turun dari pesawat dan hendak meninggalkan Terminal 3. Serangan tiba-tiba tersebut langsung melumpuhkan Talumpa dan tiga orang lainnya. Para pengunjung bandara pun langsung panik. Mereka berlarian ke segala arah berusaha menyelamatkan diri.

“Ini merupakan percobaan pembunuhan kali ketiga terhadap wali kota (Talumpa). Dan kali ini para penyerang itu sukses mengemban misi mereka,” kata Menteri Kehakiman Leila de Lima dalam jumpa pers di ibu kota. Selain Talumpa, para penembak misterius itu menghabisi istri, cucu, dan salah seorang staf sang wali kota. Cucu lelaki Talumpa itu kabarnya masih berusia 18 tahun.

Tidak lama setelah insiden terjadi, stasiun televisi GMA menayangkan rekaman gambar amatir yang diperoleh dari kamera telepon genggam salah seorang pengunjung bandara. Dalam tayangan itu, terlihat jelas kepanikan para penumpang pesawat. Mereka berlari sambil berteriak-teriak panik. Seorang pria tampak tergeletak tidak berdaya dengan posisi tengkurap.

De Lima yakin penembakan itu sudah direncanakan dengan matang. Para penyerang tersebut memang sengaja menarget Talumpa. “Kami sangat menyesalkan insiden yang juga merenggut nyawa istri, cucu, dan staf wali kota tersebut,” ujarnya. Dia berjanji mengusut insiden tersebut sampai tuntas dan memburu para pelakunya sampai dapat.

Seorang polisi bandara yang menyaksikan seluruh rangkaian kejadian itu dari jarak sekitar 10 meter mengaku trauma. Petugas yang merahasiakan identitasnya tersebut mengungkapkan bahwa pelaku penembakan sedikitnya dua orang. “Saya mendengar tembakan dan langsung bergegas ke lokasi kejadian. Tapi, begitu saya sampai sana, pelaku sudah kabur dengan menumpang sepeda motor,” ungkapnya.

Saksi itu menyatakan bahwa ada seorang lain yang sudah menanti si pelaku di atas sepeda motor. Mesin sepeda motor tersebut sengaja tetap dinyalakan karena si pengendara memang menunggu si pelaku menuntaskan aksinya. “Orang-orang panik dan berlarian di sekitar lokasi penembakan sehingga saya tidak bisa melepaskan tembakan,” paparnya.

Menurut petugas tersebut, polisi bandara juga sempat mengejar para pelaku penembakan. “Kami sudah berusaha mengejar mereka dengan mobil polisi. Tapi, kami terhambat lalu lintas yang padat,” ujarnya. Kendati demikian, polisi mengaku sudah mengenali pelaku. Salah seorang di antaranya memakai topi polisi dan jaket biru.

Talumpa yang memimpin kota rawan konflik di wilayah selatan itu memang sering menjadi sasaran penembakan. Sebelumnya, dia sudah dua kali menjadi target serangan. Yakni, percobaan pembunuhan di Manila pada 2010 dan ledakan granat di Pulau Mindanao pada September tahun lalu. Polisi yakin tiga serangan terhadap Talumpa itu berlatar politik. (afp/ap/hep/c5/dos/jpnn/rbb)

MANILA-Penembakan terjadi di Bandara Internasional Ninoy Aquino (NAIA) di Kota Manila, Filipina, kemarin (20/12). Empat orang tewas dalam insiden yang menggemparkan gerbang utama penerbangan domestik dan mancanegara di Filipina tersebut. Salah seorang di antaranya adalah Wali Kota Labangan Ukol Talumpa.

Sekelompok pria bersenjata tiba-tiba memberondongkan tembakan ke arah Talumpa dan keluarganya. Saat itu mereka baru saja turun dari pesawat dan hendak meninggalkan Terminal 3. Serangan tiba-tiba tersebut langsung melumpuhkan Talumpa dan tiga orang lainnya. Para pengunjung bandara pun langsung panik. Mereka berlarian ke segala arah berusaha menyelamatkan diri.

“Ini merupakan percobaan pembunuhan kali ketiga terhadap wali kota (Talumpa). Dan kali ini para penyerang itu sukses mengemban misi mereka,” kata Menteri Kehakiman Leila de Lima dalam jumpa pers di ibu kota. Selain Talumpa, para penembak misterius itu menghabisi istri, cucu, dan salah seorang staf sang wali kota. Cucu lelaki Talumpa itu kabarnya masih berusia 18 tahun.

Tidak lama setelah insiden terjadi, stasiun televisi GMA menayangkan rekaman gambar amatir yang diperoleh dari kamera telepon genggam salah seorang pengunjung bandara. Dalam tayangan itu, terlihat jelas kepanikan para penumpang pesawat. Mereka berlari sambil berteriak-teriak panik. Seorang pria tampak tergeletak tidak berdaya dengan posisi tengkurap.

De Lima yakin penembakan itu sudah direncanakan dengan matang. Para penyerang tersebut memang sengaja menarget Talumpa. “Kami sangat menyesalkan insiden yang juga merenggut nyawa istri, cucu, dan staf wali kota tersebut,” ujarnya. Dia berjanji mengusut insiden tersebut sampai tuntas dan memburu para pelakunya sampai dapat.

Seorang polisi bandara yang menyaksikan seluruh rangkaian kejadian itu dari jarak sekitar 10 meter mengaku trauma. Petugas yang merahasiakan identitasnya tersebut mengungkapkan bahwa pelaku penembakan sedikitnya dua orang. “Saya mendengar tembakan dan langsung bergegas ke lokasi kejadian. Tapi, begitu saya sampai sana, pelaku sudah kabur dengan menumpang sepeda motor,” ungkapnya.

Saksi itu menyatakan bahwa ada seorang lain yang sudah menanti si pelaku di atas sepeda motor. Mesin sepeda motor tersebut sengaja tetap dinyalakan karena si pengendara memang menunggu si pelaku menuntaskan aksinya. “Orang-orang panik dan berlarian di sekitar lokasi penembakan sehingga saya tidak bisa melepaskan tembakan,” paparnya.

Menurut petugas tersebut, polisi bandara juga sempat mengejar para pelaku penembakan. “Kami sudah berusaha mengejar mereka dengan mobil polisi. Tapi, kami terhambat lalu lintas yang padat,” ujarnya. Kendati demikian, polisi mengaku sudah mengenali pelaku. Salah seorang di antaranya memakai topi polisi dan jaket biru.

Talumpa yang memimpin kota rawan konflik di wilayah selatan itu memang sering menjadi sasaran penembakan. Sebelumnya, dia sudah dua kali menjadi target serangan. Yakni, percobaan pembunuhan di Manila pada 2010 dan ledakan granat di Pulau Mindanao pada September tahun lalu. Polisi yakin tiga serangan terhadap Talumpa itu berlatar politik. (afp/ap/hep/c5/dos/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/