31 C
Medan
Sunday, July 7, 2024

PM Malaysia Ingatkan Majikan tak Aniaya PRT

KUALA LUMPUR- Perdana Menteri (PM) Malaysia, Najib Tun Razak meminta para majikan agar tidak mengkhianati kepercayaan yang diberikan Indonesia, yang kembali akan mengirimkan pembantu rumah tangga (PRT) mulai Desember mendatang. Para majikan mengharapkan para PRT secara layak.

“Paling penting, jangan berbuat kesewenang-wenangan apapun, baik secara fisik atau psikologis, karena akan menyakiti perasaan mereka.

Jangan biarkan satu atau dua insiden mencemari semuanya,” kata Najib usai pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, seperti dikutip kantor berita Bernama, Jumat (21/10) Pertemuan berlangsung di kawasan wisata Mandalika, Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), 20 Oktober 2011.  “Saya minta semua calon majikan paham masalah ini,” ujarnya.

Dia menyatakan isu PRT telah menjadi bahan diskusi, yang hangat di antara warga Malaysia. Bahkan memantau isu ini lewat jejaring sosial Facebook dan Twitter.   Menurut Najib, banyak warga Malaysia berharap solusi, yang cepat dan tepat untuk mengatasi masalah PRT dengan pemerintah Indonesia. Bagi Malaysia, Indonesia merupakan pemasok utama pekerja di sektor informal.

Malaysia pun menyambut baik kesepakatan dengan Indonesia, yang akan mencabut moratorium pengiriman PRT pada 1 Desember 2011. Menurut Najib, kedua pemerintah sudah bersepakat untuk mengatasi sejumlah isu yang selama ini dipersoalkan, yaitu jaminan perlindungan dan hak-hak PRT Indonesia di Malaysia.

Banyaknya kasus penyiksaan dan perlakuan tidak layak PRT Indonesia di Malaysa membuat Jakarta menerapkan moratorium pada 26 Juni 209 sekaligus memaksa kedua pemerintah membuat kesepakatan baru.(bbs/jpnn)

KUALA LUMPUR- Perdana Menteri (PM) Malaysia, Najib Tun Razak meminta para majikan agar tidak mengkhianati kepercayaan yang diberikan Indonesia, yang kembali akan mengirimkan pembantu rumah tangga (PRT) mulai Desember mendatang. Para majikan mengharapkan para PRT secara layak.

“Paling penting, jangan berbuat kesewenang-wenangan apapun, baik secara fisik atau psikologis, karena akan menyakiti perasaan mereka.

Jangan biarkan satu atau dua insiden mencemari semuanya,” kata Najib usai pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, seperti dikutip kantor berita Bernama, Jumat (21/10) Pertemuan berlangsung di kawasan wisata Mandalika, Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), 20 Oktober 2011.  “Saya minta semua calon majikan paham masalah ini,” ujarnya.

Dia menyatakan isu PRT telah menjadi bahan diskusi, yang hangat di antara warga Malaysia. Bahkan memantau isu ini lewat jejaring sosial Facebook dan Twitter.   Menurut Najib, banyak warga Malaysia berharap solusi, yang cepat dan tepat untuk mengatasi masalah PRT dengan pemerintah Indonesia. Bagi Malaysia, Indonesia merupakan pemasok utama pekerja di sektor informal.

Malaysia pun menyambut baik kesepakatan dengan Indonesia, yang akan mencabut moratorium pengiriman PRT pada 1 Desember 2011. Menurut Najib, kedua pemerintah sudah bersepakat untuk mengatasi sejumlah isu yang selama ini dipersoalkan, yaitu jaminan perlindungan dan hak-hak PRT Indonesia di Malaysia.

Banyaknya kasus penyiksaan dan perlakuan tidak layak PRT Indonesia di Malaysa membuat Jakarta menerapkan moratorium pada 26 Juni 209 sekaligus memaksa kedua pemerintah membuat kesepakatan baru.(bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/