Timur Tengah dan Afrika Utara Terus Panas
MANANA- Ketegangan di sejumlah negara Timur Tengah dan Afrika Utara belum mereda, pasalnya tuntutan reformasi politik belum disambut baik penguasa rezim. Sebagian penguasa lebih memilih menolak dan membuat perlawanan, akibat korban terus bergelimpangan setiap harinya.
Hingga, Selasa (22/2) kondisi di Yaman, Bahrain, Libya dan Maroko masih dibanjiri aksi demonstrasi. Massa tetap menuntut penguasa untuk turun dan merubah kekuasannya terhadap pengelolaan pemerintah.
Namun, tuntutan ini masih berbuntut perlawanan. Di tempat lainnya, di Bahrainterjadi bentrok. Sebagian pengunjuk rasa melakukan tuntutannya dan sebagian lainnya mengantarkan jenazah rekannya yang tewas dalam aksi ini.
Salah satu tuntutan yang diamini di Bahrain, pembebasan sejumlah tahanan politik. Seperti diserukan, Raja Hamad bin Isa al Khalifa memerintahkan sejumlah tahanan politik dibebaskan. Adanya keputusan ini, aksi massa yang menginap di Lapangan Manana masih berlanjut.
Di Maroko sejumlah protes masih terus bergulir, selalin massa turun ke jalan, gerakan melalui facebook juga semakin gencar.
Sementara itu, Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh menyatakan penolakannya atas desakan untuk mengundurkan diri dan menuding aksi demonstrasi yang terjadi sebagai aksi provokasi serta mengundang demonstran untuk berdialog. Aksi demonstrasi menuntut pengunduran diri Saleh semakin kuat. Demonstran mengaku tak menghentikan aksi hingga Saleh mundur. Di Iran, polisi dikerahkan di Teheran untuk menghalangi unjuk rasa oposisi Iran. Saksi mata menyatakan, polisi dan milisi Basij dikerahkan di lapangan Teheran, termasuk Haft-e Tir, untuk memastikan demonstran antipemerintah tidak dapat menggalang massa. (bbs/jpnn)