23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Ini Soal Kekuasaan dan Status Sosial

Daftar itu saat ini bertambah panjang. Ya, sebelum Dominique Strauss-Kahn, ada nama mantan Presiden AS Bill Clinton, mantan Gubernur California Arnold Schwarzeneger, mantan senator serta calon presiden dan calon wakil presiden AS John Edwards, Perdana Menteri (PM) Italia Silvio Berlusconi, hingga bintang golf Tiger Woods.
Adakah kaitan kekuasaan dengan kecenderungan seseorang untuk terjerumus dalam skandal seks” Ahli penyakit seksual Sharon O”Hara menyatakan bahwa dalam banyak kasus laki-laki dengan hasrat seksual yang tidak terbendung justru membiarkan dorongan syahwatnya kepada orang lain supaya dirinya merasa lebih baik.

“Banyak skandal seperti itu yang terjadi. Begitu pula banyak tokoh di Hollywood yang seperti itu, tetapi seperti tidak mendapat perhatian,” ujar O”Hara yang telah berkecimpung dalam terapi ketagihan seks selama 20 tahun.
Dia menyebut, dorongan seksual tak terbendung seperti itu acap berbuntut menjadi tindak kejahatan. “Pasti ada hubungannya dengan tingkat kemampuan seseorang untuk bersosialiasi. Apa yang dia mau, dia inginkan saat itu juga. Dia (merasa) punya kekuasaan untuk (mendapatkan) itu,” ungkap direktur klinik di Institut Pemulihan Penyakit Seksual (SRI), Los Angeles. “Ini selalu ada kaitan dengan kekuasaan dan status sosial,” lanjutnya.

Persimpangan antara seks dan kekuasaan paling mutakhir terjadi di AS sepekan lalu. Itu terjadi saat bintang film dan mantan Gubernur California Arnold Schwarzeneger mengaku sebagai ayah dari anak yang dilahirkan seorang stafnya. Akibatnya, skandal itu memicu karamnya biduk rumah tangganya dengan Maria Shriver, anggota dinasti keluarga Kennedy, yang sudah berlangsung selama 25 tahun.

O”Hara menggambarkan bahwa pecandu seks dan orang yang suka memaksa secara seksual sebagai dua kelompok berbeda. Tetapi, kebiasaan disfungsional mereka sering tertukar. Menurut O”Hara, kecanduan seks hanya berbahaya untuk pen deritanya. Sementara itu, pemaksaan seksual bisa berakibat buruk kepada orang lain.
Robert Weiss, ahli penyimpangan seksual, punya analisis. Menurut dia, sebagian laki-laki yang berada dalam lingkaran kekuasaan condong suka melakukan penyimpangan seksual. “Pria berkuasa biasanya stres berat karena pekerjaannya. Mereka butuh agar emosi mereka tetap stabil,” jelasnya. “Ketagihan seks telah mempengaruhi sejumlah selebriti dunia dan politisi yang seringkali menjadi sorotan televisi,” terangnya menunjuk pada Bill Clinton dan Tiger Woods.

Dunia mengingat skandal yang telah mengguncang Gedung Putih pada 1990-an. Bill Clinton terlibat skandal seks dengan Monica Lewinsky. Kasus itu gencar diberitakan pada awal Januari 1998. Clinton dituduh telah berselingkuh dengan Lewinsky, mantan pegawai magang di Gedung Putih dan Pentagon.

Meskipun Clinton sempat membantah, rekaman pengakuan Lewinsky bocor. Isinya, dia mengaku menjalin hubungan dengan Clinton selama 18 bulan pada 1995. Clinton membantah tuduhan itu di bawah sumpah. Tapi, beberapa bulan kemudian atau pada 17 Agustus 1998, Clinton mengaku di pengadilan bahwa dia pernah berhubungan seks dengan Lewinsky.

Skandal yang dikenal dengan Monicagate tersebut menjadi sorotan dunia. Kongres AS memutuskan melakukan upaya pemakzulan (impeachment) kepada Clinton. Namun, sidang pemakzulan pada Februari 1999 memutuskan bahwa Clinton tidak bersalah.(afp/cak/dwi/jpnn)

Daftar itu saat ini bertambah panjang. Ya, sebelum Dominique Strauss-Kahn, ada nama mantan Presiden AS Bill Clinton, mantan Gubernur California Arnold Schwarzeneger, mantan senator serta calon presiden dan calon wakil presiden AS John Edwards, Perdana Menteri (PM) Italia Silvio Berlusconi, hingga bintang golf Tiger Woods.
Adakah kaitan kekuasaan dengan kecenderungan seseorang untuk terjerumus dalam skandal seks” Ahli penyakit seksual Sharon O”Hara menyatakan bahwa dalam banyak kasus laki-laki dengan hasrat seksual yang tidak terbendung justru membiarkan dorongan syahwatnya kepada orang lain supaya dirinya merasa lebih baik.

“Banyak skandal seperti itu yang terjadi. Begitu pula banyak tokoh di Hollywood yang seperti itu, tetapi seperti tidak mendapat perhatian,” ujar O”Hara yang telah berkecimpung dalam terapi ketagihan seks selama 20 tahun.
Dia menyebut, dorongan seksual tak terbendung seperti itu acap berbuntut menjadi tindak kejahatan. “Pasti ada hubungannya dengan tingkat kemampuan seseorang untuk bersosialiasi. Apa yang dia mau, dia inginkan saat itu juga. Dia (merasa) punya kekuasaan untuk (mendapatkan) itu,” ungkap direktur klinik di Institut Pemulihan Penyakit Seksual (SRI), Los Angeles. “Ini selalu ada kaitan dengan kekuasaan dan status sosial,” lanjutnya.

Persimpangan antara seks dan kekuasaan paling mutakhir terjadi di AS sepekan lalu. Itu terjadi saat bintang film dan mantan Gubernur California Arnold Schwarzeneger mengaku sebagai ayah dari anak yang dilahirkan seorang stafnya. Akibatnya, skandal itu memicu karamnya biduk rumah tangganya dengan Maria Shriver, anggota dinasti keluarga Kennedy, yang sudah berlangsung selama 25 tahun.

O”Hara menggambarkan bahwa pecandu seks dan orang yang suka memaksa secara seksual sebagai dua kelompok berbeda. Tetapi, kebiasaan disfungsional mereka sering tertukar. Menurut O”Hara, kecanduan seks hanya berbahaya untuk pen deritanya. Sementara itu, pemaksaan seksual bisa berakibat buruk kepada orang lain.
Robert Weiss, ahli penyimpangan seksual, punya analisis. Menurut dia, sebagian laki-laki yang berada dalam lingkaran kekuasaan condong suka melakukan penyimpangan seksual. “Pria berkuasa biasanya stres berat karena pekerjaannya. Mereka butuh agar emosi mereka tetap stabil,” jelasnya. “Ketagihan seks telah mempengaruhi sejumlah selebriti dunia dan politisi yang seringkali menjadi sorotan televisi,” terangnya menunjuk pada Bill Clinton dan Tiger Woods.

Dunia mengingat skandal yang telah mengguncang Gedung Putih pada 1990-an. Bill Clinton terlibat skandal seks dengan Monica Lewinsky. Kasus itu gencar diberitakan pada awal Januari 1998. Clinton dituduh telah berselingkuh dengan Lewinsky, mantan pegawai magang di Gedung Putih dan Pentagon.

Meskipun Clinton sempat membantah, rekaman pengakuan Lewinsky bocor. Isinya, dia mengaku menjalin hubungan dengan Clinton selama 18 bulan pada 1995. Clinton membantah tuduhan itu di bawah sumpah. Tapi, beberapa bulan kemudian atau pada 17 Agustus 1998, Clinton mengaku di pengadilan bahwa dia pernah berhubungan seks dengan Lewinsky.

Skandal yang dikenal dengan Monicagate tersebut menjadi sorotan dunia. Kongres AS memutuskan melakukan upaya pemakzulan (impeachment) kepada Clinton. Namun, sidang pemakzulan pada Februari 1999 memutuskan bahwa Clinton tidak bersalah.(afp/cak/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/