DAMASKUS – Dua ledakan bom bunuh diri mengguncang Syria kemarin (23/12). Sedikitnya 40 orang tewas dalam serangan mematikan, sehari setelah tim pemantau Liga Arab tiba di negara yang terimpit krisis politik selama sembilan bulan terakhir tersebut. Rezim Bashar al-Assad menuding Al Qaeda sebagai dalang serangan.
Ledakan terjadi di dua bangunan milik pemerintah Syria, yakni markas Badan Intelijen Umum (GIA) dan kantor cabang intelijan militer, yang teletak di Kfar Sousa, Distrik Damaskus. Dua ledakan kuat itu memorakporandakan bangunan dengan penjagaan keamanan berlapis tersebut. Genangan darah dan serpihan tubuh manusia terserak di halaman dua bangunan tersebut.
Pemerintahan Assad langsung menyebut serangan bom pertama sejak konflik dalam negeri pecah Maret lalu itu sebagai aksi teroris. “Sejak awal kami mengatakan bahwa semua ini aksi teroris. Mereka membunuh militer dan warga sipil,” kata Wakil Menteri Luar Negeri, Faisal Meqdad saat berkunjung ke lokasi kejadian.
Investigasi awal yang dilakukan pemerintahan Assad menyebutkan bahwa pelaku dua ledakan pada waktu bersamaan itu adalah Al Qaeda. Kemarin, tim pemantau Liga Arab pun langsung terjun ke lokasi ledakan. Kepada tim yang dipimpin Wakil Sekjen Liga Arab Samir Seif al-Yazal itu, Meqdad mengatakan, ledakan dua bom bunuh diri di kantor intelijen membuktikan keterlibatan teroris.
Tapi, Yazal tak menerima begitu saja pernyataan Megdad tersebut. “Tugas kami adalah mengumpulkan fakta di lapangan. Apa yang disaksikan sungguh membuat kami kecewa, hal terpenting dilakukan adalah saling menahan diri,” paparnya dalam jumpa pers.
Yazal dan sembilan anggotanya merupakan tim pertama pemantau Liga Arab yang diutus ke Syria. Mereka bertugas mempersiapkan logistik dan akomodasi sebelum anggota tim yang menyusul. Minggu besok (25/12), sebanyak 30 anggota tim lainnya dijadwalkan tiba di Syria. Selanjutnya, secara bertahap, seluruh anggota tim yang jumlahnya sekitar 150 orang menyusul.
Sekitar 40 orang yang tewas dalam dua ledakan kemarin, menambah panjang daftar korban jiwa akibat krisis politik Syria. Sebelum tim pemantau Liga Arab tiba Kamis lalu (22/12), sekitar 250 warga dilaporkan tewas di tangan pasukan Assad selama dua hari berturut-turut. Komisi HAM PBB mencatat, korban sipil di Syria sejak Maret lalu menembus angka 5.000 jiwa.
Terpisah, oposisi Syria meragukan laporan rezim Assad soal keterlibatan teroris dalam dua ledakan bom bunuh diri kemarin. Omar Idilbi dari Dewan Nasional Syria menyebut aksi mematikan setelah kedatangan tim pemantau Liga Arab sebagai serangan misterius. (afp/ap/bbc/hep/ami/jpnn)