PYONGYANG- Korea Utara (Korut) tampaknya tidak peduli dengan tekanan dunia maupun ancaman sanksi baru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait pengembangan program nuklir. Kemarin (24/1) Pyongyang melontarkan ancamannya untuk melakukan uji coba nuklir kali ketiga. Korut juga siap meluncurkan lebih banyak roket ke arah musuhnya, Amerika Serikat (AS), sebagai respons terhadap sanksi PBB yang kian diperketat.
Lewat uji coba itu, Korut berencana untuk meluncurkan roket jarak jauh yang tidak hanya mampu membawa satelit ke luar angkasa. Tapi, roket itu siap membawa hulu ledak nuklir pula untuk menyerang AS.
Komisi Pertahanan Nasional, yang dikepalai langsung oleh pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un, menolak sanksi baru Dewan Keamanan (DK) PBB. Resolusi yang dikeluarkan pada Selasa lalu (22/1) tersebut mengutuk uji coba roket jarak jauh Korut pada Desember tahun lalu dan memperketat sanksi terhadap Pyongyang.
Dalam pernyataan barunya, Komisi Pertahanan Nasional kembali menegaskan bahwa peluncuran roket itu bertujuan damai untuk mengirimkan satelit ke luar angkasa. Namun, mereka juga mengakui bahwa peluncuran itu punya tujuan militer untuk menyerang AS.
Komisi tersebut berjanji akan terus meluncurkan satelit dan roket, serta menguji coba nuklir sebagai bagian dari ’’babak baru’’ perseteruan dengan AS. Pyongyang menilai Washington menggalang dukungan dan bertanggung jawab atas penjatuhan sanksi baru PBB pada negeri tersebut. Karena itu, uji coba nuklir akan menjadi aksi berikut yang bakal dilakukan Pyongyang. Tetapi, tidak disebutkan secara detail kapan dan di mana uji coba akan berlangsung.
’’Kami tak menutupi bahwa peluncuran satelit dan roket jarak jauh akan dilakukan oleh DPRK (Korut, Red) silih berganti hingga uji nuklir pada level tinggi. Itu merupakan bagian dari babak baru perlawanan terhadap AS. Semua upaya dan uji coba tersebut pada akhirnya akan menarget AS, musuh abadi rakyat Korut,’’ papar pernyataan tersebut.
’’Menyelesaikan perhitungan dengan AS perlu dilakukan melalui kekerasan, bukan kata-kata. Sebab, yang berlaku adalah hukum rimba,’’ tambahnya.
Pernyataan itu adalah deklarasi yang jarang dilakukan komisi tertinggi di Korut tersebut. Melalui deklarasi tersebut, Kim Jong-un berkomitmen melanjutkan pengembangan program nuklir dan rudalnya sebagai bentuk pembangkangan terhadap PBB. Program nuklir Korut jalan terus meski menghadapi risiko terisolasi dari internasional. (cak/dwi/jpnn)