30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Buntut Kasus Jagal Woolwich, Tahan Dua Tersangka Lagi

LONDON- Penjagalan siang bolong di Distrik Woolwich, Greenwich Borough, Greater London, Rabu (22/5) kemarin, masih menyisakan kengerian. Setelah mengamankan dua pelaku, Michael Adebolajo dan Michael Adebowale, polisi mulai mengumpulkan bukti-bukti. Kemarin (24/5) aparat mengamankan dua tersangka lain dan menggeledah enam rumah yang pernah menjadi kediaman pelaku.

LOKASI: Sejumlah warga Woolwich, tenggara London meletakan bunga  lokasi pembunuhan tentara Inggris. //JUSTIN TALLIS/AFP PHOTO
LOKASI: Sejumlah warga Woolwich, tenggara London meletakan bunga di lokasi pembunuhan tentara Inggris. //JUSTIN TALLIS/AFP PHOTO

Kamis malam (23/5), polisi menangkap seorang pria serta seorang wanita yang masing-masing berusia 29 tahun dan langsung melakukan interogasi. Dua tersangka yang tidak disebutkan namanya itu diduga kuat terlibat dalam pembunuhan terhadap Lee Rigby. Serdadu 25 tahun yang juga anggota kelompok musik militer itu tewas mengenaskan di tangan Adebolajo dan Adebowale Rabu siang.

Selain menginterogasi dua tersangka lain yang kabarnya adalah teman dua pelaku, polisi melakukan penggeledahan. Kemarin aparat mendatangi lima lokasi di London dan sebuah rumah di Lincolnshire, kawasan timur Inggris. Enam rumah itu, konon, pernah menjadi tempat tinggal Adebolajo. Polisi berharap menemukan bukti-bukti yang mengarah pada aksi keji pria 28 tahun tersebut.

Pasca insiden brutal di jalanan Woolwich itu, Kepolisian Metro London memperketat keamanan. Kemarin mereka mengerahkan lebih dari 1.200 personel tambahan ke Greater London. Personel tambahan yang didampingi beberapa unit reaksi cepat bersenjata itu berjaga di titik-titik rawan seperti tempat ibadah dan stasiun kereta. Di Inggris, hanya sejumlah kecil polisi yang boleh menyandang senjata.

“Kami rasa, mereka (Adebolajo dan Adebowale) sedang berusaha menciptakan momentum,” kata Maajid Nawaz, mantan pejuang jihad yang kini bergabung dengan yayasan anti-ektremis Quilliam Foundation.

Menurut dia, dua pria kulit hitam itu sengaja beraksi di keramaian untuk menginspirasi ektremis lain. Alasan itu membuat mereka membiarkan seorang pemakai jalan untuk merekam aksi keji Rabu lalu.

“Mereka sengaja beraksi dramatis agar orang lain terinspirasi untuk melakukan kejahatan yang sama,” papar Nawaz. Dalam aksi brutalnya, Adebolajo memang berusaha memperlihatkan bahwa pembunuhan keji terhadap serdadu bukanlah perkara sulit. Buktinya, hanya dengan menabrakkan mobil yang dia kemudikan, pria berdarah Nigeria itu bisa membuat Rigby terkapar dan dia lantas bebas membantai korban.

Untuk menghimpun data tentang dua pelaku yang kini dirawat medis di dua rumah sakit terpisah, polisi juga memanggil beberapa ulama garis keras London. Dia adalah Anjem Choudary yang kabarnya pernah beberapa kali berinteraksi dengan Adebolajo. “Beberapa tahun ini dia memang cukup rutin mendatangi pengajian yang kami selenggarakan,” katanya.

Namun, menurut Choudary, seluruh pengajian yang didatangi Adebolajo selalu membawa pesan damai. Sebab, dia mengaku tidak pernah menyemaikan benih kekerasan, apalagi balas dendam dalam setiap dakwah yang disampaikannya di pengajian. Hanya, Adebolajo juga rutin mengikuti pengajian Omar Bakri, pendiri Al-Muhajiroun. (AP/AFP/BBC/hep/c17/dos)7/dos)

LONDON- Penjagalan siang bolong di Distrik Woolwich, Greenwich Borough, Greater London, Rabu (22/5) kemarin, masih menyisakan kengerian. Setelah mengamankan dua pelaku, Michael Adebolajo dan Michael Adebowale, polisi mulai mengumpulkan bukti-bukti. Kemarin (24/5) aparat mengamankan dua tersangka lain dan menggeledah enam rumah yang pernah menjadi kediaman pelaku.

LOKASI: Sejumlah warga Woolwich, tenggara London meletakan bunga  lokasi pembunuhan tentara Inggris. //JUSTIN TALLIS/AFP PHOTO
LOKASI: Sejumlah warga Woolwich, tenggara London meletakan bunga di lokasi pembunuhan tentara Inggris. //JUSTIN TALLIS/AFP PHOTO

Kamis malam (23/5), polisi menangkap seorang pria serta seorang wanita yang masing-masing berusia 29 tahun dan langsung melakukan interogasi. Dua tersangka yang tidak disebutkan namanya itu diduga kuat terlibat dalam pembunuhan terhadap Lee Rigby. Serdadu 25 tahun yang juga anggota kelompok musik militer itu tewas mengenaskan di tangan Adebolajo dan Adebowale Rabu siang.

Selain menginterogasi dua tersangka lain yang kabarnya adalah teman dua pelaku, polisi melakukan penggeledahan. Kemarin aparat mendatangi lima lokasi di London dan sebuah rumah di Lincolnshire, kawasan timur Inggris. Enam rumah itu, konon, pernah menjadi tempat tinggal Adebolajo. Polisi berharap menemukan bukti-bukti yang mengarah pada aksi keji pria 28 tahun tersebut.

Pasca insiden brutal di jalanan Woolwich itu, Kepolisian Metro London memperketat keamanan. Kemarin mereka mengerahkan lebih dari 1.200 personel tambahan ke Greater London. Personel tambahan yang didampingi beberapa unit reaksi cepat bersenjata itu berjaga di titik-titik rawan seperti tempat ibadah dan stasiun kereta. Di Inggris, hanya sejumlah kecil polisi yang boleh menyandang senjata.

“Kami rasa, mereka (Adebolajo dan Adebowale) sedang berusaha menciptakan momentum,” kata Maajid Nawaz, mantan pejuang jihad yang kini bergabung dengan yayasan anti-ektremis Quilliam Foundation.

Menurut dia, dua pria kulit hitam itu sengaja beraksi di keramaian untuk menginspirasi ektremis lain. Alasan itu membuat mereka membiarkan seorang pemakai jalan untuk merekam aksi keji Rabu lalu.

“Mereka sengaja beraksi dramatis agar orang lain terinspirasi untuk melakukan kejahatan yang sama,” papar Nawaz. Dalam aksi brutalnya, Adebolajo memang berusaha memperlihatkan bahwa pembunuhan keji terhadap serdadu bukanlah perkara sulit. Buktinya, hanya dengan menabrakkan mobil yang dia kemudikan, pria berdarah Nigeria itu bisa membuat Rigby terkapar dan dia lantas bebas membantai korban.

Untuk menghimpun data tentang dua pelaku yang kini dirawat medis di dua rumah sakit terpisah, polisi juga memanggil beberapa ulama garis keras London. Dia adalah Anjem Choudary yang kabarnya pernah beberapa kali berinteraksi dengan Adebolajo. “Beberapa tahun ini dia memang cukup rutin mendatangi pengajian yang kami selenggarakan,” katanya.

Namun, menurut Choudary, seluruh pengajian yang didatangi Adebolajo selalu membawa pesan damai. Sebab, dia mengaku tidak pernah menyemaikan benih kekerasan, apalagi balas dendam dalam setiap dakwah yang disampaikannya di pengajian. Hanya, Adebolajo juga rutin mengikuti pengajian Omar Bakri, pendiri Al-Muhajiroun. (AP/AFP/BBC/hep/c17/dos)7/dos)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/