25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Brrr, Asia Timur Membeku, Puluhan Tewas

Suhu udara menggigil dilaporkan terjadi di Jepang dan Taiwan.
Suhu udara menggigil dilaporkan terjadi di Jepang dan Taiwan.

TOKYO, SUMUTPOS.CO– Suhu ekstrem hingga di bawah 0 derajat Celcius yang melanda kawasan Asia Timur terus memakan korban. Mulai dari kematian, pembatalan penerbangan, hingga kekacauan luar biasa. Kematian paling mengenaskan terkait suhu udara menggigil dilaporkan terjadi di Jepang dan Taiwan. Di Jepang, lima orang tewas dan lebih dari seratus orang cedera Minggu lalu (24/1).

Di akhir pekan itu hujan salju lebat dan suhu udara rendah menyergap wilayah barat dan tengah. Salju juga di luar perkiraan ahli cuaca turun di wilayah-wilayah subtropis Jepang. Pulau Amami kejatuhan salju untuk kali pertama sejak 1901.

Badai salju juga menyapu sebagian besar Pulau Okinawa di Jepang. Sebelumnya di Okinawa tidak pernah turun salju. Akibat badai tersebut, lebih dari 600 penerbangan domestik sejak Minggu hingga kemarin ditunda.

Di Taiwan, suhu udara dilaporkan mencapai 4 derajat Celsius sepanjang akhir pekan lalu atau terdingin dalam 44 tahun. Karena itulah, banyak penduduk yang tidak siap. Terlebih, mayoritas rumah penduduk tidak memiliki pemanas ruangan. Ketebalan salju di jalanan mencapai 9 sentimeter.

Media-media Taiwan melaporkan, 85 orang tewas akibat suhu dingin. Mayoritas korban yang meninggal di Taiwan itu adalah orang yang sudah lanjut usia. Mereka rata-rata tinggal di wilayah Taiwan bagian utara seperti Taipei dan Taoyuan. Di dua kota itu saja tercatat ada 66 kematian sepanjang akhir pekan ini. Sebanyak 16 korban tewas lainnya berasal dari Kota Kaohsiung.

Mayoritas korban yang meninggal di dalam rumah terkena serangan jantung maupun sesak napas. “Penurunan suhu yang tiba-tiba tersebut terlalu mendadak untuk sistem peredaran darah manusia,” ujar salah seorang pejabat Taiwan.

Cuaca dingin membuat jantung bekerja lebih keras untuk membuat tubuh menjadi hangat. Karena itulah, cuaca dingin meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah yang mengakibatkan serangan jantung dan stroke. Temperatur yang terlalu rendah juga membuat sulit bernapas. Itu membuat orang-orang yang me­miliki penyakit pernapasan seperti asma menjadi kian parah.

Di Bangkok, Thailand, suhu udara sangat jarang jatuh hingga di bawah 20-25 derajat Celsius. Tapi, pada Minggu malam, suhu anjlok hingga sekitar 16 derajat Celsius. Akibatnya, warga Bangkok yang biasanya bersandal jepit dan celana pendek tiba-tiba harus berjaket dan celana panjang tebal. Tapi, tetap saja ada warga yang justru senang. Thip Panyangam, 51, sopir ojek di Bangkok, justru gembira menyambut suhu udara tak biasa tersebut.

“Wow, cuaca ini keren. Sudah bertahun-tahun saya tidak merasakan dingin seperti ini,” kata dia.

Di Tiongkok, 24 stasiun cuaca di seluruh negeri mencatat suhu udara terendah sepanjang masa antara Jumat (22/1) dan Minggu. Di wilayah Eergu’Na di Mongolia Dalam, suhu udara pada Sabtu (23/1) mencapai rekor terendah minus 46,8 derajat Celsius.

Di Kota Guangzhou, turun hujan bercampur salju di wilayah pusat kota. Itu baru kali pertama terjadi dalam 60 tahun terakhir. Cuaca ekstrem pun mendera Shenzhen yang selama ini juga sangat jarang diguyur salju. Jalan-jalan di pusat kota tertutup salju.

Di Hongkong, sekolah dasar dan taman kanak-kanak diliburkan kemarin karena suhu udara anjlok ke level terendah dalam 60 tahun. Kekacauan terjadi di puncak tertinggi Hongkong, Tai Mo Shan. Lari ultramaraton sejauh 100 km dibatalkan di tengah perlombaan setelah para peserta berjatuhan karena tergelincir dan terpeleset di jalanan yang licin. Selain itu, angin sangat membekukan. Kekacauan bertambah parah karena ratusan penonton terjebak di arena. Puluhan di antaranya mengalami hipotermia.

Sementara itu, di Pulau Jeju, Korea Selatan (Korsel), hampir 60.000 orang masih terjebak kemarin. Hujan salju terbesar dalam 30 tahun terakhir membuat bandara ditutup hingga tiga hari. Di Vietnam, suhu udara di Hanoi anjlok hingga menjadi 6 derajat Celsius pada akhir pekan lalu. Media melaporkan, itu adalah suhu udara terdingin dalam 20 tahun terakhir. (BBC/New York Daily News/sha/c9/kim/pda)

Suhu udara menggigil dilaporkan terjadi di Jepang dan Taiwan.
Suhu udara menggigil dilaporkan terjadi di Jepang dan Taiwan.

TOKYO, SUMUTPOS.CO– Suhu ekstrem hingga di bawah 0 derajat Celcius yang melanda kawasan Asia Timur terus memakan korban. Mulai dari kematian, pembatalan penerbangan, hingga kekacauan luar biasa. Kematian paling mengenaskan terkait suhu udara menggigil dilaporkan terjadi di Jepang dan Taiwan. Di Jepang, lima orang tewas dan lebih dari seratus orang cedera Minggu lalu (24/1).

Di akhir pekan itu hujan salju lebat dan suhu udara rendah menyergap wilayah barat dan tengah. Salju juga di luar perkiraan ahli cuaca turun di wilayah-wilayah subtropis Jepang. Pulau Amami kejatuhan salju untuk kali pertama sejak 1901.

Badai salju juga menyapu sebagian besar Pulau Okinawa di Jepang. Sebelumnya di Okinawa tidak pernah turun salju. Akibat badai tersebut, lebih dari 600 penerbangan domestik sejak Minggu hingga kemarin ditunda.

Di Taiwan, suhu udara dilaporkan mencapai 4 derajat Celsius sepanjang akhir pekan lalu atau terdingin dalam 44 tahun. Karena itulah, banyak penduduk yang tidak siap. Terlebih, mayoritas rumah penduduk tidak memiliki pemanas ruangan. Ketebalan salju di jalanan mencapai 9 sentimeter.

Media-media Taiwan melaporkan, 85 orang tewas akibat suhu dingin. Mayoritas korban yang meninggal di Taiwan itu adalah orang yang sudah lanjut usia. Mereka rata-rata tinggal di wilayah Taiwan bagian utara seperti Taipei dan Taoyuan. Di dua kota itu saja tercatat ada 66 kematian sepanjang akhir pekan ini. Sebanyak 16 korban tewas lainnya berasal dari Kota Kaohsiung.

Mayoritas korban yang meninggal di dalam rumah terkena serangan jantung maupun sesak napas. “Penurunan suhu yang tiba-tiba tersebut terlalu mendadak untuk sistem peredaran darah manusia,” ujar salah seorang pejabat Taiwan.

Cuaca dingin membuat jantung bekerja lebih keras untuk membuat tubuh menjadi hangat. Karena itulah, cuaca dingin meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah yang mengakibatkan serangan jantung dan stroke. Temperatur yang terlalu rendah juga membuat sulit bernapas. Itu membuat orang-orang yang me­miliki penyakit pernapasan seperti asma menjadi kian parah.

Di Bangkok, Thailand, suhu udara sangat jarang jatuh hingga di bawah 20-25 derajat Celsius. Tapi, pada Minggu malam, suhu anjlok hingga sekitar 16 derajat Celsius. Akibatnya, warga Bangkok yang biasanya bersandal jepit dan celana pendek tiba-tiba harus berjaket dan celana panjang tebal. Tapi, tetap saja ada warga yang justru senang. Thip Panyangam, 51, sopir ojek di Bangkok, justru gembira menyambut suhu udara tak biasa tersebut.

“Wow, cuaca ini keren. Sudah bertahun-tahun saya tidak merasakan dingin seperti ini,” kata dia.

Di Tiongkok, 24 stasiun cuaca di seluruh negeri mencatat suhu udara terendah sepanjang masa antara Jumat (22/1) dan Minggu. Di wilayah Eergu’Na di Mongolia Dalam, suhu udara pada Sabtu (23/1) mencapai rekor terendah minus 46,8 derajat Celsius.

Di Kota Guangzhou, turun hujan bercampur salju di wilayah pusat kota. Itu baru kali pertama terjadi dalam 60 tahun terakhir. Cuaca ekstrem pun mendera Shenzhen yang selama ini juga sangat jarang diguyur salju. Jalan-jalan di pusat kota tertutup salju.

Di Hongkong, sekolah dasar dan taman kanak-kanak diliburkan kemarin karena suhu udara anjlok ke level terendah dalam 60 tahun. Kekacauan terjadi di puncak tertinggi Hongkong, Tai Mo Shan. Lari ultramaraton sejauh 100 km dibatalkan di tengah perlombaan setelah para peserta berjatuhan karena tergelincir dan terpeleset di jalanan yang licin. Selain itu, angin sangat membekukan. Kekacauan bertambah parah karena ratusan penonton terjebak di arena. Puluhan di antaranya mengalami hipotermia.

Sementara itu, di Pulau Jeju, Korea Selatan (Korsel), hampir 60.000 orang masih terjebak kemarin. Hujan salju terbesar dalam 30 tahun terakhir membuat bandara ditutup hingga tiga hari. Di Vietnam, suhu udara di Hanoi anjlok hingga menjadi 6 derajat Celsius pada akhir pekan lalu. Media melaporkan, itu adalah suhu udara terdingin dalam 20 tahun terakhir. (BBC/New York Daily News/sha/c9/kim/pda)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/