Korban Tewas Jadi 19 Orang
TRIPOLI- Korban tewas akibat serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik (NATO) di Tripoli dan pinggiran ibu kota itu meningkat menjadi 19 orang, padahal sebelumnya hanya tiga orang korban jiwa. Demikian dilaporkan televisi pemerintah Libya.
Pesawat-pesawat tempur NATO telah melakukan beberapa serangan udara terbesar ke kompleks Muamar Kadhafi setelah Amerika Serikat (AS) menyatakan pemimpin Libya itu akan dipaksa mundur dari kekuasaannya.
“Sembilanbelas orang tewas dan 150 orang terluka dalam serangan pasukan salib NATO di Tripoli dan pinggiran kota itu,” kata televisi Jamahiriya sambil menayangkan gambar sedikitnya tiga pemuda di tempat jenazah. Dua rangkaian dari tiga ledakan besar cukup kuat yang mengguncang jendela di pusat Kota Tripoli. Ledakan itu merupakan sebuah kejutan di ibu kota Libya itu selama sepuluh menit.
Munculnya serangan NATO di Tripoli, Rusia menyampaikan pemboman terkini di Tripoli bagian pelanggaran berat berdasarkan Resolusi 1970 dan 1973 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Rusia menyatakan upaya Barat membenarkan serangan itu dengan menunjuk ancaman terhadap warga Libya sebenarnya menafikan bahaya. “Serangan udara tak menghentikan bentrok tentara di antara pihak Libya, bahkan menciptakan lebih banyak penderitaan di kalangan warga damai,” kata kementerian luar negeri.
Ketua Afrika Bersatu, Teodoro Obiang Nguema mengutuk campur tangan tentara asing di Pantai Gading dan Libya, dengan mengatakan bahwa Afrika harus dibolehkan mengelola urusannya. “Afrika tak memerlukan pengaruh luar. Afrika harus mengelola sendiri urusannya,”tegas pria yang juga presiden Guinea Khatulistiwa. (bbs/jpnn)