25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Pemberontak Tolak Dialog dengan Muammar Kadhafi

TRIPOLI- Pemberontak Libya menolak setiap dialog yang berdasarkan pembagian kekuasaan, kecuali ada pembahasan mengenai mundurnya pemimpin Libya, Muammar Kadhafi. Demikian dilaporkan Al Jazeera.

Juru bicara pemberontak Libya, Muhammad Allaqi mengatakan kepada Al Jazeera Minggu (24/7) masalah mundurnya Kolonel Muammar Kadhafi merupakan harga mati, pemberontak tidak akan berdialog kecuali untuk membahas masalah itu, dan pemberontak telah siap bernegosiasi dengan para teknokrat dari pemerintah, tetapi tidak akan bernegosiasi dengan Kadhafi dan putranya Seif al-Islam, serta kepala intelijen Abdullah Sanusi yang menjadi buronan Pengadilan Pidana Internasional.

Sementara seorang diplomat Barat, Minggu (24/7) membicarakan tentang rencana utusan PBB, Abdul Ilah al-Khatib berdasarkan gencatan senjata dan pembagian kekuasaan.

Tapi, Kadhafi menegaskan komitmennya tetap berkuasa dan membantah semua tuduhan pada pemerintahannya telah melakukan penindasan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Libya, Abdel Ati Obeidi bertolak ke Mesir pada hari yang sama setelah melakukan pembicaraan dengan para pejabat.

Pembicaraan terjadi setelah dua hari seorang juru bicara Tripoli mengumumkan tentang kesiapan pemerintahan Kadhafi mengadakan perundingan baru dengan Amerika Serikat (AS) dan pemberontak, dengan penekanan Kadhafi tak akan mundur.

Serangan NATO pada dini hari kemarin menargetkan sekitar komplek kediaman Kadhafi di Bab al-Aziziya dan bertepatan dengan serangandi pinggiran Kota Tripoli di sebelah timur dan tenggara. NATO mendukung pemberontak di Zliten yang terletak di jalan utama antara Misrata dan Tripoli. (bbs/jpnn)

TRIPOLI- Pemberontak Libya menolak setiap dialog yang berdasarkan pembagian kekuasaan, kecuali ada pembahasan mengenai mundurnya pemimpin Libya, Muammar Kadhafi. Demikian dilaporkan Al Jazeera.

Juru bicara pemberontak Libya, Muhammad Allaqi mengatakan kepada Al Jazeera Minggu (24/7) masalah mundurnya Kolonel Muammar Kadhafi merupakan harga mati, pemberontak tidak akan berdialog kecuali untuk membahas masalah itu, dan pemberontak telah siap bernegosiasi dengan para teknokrat dari pemerintah, tetapi tidak akan bernegosiasi dengan Kadhafi dan putranya Seif al-Islam, serta kepala intelijen Abdullah Sanusi yang menjadi buronan Pengadilan Pidana Internasional.

Sementara seorang diplomat Barat, Minggu (24/7) membicarakan tentang rencana utusan PBB, Abdul Ilah al-Khatib berdasarkan gencatan senjata dan pembagian kekuasaan.

Tapi, Kadhafi menegaskan komitmennya tetap berkuasa dan membantah semua tuduhan pada pemerintahannya telah melakukan penindasan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Libya, Abdel Ati Obeidi bertolak ke Mesir pada hari yang sama setelah melakukan pembicaraan dengan para pejabat.

Pembicaraan terjadi setelah dua hari seorang juru bicara Tripoli mengumumkan tentang kesiapan pemerintahan Kadhafi mengadakan perundingan baru dengan Amerika Serikat (AS) dan pemberontak, dengan penekanan Kadhafi tak akan mundur.

Serangan NATO pada dini hari kemarin menargetkan sekitar komplek kediaman Kadhafi di Bab al-Aziziya dan bertepatan dengan serangandi pinggiran Kota Tripoli di sebelah timur dan tenggara. NATO mendukung pemberontak di Zliten yang terletak di jalan utama antara Misrata dan Tripoli. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/