29 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Korban Tewas 366 Orang, Turki Masih Tolak Bantuan

Van-Jumlah korban tewas karena gempa yang menggun cang Provinsi Van di Turki bagian timur telah meningkat menjadi 366 orang. Sedang jumlah warga yang terluka mencapai 1.301 jiwa.

Data resmi ini dikeluarkan kementerian Administrasi Bencana dan Darurat Turki, Selasa (25/10), seperti dilaporkan NTV Turki. Selain itu, ratusan lagi diyakini masih terkubur di bawah reruntuhan.

Gempa berkekuatan 7,2 SR menghantam provinsi timur Vann pada hari Minggu (23/10) siang. Daerah yang terkena dampak terburuk gempa yaitu Ercis, sebuah kota berpenduduk 75.000 orang.

Turki hingga kini masih menolak bantuan dari negara-negara lain. Bantuan asing saat ini belum diperlukan. Sejauh ini 26 pesawat dan ratusan kendaraan pembawa bahan bantuan dikirim ke daerah yang terkena bencana. Lebih dari 3.000 personil dikerahkan untuk mencari dan menyelamatkan korban di reruntuk bangunan dan lebih dari 100 ambulans dikerahkan ke wilayah terkena gempa.

Bayi Usia Dua Minggu Berhasil Diselamatkan

Sementara itu, Tim penyelamat Turki berhasil menyelamatkan seorang bayi berusia dua minggu dan ibunya dari timbunan puing-puing gempa. Nenek bayi itu juga berhasil diselamatkan namun ayahnya masih belum ditemukan.
Bayi yang bernama Azra Karaduman tersebut mampu bertahan hidup selama 48 jam dan beberapa jam kemudian ibunya, Semiha, ditemukan. Seorang petugas penyelamat mengatakan kepada BBC bahwa bayi yang berhasil diselamatkan itu meningkatkan semangat mereka. “Ketika saya lelah, saya teringat putri saya yang berusia empat tahun dan saya mengatakan pada diri saya tidak boleh berhenti. Saya turun lagi,” tuturnya.

Sedangkan para korban yang berada di jalan kini harus berjuang melawan udara dingin menusuk kulit dengan hanya berbekal selimut tebal dan makanan bantuan. Beberapa di antara mereka turut membantu mencari korban yang masih belum ditemukan.

“Gempa membuat hidup kami jadi seperti di neraka. Kami berada di luar, udaranya sangat dingin, dan tak ada tenda untuk tempat berteduh,” kata Emin Kayram, salah seorang korban. “Rasanya seperti kiamat,” kata Mesut Ozan Yilmaz, korban luka yang sempat terkubur hidup-hidup selama 32 jam.
Pencarian korban saat ini berkonsentrasi di Kota Ersic yang paling parah terdampak gempa. Para korban masih takut kembali ke rumah karena khawatir masih akan ada gempa susulan lagi. (bbs/jpnn)

Van-Jumlah korban tewas karena gempa yang menggun cang Provinsi Van di Turki bagian timur telah meningkat menjadi 366 orang. Sedang jumlah warga yang terluka mencapai 1.301 jiwa.

Data resmi ini dikeluarkan kementerian Administrasi Bencana dan Darurat Turki, Selasa (25/10), seperti dilaporkan NTV Turki. Selain itu, ratusan lagi diyakini masih terkubur di bawah reruntuhan.

Gempa berkekuatan 7,2 SR menghantam provinsi timur Vann pada hari Minggu (23/10) siang. Daerah yang terkena dampak terburuk gempa yaitu Ercis, sebuah kota berpenduduk 75.000 orang.

Turki hingga kini masih menolak bantuan dari negara-negara lain. Bantuan asing saat ini belum diperlukan. Sejauh ini 26 pesawat dan ratusan kendaraan pembawa bahan bantuan dikirim ke daerah yang terkena bencana. Lebih dari 3.000 personil dikerahkan untuk mencari dan menyelamatkan korban di reruntuk bangunan dan lebih dari 100 ambulans dikerahkan ke wilayah terkena gempa.

Bayi Usia Dua Minggu Berhasil Diselamatkan

Sementara itu, Tim penyelamat Turki berhasil menyelamatkan seorang bayi berusia dua minggu dan ibunya dari timbunan puing-puing gempa. Nenek bayi itu juga berhasil diselamatkan namun ayahnya masih belum ditemukan.
Bayi yang bernama Azra Karaduman tersebut mampu bertahan hidup selama 48 jam dan beberapa jam kemudian ibunya, Semiha, ditemukan. Seorang petugas penyelamat mengatakan kepada BBC bahwa bayi yang berhasil diselamatkan itu meningkatkan semangat mereka. “Ketika saya lelah, saya teringat putri saya yang berusia empat tahun dan saya mengatakan pada diri saya tidak boleh berhenti. Saya turun lagi,” tuturnya.

Sedangkan para korban yang berada di jalan kini harus berjuang melawan udara dingin menusuk kulit dengan hanya berbekal selimut tebal dan makanan bantuan. Beberapa di antara mereka turut membantu mencari korban yang masih belum ditemukan.

“Gempa membuat hidup kami jadi seperti di neraka. Kami berada di luar, udaranya sangat dingin, dan tak ada tenda untuk tempat berteduh,” kata Emin Kayram, salah seorang korban. “Rasanya seperti kiamat,” kata Mesut Ozan Yilmaz, korban luka yang sempat terkubur hidup-hidup selama 32 jam.
Pencarian korban saat ini berkonsentrasi di Kota Ersic yang paling parah terdampak gempa. Para korban masih takut kembali ke rumah karena khawatir masih akan ada gempa susulan lagi. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/