26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Korsel Pupus Citra Negara Permak Wajah

Iklan operasi plastik di Korea Selatan.
Iklan operasi plastik di Korea Selatan.

SEOUL, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Korea Selatan (Korsel), tampaknya, mulai gerah dengan media yang mengidentikkan negeri berpenduduk lebih dari 50 juta jiwa tersebut dengan operasi plastik. Untuk menghilangkan citra tersebut, parlemen Negeri Ginseng itu pun membatasi iklan operasi plastik yang memang menjamur di sana.

Pembatasan iklan operasi plastik tersebut bakal berlaku kali pertama di Kota Seoul, ibu kota Korsel. Kemarin (26/3) pemerintahan Presiden Park Geun-hye mengumumkan larangan iklan operasi plastik di kendaraan umum. Misalnya, bus dan kereta api. Sebab, pemerintah setempat menerima banyak keluhan terkait dengan dampak psikologis yang muncul dari iklan-iklan tersebut.

“Iklan operasi plastik membuat masyarakat terobsesi pada penampilan fisik,” ujar jubir pemerintah Seoul. Menurut jubir yang identitasnya tidak disebutkan itu, iklan operasi plastik yang menyuguhkan bentuk tubuh ideal atau paras cantik para model telah menjadikan penduduk Korsel sebagai masyarakat pemuja kesempurnaan fisik. Bahkan, mereka rela melakukan apa pun demi fisik yang sempurna.

Di Seoul, iklan operasi plastik terpampang di hampir setiap sudut kota. Bukan hanya di bus, kereta api, dan sarana transportasi umum lainnya, tetapi juga di beberapa titik strategis. Biasanya, iklan-iklan tersebut terpampang di papan berukuran besar yang menampilkan wajah atau bagian tubuh tertentu sang model sebelum dan sesudah dioperasi.

Di stasiun kereta api bawah tanah Apgujeong, misalnya. Stasiun yang terletak di wilayah elite Distrik Gangnam tersebut menjadi salah satu etalase operasi plastik ala Korsel. Maklum, distrik tersebut memang terkenal sebagai pusat operasi plastik Korsel. Sebagian besar iklan operasi plastik itu menampilkan wajah cantik para model yang memiliki mata lebar, dagu lancip, dan hidung mancung.

“Berdasar aturan pemerintah yang baru, tidak boleh ada iklan operasi plastik dengan porsi lebih dari 20 persen di stasiun-stasiun kereta api serta halte bus,” jelas jubir pemerintah Seoul. Pemerintah berencana menertibkan polusi visual di ibu kota karena iklan operasi plastik yang berlebihan tersebut. Apalagi, sebagian masyarakat belakangan mulai mengeluhkan iklan operasi plastik yang kian sensasional.

“Dalam waktu dekat, pemerintah menyeleksi seluruh iklan operasi plastik yang menampilkan foto sebelum dan sesudah. Foto maupun slogan yang terlalu sensasional akan langsung kami larang,” kata Lee Chang-min, salah seorang anggota Dewan Kota Seoul. Sebab, iklan-iklan tersebut menggiring generasi muda pada pemahaman yang salah mengenai operasi plastik.

Iklan-iklan tersebut, menurut Lee, memberikan informasi yang salah kepada masyarakat. Gambaran di iklan sensasional tentang operasi plastik cenderung membuat publik berpikir bahwa menjadi cantik atau memiliki postur tubuh ideal itu mudah. Padahal, operasi plastik bukan pembedahan yang mudah dilakukan. Ada beberapa syarat wajib yang harus dimiliki dokter maupun pasien.

“Pemerintah akan melarang penempatan iklan operasi plastik di dekat kompleks sekolah. Baik sekolah dasar, menengah, maupun lanjut,” ucap Lee. Sebab, iklan-iklan operasi plastik sama sekali tidak mengandung nilai pendidikan. Alih-alih mengedukasi masyarakat, iklan yang menyedot dana tidak sedikit itu justru membuat publik salah kaprah. (AFP/hep/c15/dos)

Iklan operasi plastik di Korea Selatan.
Iklan operasi plastik di Korea Selatan.

SEOUL, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Korea Selatan (Korsel), tampaknya, mulai gerah dengan media yang mengidentikkan negeri berpenduduk lebih dari 50 juta jiwa tersebut dengan operasi plastik. Untuk menghilangkan citra tersebut, parlemen Negeri Ginseng itu pun membatasi iklan operasi plastik yang memang menjamur di sana.

Pembatasan iklan operasi plastik tersebut bakal berlaku kali pertama di Kota Seoul, ibu kota Korsel. Kemarin (26/3) pemerintahan Presiden Park Geun-hye mengumumkan larangan iklan operasi plastik di kendaraan umum. Misalnya, bus dan kereta api. Sebab, pemerintah setempat menerima banyak keluhan terkait dengan dampak psikologis yang muncul dari iklan-iklan tersebut.

“Iklan operasi plastik membuat masyarakat terobsesi pada penampilan fisik,” ujar jubir pemerintah Seoul. Menurut jubir yang identitasnya tidak disebutkan itu, iklan operasi plastik yang menyuguhkan bentuk tubuh ideal atau paras cantik para model telah menjadikan penduduk Korsel sebagai masyarakat pemuja kesempurnaan fisik. Bahkan, mereka rela melakukan apa pun demi fisik yang sempurna.

Di Seoul, iklan operasi plastik terpampang di hampir setiap sudut kota. Bukan hanya di bus, kereta api, dan sarana transportasi umum lainnya, tetapi juga di beberapa titik strategis. Biasanya, iklan-iklan tersebut terpampang di papan berukuran besar yang menampilkan wajah atau bagian tubuh tertentu sang model sebelum dan sesudah dioperasi.

Di stasiun kereta api bawah tanah Apgujeong, misalnya. Stasiun yang terletak di wilayah elite Distrik Gangnam tersebut menjadi salah satu etalase operasi plastik ala Korsel. Maklum, distrik tersebut memang terkenal sebagai pusat operasi plastik Korsel. Sebagian besar iklan operasi plastik itu menampilkan wajah cantik para model yang memiliki mata lebar, dagu lancip, dan hidung mancung.

“Berdasar aturan pemerintah yang baru, tidak boleh ada iklan operasi plastik dengan porsi lebih dari 20 persen di stasiun-stasiun kereta api serta halte bus,” jelas jubir pemerintah Seoul. Pemerintah berencana menertibkan polusi visual di ibu kota karena iklan operasi plastik yang berlebihan tersebut. Apalagi, sebagian masyarakat belakangan mulai mengeluhkan iklan operasi plastik yang kian sensasional.

“Dalam waktu dekat, pemerintah menyeleksi seluruh iklan operasi plastik yang menampilkan foto sebelum dan sesudah. Foto maupun slogan yang terlalu sensasional akan langsung kami larang,” kata Lee Chang-min, salah seorang anggota Dewan Kota Seoul. Sebab, iklan-iklan tersebut menggiring generasi muda pada pemahaman yang salah mengenai operasi plastik.

Iklan-iklan tersebut, menurut Lee, memberikan informasi yang salah kepada masyarakat. Gambaran di iklan sensasional tentang operasi plastik cenderung membuat publik berpikir bahwa menjadi cantik atau memiliki postur tubuh ideal itu mudah. Padahal, operasi plastik bukan pembedahan yang mudah dilakukan. Ada beberapa syarat wajib yang harus dimiliki dokter maupun pasien.

“Pemerintah akan melarang penempatan iklan operasi plastik di dekat kompleks sekolah. Baik sekolah dasar, menengah, maupun lanjut,” ucap Lee. Sebab, iklan-iklan operasi plastik sama sekali tidak mengandung nilai pendidikan. Alih-alih mengedukasi masyarakat, iklan yang menyedot dana tidak sedikit itu justru membuat publik salah kaprah. (AFP/hep/c15/dos)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/