26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ribuan Anak Filipina Terserang Diare

Pasca Banjir

MINDANO- Puluhan ribu anak terlantar akibat banjir bandang di Filipina selatan. Sejumlah anak itu menghadapi resiko penyakit seperti diare dan pnemoni.

Banjir bandang yang menerjang Filipina belakangan ini mucul akibat meluapnya Sungai Rio Grande. Otoritas setempat menyatakan, beberapa daerah masih dilanda banjir. Demikian seperti diberitakan oleh AFP, Minggu (26/6).

Utusan Perserikat Bangsa-Bangsa (PBB) untuk anak (UNICEF),  Vanessa Tobin menyatakan, 450 ribu anak-anak di Filipina, ribuan di antaranya terkena penyakit diare dan pnemonia akibat banjir yang melanda kota di Mindanao. “Kami mencoba mencegah kematian dan penyakit yang membahayakan anak anak, bersama dengan pemerintah serta mitra kami,” ujarnya.

Sementara itu, ribuan warga masih tinggal di pusat evakuasi di Luzon setelah Badai Meari berhasil memporak porandakan kota. Badai Meari menewaskan satu orang dan regu penyelamat sedang mencari 17 orang yang hilang, termasuk di antaranya para nelayan yang tengah melaut.

Dia menambahkan, sekarang ini pihaknya masih berupaya bisa mendirikan pusat-pusat belajar sementara untuk anak-anak dalam beberapa minggu mendatang, sehingga mereka dapat melanjutkan sekolah.

UNICEF telah mengirimkan lebih dari 5.500 selimut, 5.000 terpal dan 3.500 tikar plastik, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan. Menurut laporan, hampir 90.000 orang meninggalkan rumahnya karena banjir setelah Badai Tropis Meari, dengan 15 orang tercatat hilang, kata kantor pertahanan sipil.

Di Marikina, satu daerah pinggiran Manila yang rendah 25.000 orang diungsikan ke tempat-tempat penampungan setelah air mencapai tingkat bahaya, tambah kantor itu. (bbs/jpnn)

Pasca Banjir

MINDANO- Puluhan ribu anak terlantar akibat banjir bandang di Filipina selatan. Sejumlah anak itu menghadapi resiko penyakit seperti diare dan pnemoni.

Banjir bandang yang menerjang Filipina belakangan ini mucul akibat meluapnya Sungai Rio Grande. Otoritas setempat menyatakan, beberapa daerah masih dilanda banjir. Demikian seperti diberitakan oleh AFP, Minggu (26/6).

Utusan Perserikat Bangsa-Bangsa (PBB) untuk anak (UNICEF),  Vanessa Tobin menyatakan, 450 ribu anak-anak di Filipina, ribuan di antaranya terkena penyakit diare dan pnemonia akibat banjir yang melanda kota di Mindanao. “Kami mencoba mencegah kematian dan penyakit yang membahayakan anak anak, bersama dengan pemerintah serta mitra kami,” ujarnya.

Sementara itu, ribuan warga masih tinggal di pusat evakuasi di Luzon setelah Badai Meari berhasil memporak porandakan kota. Badai Meari menewaskan satu orang dan regu penyelamat sedang mencari 17 orang yang hilang, termasuk di antaranya para nelayan yang tengah melaut.

Dia menambahkan, sekarang ini pihaknya masih berupaya bisa mendirikan pusat-pusat belajar sementara untuk anak-anak dalam beberapa minggu mendatang, sehingga mereka dapat melanjutkan sekolah.

UNICEF telah mengirimkan lebih dari 5.500 selimut, 5.000 terpal dan 3.500 tikar plastik, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan. Menurut laporan, hampir 90.000 orang meninggalkan rumahnya karena banjir setelah Badai Tropis Meari, dengan 15 orang tercatat hilang, kata kantor pertahanan sipil.

Di Marikina, satu daerah pinggiran Manila yang rendah 25.000 orang diungsikan ke tempat-tempat penampungan setelah air mencapai tingkat bahaya, tambah kantor itu. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/