RABAT – Musibah kecelakaan pesawat terjadi di Maroko, Selasa (26/7). Otoritas setempat melaporkan, 78 orang tewas dan tiga lainnya terluka saat sebuah pesawat militer jatuh dan menabrak punggung gunung sekitar 10 kilometer dari Guelmim, sekitar 830 kilometer selatan Rabat, Maroko.
Pesawat angkut Hercules C-130 itu terbang dari Kota Agadir, selatan Maroko, menuju Laayone di Sahara Barat, dengan membawa 9 kru, 60 tentara, dan 12 warga sipil. Ketika hendak mendarat darurat di Guelmim akibat cuaca yang buruk, pesawat tersebut mengalami musibah.
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat (sekitar pukul 15.00 WIB). Seorang warga yang menjadi saksi mata kecelakaan itu menuturkan kepada Reuters asap tebal mengepul di lokasi saat musibah terjadi. “Kecelakaan yang diduga terjadi akibat cuaca buruk itu mengakibatkan 78 orang tewas. Tiga lainnya selamat, tetapi mengalami luka sangat serius,” kata juru bicara Angkatan Bersenjata Kerajaan Maroko (MRAF) dalam pernyataan yang dikutip kantor berita MAP.
Kepada Associated Press, Menteri Informasi Maroko Khaled Naciri membenarkan adanya insiden kecelakaan pesawat setelah menabrak gunung dan jatuh. “Banyak korban jiwa dalam musibah tersebut,” ujar Naciri yang dihubungi melalui telepon.
Guelmim berada di utara Sahara Barat yang menjadi wilayah sengketa. Selama ini pesawat Hercules C-130 memang banyak digunakan di wilayah tersebut.
Sebuah sumber resmi di Kementerian Dalam Negeri Maroko menuturkan kepada Agence France-Presse bahwa tentara dan keluarganya biasa diangkut dengan pesawat itu. “Dari berbagai kemungkinan, kabut debu dan cuaca buruk diyakini sebagai penyebab kecelakaan tersebut. Tetapi, kami belum punya banyak informasi untuk sementara waktu,” tutur sumber itu.
Tiga korban selamat dan 42 jenazah yang ditemukan telah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Militer Maroko menyatakan, pencarian korban masih berlangsung. Semua korban diperkirakan bisa dievakuasi hari ini (27/7).
MAP melaporkan, sebelumnya pesawat itu juga pernah terbang da ri Kota Dakhla di Sahara Barat menuju ke Kenitra, 40 kilometer utara Rabat. Maroko menempatkan mayoritas tentaranya di kawa san Sahara Barat, wilayah seluas Inggris yang dikuasai Rabat sejak 1975. Wilayah tersebut semula merupakan koloni Spanyol dan berupaya memerdekakan diri dari Maroko.
Masyarakat Sahara Barat ingin menjadikan daerah kaya mineral itu sebagai negara merdeka. Pasukan penjaga perdamaian PBB pun berada di sana sejak 1991. PBB telah mendesak dilakukan referendum untuk mencari solusi atas sengketa itu. Namun, Maroko menolak dan menawarkan otonomi khusus
Kecelakaan pesawat kali terakhir terjadi di Maroko pada 1994. Saat itu 44 penumpang dan kru pesawat Royal Air Maroc tewas dalam kecelakaan di Kota Agadir. (afp/rtr/ap/cak/c7/dwi/jpnn)