23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Sebarkan Propaganda, Korut Ancam Tembakan

KOREA UTARA- Hubungan Korea Selatan (Korsel) dengan Korea Utara kembali dipanaskan. Pemerintah Korea Utara (Korut) menuding memancing amarah Korut melalui selebaran pesan propaganda.

Selebaran pesan propaganda yang disebarkan Korsel melalui balon terbang dan menyerukan tentang kerusuhan Mesir dan Libya, Korut mulai panas. Bahkan mengeluarkan sikap siap melepaskan tembakan ke perbatasan Korsel, apabila pemerintah Korsel melanjutkan penyebaran selebaran tersebut.

Korsel menerbangkan balon-balon yang membawa selebaran dan DVD berisi unjuk rasa menuntut demokrasi di Mesir melalui perbatasan yang dibentengi. Sebuah kantor berita nasional KCNA mengatakan, Kor sel harus segera menghentikan perang psikologis. Peringatan tersebut dikeluarkan sehari sebelum Korsel melakukan latihan militer tahunan dengan tentara Amerika Serikat (AS).

“Korsel akan mendorong semenanjung Korea kepada konfrontasi global, dengan terus melancarkan pengaruh psikologis dan anti republik,” pemerintah Korut mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dilansir BBC, Minggu (27/2).

Selain selebaran itu, Korsel menyertakan makanan, pakaian, dan radio di balon yang dikirimkannya ke Korut. Pemerintah Korut mengatakan, latihan militer yang dilakukan Korsel dengan tentara AS merupakan dalih untuk melakukan invasi ke Korut. Tapi, Pemerintah Korsel mengatakan bahwa latihan tersebut murni untuk pertahanan.
Terdapat 28.500 tentara AS yang ditempatkan di Korsel dalam latihan tersebut. Hubungan antar Korea tersebut menjadi sangat tegang sejak 46 warga Korsel tewas saat kapal perang mereka tenggelam Maret lalu.

Anggota Parlemen Korsel, Song Young-sun mengatakan, kampanye tersebut bertujuan untuk mendorong Korut mempertimbangkan perubahan. Diakuinya, didalam keranjang makanan tersebut terdapat pesan yang berisi, makanan itu dikirim militer Korsel dan aman untuk dikonsumsi manusia namun untuk memastikan keamanannya bisa diberikan pada ternak. Pemerintah Korsel menyalahkan Korut atas kejadian tersebut, namun Pemerintah Korut menyangkalnya. (bbs/jpnn)

KOREA UTARA- Hubungan Korea Selatan (Korsel) dengan Korea Utara kembali dipanaskan. Pemerintah Korea Utara (Korut) menuding memancing amarah Korut melalui selebaran pesan propaganda.

Selebaran pesan propaganda yang disebarkan Korsel melalui balon terbang dan menyerukan tentang kerusuhan Mesir dan Libya, Korut mulai panas. Bahkan mengeluarkan sikap siap melepaskan tembakan ke perbatasan Korsel, apabila pemerintah Korsel melanjutkan penyebaran selebaran tersebut.

Korsel menerbangkan balon-balon yang membawa selebaran dan DVD berisi unjuk rasa menuntut demokrasi di Mesir melalui perbatasan yang dibentengi. Sebuah kantor berita nasional KCNA mengatakan, Kor sel harus segera menghentikan perang psikologis. Peringatan tersebut dikeluarkan sehari sebelum Korsel melakukan latihan militer tahunan dengan tentara Amerika Serikat (AS).

“Korsel akan mendorong semenanjung Korea kepada konfrontasi global, dengan terus melancarkan pengaruh psikologis dan anti republik,” pemerintah Korut mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dilansir BBC, Minggu (27/2).

Selain selebaran itu, Korsel menyertakan makanan, pakaian, dan radio di balon yang dikirimkannya ke Korut. Pemerintah Korut mengatakan, latihan militer yang dilakukan Korsel dengan tentara AS merupakan dalih untuk melakukan invasi ke Korut. Tapi, Pemerintah Korsel mengatakan bahwa latihan tersebut murni untuk pertahanan.
Terdapat 28.500 tentara AS yang ditempatkan di Korsel dalam latihan tersebut. Hubungan antar Korea tersebut menjadi sangat tegang sejak 46 warga Korsel tewas saat kapal perang mereka tenggelam Maret lalu.

Anggota Parlemen Korsel, Song Young-sun mengatakan, kampanye tersebut bertujuan untuk mendorong Korut mempertimbangkan perubahan. Diakuinya, didalam keranjang makanan tersebut terdapat pesan yang berisi, makanan itu dikirim militer Korsel dan aman untuk dikonsumsi manusia namun untuk memastikan keamanannya bisa diberikan pada ternak. Pemerintah Korsel menyalahkan Korut atas kejadian tersebut, namun Pemerintah Korut menyangkalnya. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/