25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Sepuluh Kasus Baru, Dua Meninggal

Kasus MERS di Arab Saudi. Seorang petugas di pos keamanan perbatasan antara Jeddah dan Mekah memakai masker.
Kasus MERS di Arab Saudi. Seorang petugas di pos keamanan perbatasan antara Jeddah dan Mekah memakai masker.

RIYADH, SUMUTPOS.CO – Korban keganasan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Arab Saudi dipastikan bertambah. Pemerintah setempat menyatakan telah menjumpai sepuluh kasus. Selama ini nyaris sepertiga penderita MERS meninggal. Berdasar laporan terbaru, dua orang meninggal.

Sebelumnya, pemerintah Mesir pada Sabtu (26/4) menyatakan satu orang meninggal karena mengidap MERS. Pria yang bernasib nahas tersebut dikabarkan baru pulang dari Riyadh untuk bekerja. MERS ditemukan sejak dua tahun lalu di Arab Saudi. Sejauh ini 323 kasus ditangani. Sebanyak 94 penderita dinyatakan meninggal.

Pada April tahun ini, jumlah penderita meningkat tajam. Ada 127 kasus yang ditemukan sejak awal bulan hingga kemarin. Termasuk tujuh kasus di Jeddah, wilayah terbesar yang terjangkit penyakit saluran pernapasan itu. Dua kasus lain ditemukan di Makkah. Kondisi tersebut adalah lonjakan terbesar sejak MERS ditemukan.

Menteri Kesehatan Arab Saudi Adel Fakieh pada Sabtu (26/4) menuturkan, tiga rumah sakit telah dirancang untuk menangani penderita MERS secara intensif. Antara lain, di Riyadh, Jeddah, dan Dammam. Tiga rumah sakit itu bisa mengakomodasi 146 pasien.

Data lonjakan pasien MERS tersebut membuat warga Arab Saudi khawatir. Terdapat berbagai komentar di sosial media yang mengecam lemahnya penanganan pemerintah terhadap kasus tersebut. Bahkan, pekan lalu Raja Abdullah akhirnya memecat Menteri Kesehatan Abdullah al-Rabiah karena dianggap gagal mengisolasi penyebaran penyakit endemik itu.

Di Jeddah, orang-orang mengenakan masker wajah dan menghindari berkumpul di tempat publik karena khawatir tertular. Pembelian obat cuci tangan dan produk higienis lain di apotek-apotek juga melonjak.

Sementara itu, MERS merupakan satu famili dengan virus yang menyerang saluran pernapasan seperti flu biasa dan Sever Acute Respiratory Syndrome (SARS). SARS pernah mengakibatkan lebih dari 800 orang di dunia meninggal pada 2003. Belum ada vaksin untuk mematikan MERS. Ahli juga belum menemukan cara penularan virus tersebut. (Reuters/AP/cak/c20/dos)

Kasus MERS di Arab Saudi. Seorang petugas di pos keamanan perbatasan antara Jeddah dan Mekah memakai masker.
Kasus MERS di Arab Saudi. Seorang petugas di pos keamanan perbatasan antara Jeddah dan Mekah memakai masker.

RIYADH, SUMUTPOS.CO – Korban keganasan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Arab Saudi dipastikan bertambah. Pemerintah setempat menyatakan telah menjumpai sepuluh kasus. Selama ini nyaris sepertiga penderita MERS meninggal. Berdasar laporan terbaru, dua orang meninggal.

Sebelumnya, pemerintah Mesir pada Sabtu (26/4) menyatakan satu orang meninggal karena mengidap MERS. Pria yang bernasib nahas tersebut dikabarkan baru pulang dari Riyadh untuk bekerja. MERS ditemukan sejak dua tahun lalu di Arab Saudi. Sejauh ini 323 kasus ditangani. Sebanyak 94 penderita dinyatakan meninggal.

Pada April tahun ini, jumlah penderita meningkat tajam. Ada 127 kasus yang ditemukan sejak awal bulan hingga kemarin. Termasuk tujuh kasus di Jeddah, wilayah terbesar yang terjangkit penyakit saluran pernapasan itu. Dua kasus lain ditemukan di Makkah. Kondisi tersebut adalah lonjakan terbesar sejak MERS ditemukan.

Menteri Kesehatan Arab Saudi Adel Fakieh pada Sabtu (26/4) menuturkan, tiga rumah sakit telah dirancang untuk menangani penderita MERS secara intensif. Antara lain, di Riyadh, Jeddah, dan Dammam. Tiga rumah sakit itu bisa mengakomodasi 146 pasien.

Data lonjakan pasien MERS tersebut membuat warga Arab Saudi khawatir. Terdapat berbagai komentar di sosial media yang mengecam lemahnya penanganan pemerintah terhadap kasus tersebut. Bahkan, pekan lalu Raja Abdullah akhirnya memecat Menteri Kesehatan Abdullah al-Rabiah karena dianggap gagal mengisolasi penyebaran penyakit endemik itu.

Di Jeddah, orang-orang mengenakan masker wajah dan menghindari berkumpul di tempat publik karena khawatir tertular. Pembelian obat cuci tangan dan produk higienis lain di apotek-apotek juga melonjak.

Sementara itu, MERS merupakan satu famili dengan virus yang menyerang saluran pernapasan seperti flu biasa dan Sever Acute Respiratory Syndrome (SARS). SARS pernah mengakibatkan lebih dari 800 orang di dunia meninggal pada 2003. Belum ada vaksin untuk mematikan MERS. Ahli juga belum menemukan cara penularan virus tersebut. (Reuters/AP/cak/c20/dos)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/