SUMUTPOS.CO – Kapal kontainer Ever Given yang hampir sepekan menyumbat Terusan Suez dilaporkan sudah 80 persen bergerak ke arah yang benar. Pernyataan dari otoritas yang mengelola kanal itu memunculkan harapan, kanal sepanjang 193,3 kilometer.
Namun, pemilik kapal menyatakan meski sudah bisa bergerak, belum ada jaminan kapal berbobot 200.000 ton itu bakal segera mengapung.
Ever Given, kapal kontainer dengan panjang 400 meter, terdampar secara diagonal di Terusan Suez sejak Selasa (23/3). Kapal itu menimbulkan lebih dari 300 kapal lainnya tidak bisa lewat, dan berdampak pada kerugian dunia senilai miliaran dollar AS.
Ketua Otoritas Terusan Suez (SCA) Osama Rabie berujar, upaya kapal penarik membuahkan hasil menggeser bagian haluan dan buritan kapal. “Posisi kapal saat ini sudah 80 persen bergerak ke arah yang benar,” ucap Rabie, dikutip AFP Senin (29/3).
Rabie menerangkan, bagian buritan kini berpindah sekitar 102 meter dari bibir pantai, setelah posisi sebelumnya lebih jauh empat meter. Berdasarkan keterangan SCA, upaya untuk mengapungkan lagi kapal yang membawa 18.300 kontainer itu akan dimulai lagi saat gelombang pasang berikutnya.
SCA menyatakan, proses itu akan dilanjutkan lagi pukul 11.30 waktu setempat untuk mencoba mereposisi kapalnya. Menurut situs Vesselfinder dan myshiptracking, bagian buritan mulai terlihat bergeser dari bagian tepi kanal.
Belum Mengapung
Shoei Kisen selaku pemilik Ever Given mengemukakan, meski kapal itu bergser, bukan berarti bakal siap bergerak. Sebanyak 11 kapal penarik berusaha untuk mengubah haluan kapal. Shoei Kisen menjelaskan Ever Given tidak mengalami kerusakan berarti.
Sumber dari SCA mengungkapkan, tim lapangan telah diterjunkan melakukan pemeriksaan teknis, dan memastikan motor kapal kondisinya baik. Otoritas berjibaku dengan waktu untuk menyejajarkan lagi kapal itu, yang diduga kandas karena angin kencang. Sebabnya berdasarkan penghitungan sejumlah badan, dunia mengalami kerugian hingga miliaran dollar AS. Kerugian tersebut didapat karena banyak kapal terpaksa mengalihkan rute mengitari Afrika, yang waktu tempuhnya jadi lebih lama.
Sebelumnya kapal Ever Given yang berbendera Panama itu kandas pada Selasa (23/3) lalu. Kapal berukuran 400 meter itu kandas dan memblokir total seluruh akses pelayaran di terusan yang menjadi jalan bagi 12% perdagangan global itu.
Kapal itu diduga tertiup angin kencang saat mengalami mati mesin. Namun investigasi terakhir menyebut ada kesalahan manusia dalam insiden itu.
Melintangnya kapal sangat mengganggu perdagangan global antara Eropa dan Asia. Menurut data yang dihimpun perusahaan manajemen perkapalan Lloyd list, insiden kapal raksasa itu bisa menahan sekitar US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,7 triliun (asumsi Rp 14.000/US$) per jam dalam perdagangan.
Angka ini berdasarkan perkiraan nilai barang yang dipindahkan melalui Suez setiap hari. Lloyd menilai lalu lintas ke arah barat di kanal itu kira-kira US$ 5,1 miliar (Rp 73,7 triliun) per hari. Lalu lintas ke arah timur sekitar US$ 4,5 miliar (Rp 65 triliun) per hari.
Saat kandas, kapal itu sendiri sedang dalam operasional perusahaan pelayaran Taiwan Evergreen Marine. Saat kejadian, kapal itu diketahui sedang dalam perjalanan dari China menuju Rotterdam, Belanda.
Shoei Kisen, perusahaan Jepang pemilik kapal itu, sempat meminta maaf. “Kami sangat menyesal telah menyebabkan kekhawatiran yang luar biasa pada kapal yang melakukan perjalanan atau jadwal perjalanan di Terusan Suez,” tulis perusahaan itu. (kps/cncb)