Bayangan berbentuk bintik atau garis yang tampak mengambang atau melayang-layang pada penglihatan mata, biasa disebut Floaters. Floaters sering terjadi, dan umumnya tidak berbahaya. Meski begitu, floaters bisa menjadi tanda penyakit mata yang serius.
Floaters tidak berbahaya jika berjumlah sedikit, hanya terjadi sesekali, tidak bertambah parah, dan tidak mengganggu penglihatan. Ukuran floaters bisa bervariasi, mulai dari bintik hitam kecil hingga bayangan yang lebih besar seperti bentuk tali yang panjang.
Floaters biasanya muncul saat seseorang melihat cahaya terang seperti matahari. Kondisi ini bisa juga terjadi saat terlalu lama menatap warna dasar, seperti putih. Jika disebabkan oleh penyakit, floaters dapat terlihat setiap saat dan menimbulkan nyeri.
Penyebab Floaters
Vitreus atau gel bening terdapat di antara bagian depan dan belakang mata. Vitreus berisi air, kolagen, dan hyaluronan, yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk bola mata dan menyalurkan cahaya ke retina. Pada mata normal, cahaya masuk melewati lensa, kornea, dan vitreus, menuju retina yang terletak di bagian belakang mata. Gangguan pada vitreus dapat menyebabkan timbulnya bayangan yang tampak sebagai floaters.
Gangguan pada vitreus dapat disebabkan oleh berbagai kondisi berikut, seperti:
1. Usia
Seiring bertambahnya usia, kekentalan vitreus akan berkurang. Akibatnya, vitreus akan mengerut dan beberapa bagian dalam bola mata ikut tertarik. Kondisi ini disebut juga dengan posterior vitreous detachment. Saat vitreus mengerut dan bertambah padat, kolagen di dalamnya akan menggumpal dan menghalangi jalannya cahaya. Akibatnya, gambar yang diterima oleh retina akan memiliki bayang-bayang kecil atau floaters.
2. Perdarahan pada mata
Darah tidak dapat ditembus oleh cahaya. Karena itu, perdarahan pada vitreus dapat menghalangi jalannya cahaya. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan di vitreus adalah cedera langsung pada mata atau gangguan pada pembuluh darah di dalam mata, seperti yang terjadi pada retinopati diabetik.
3. Peradangan pada mata bagian belakang
Kondisi ini disebut juga dengan istilah uveitis posterior. Pada kondisi ini, lapisan mata yang terletak di belakang mata (uvea) mengalami peradangan, misalnya akibat infeksi. Uveitis posterior dapat menyebabkan sel-sel peradangan masuk ke dalam vitreus dan terlihat sebagai floaters.
4. Robekan pada retina
Robekan pada retina dapat terjadi ketika vitreus mengerut dan menarik lapisan retina. Apabila tidak segera diatasi, robekan ini akan menyebabkan lapisan retina terlepas (ablasi retina). Ketika retina terlepas, cahaya otomatis tidak bisa diterima dengan baik sehingga timbul bayangan berupa floaters.
5. Tumor mata
Tidak semua tumor dapat menyebabkan floaters, kecuali jika lokasinya dekat dengan vitreus atau sudah menyebar ke vitreus. Tumor mata dapat berupa tumor ganas atau jinak.
6. Operasi dan prosedur pada mata
Penyuntikan obat-obatan tertentu ke dalam vitreus dapat menghasilkan gelembung yang bisa menimbulkan floaters. Beberapa metode operasi pada vitreus juga dapat menyebabkan munculnya gelembung yang dapat terlihat sebagai floaters.
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya floaters, yakni berusia lebih dari 50 tahun, mengalami rabun jauh yang parah, menderita diabetes, pernah menjalani operasi katarak, dan memiliki anggota keluarga dengan riwayat ablasi retina.
Gejala Floaters
Floaters ditandai dengan timbulnya bayangan transparan pada penglihatan. Pada umumnya, floaters tidak menimbulkan sakit atau mengganggu penglihatan. Namun, apabila jumlahnya banyak, bayangan ini dapat mengganggu kenyamanan.
Bentuk floaters dapat berbeda-beda pada setiap orang. Bayangan tersebut bisa timbul dalam berbagai bentuk, seperti bintik hitam atau abu-abu, benang, garis berlekuk atau lurus, sarang laba-laba, dan lingkaran menyerupai cincin. Floaters dapat terlihat tebal atau tipis dan bisa berjumlah satu hingga ratusan. Floaters yang dilihat seseorang juga dapat berubah-ubah seiring waktu.
Karena penyebab floaters berasal dari bagian dalam mata, bayangan yang dilihat akan ikut bergerak ketika mata bergerak. Floaters juga akan menjauh atau menghilang ketika penderita mencoba untuk melihat langsung ke arahnya. Selain itu, bayangan biasanya akan terlihat lebih jelas saat penderita sedang melihat ke latar yang terang, seperti langit yang cerah atau tembok berwarna putih.
Kapan harus ke dokter?
Meski floaters umumnya bukan merupakan kondisi yang berbahaya, pemeriksaan ke dokter perlu segera dilakukan, jika floaters terjadi lebih sering, floaters timbul tiba-tiba, floaters berjumlah lebih banyak dan terlihat lebih jelas. Selanjutnya, kilatan cahaya terlihat pada mata yang mengalami floaters, sebagian pandangan tampak seperti tertutup tirai tipis, sebagian pandangan menjadi gelap, timbul nyeri pada mata, penglihatan kabur, buram atau hilang, serta floaters timbul setelah menjalani operasi mata atau mengalami cedera pada mata. Gejala-gejala tersebut dapat menandakan kondisi yang lebih serius, bahkan berbahaya.
Diagnosis Floaters
Diagnosis floaters dimulai dengan melakukan tanya jawab terkait gejala yang dialami, terutama mengenai ciri floaters yang dilihat. Dokter juga akan menanyakan tentang riwayat penyakit pasien, khususnya terkait kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya floaters.
Pengobatan Floaters
Pada sebagian besar kasus, floaters tidak memerlukan pengobatan khusus karena dapat hilang dengan sendirinya. Pasien hanya perlu menyesuaikan diri untuk dapat melihat tanpa merasa terganggu oleh floaters. Namun, pada floaters yang disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain, pengobatan akan disesuaikan dengan penyebabnya. Sebagai contoh, operasi dapat dilakukan untuk menangani floaters akibat ablasi retina. Sementara obat antimikroba digunakan untuk mengatasi floaters yang disebabkan oleh peradangan pada uvea.
Untuk floaters yang hilang timbul, penanganan dapat dilakukan secara mandiri dengan memutar bola mata ke kiri dan kanan, serta ke atas dan ke bawah. Bayangan akan ikut bergerak sesuai dengan pergerakan cairan di dalam mata dan perlahan-lahan dapat menghilang.
Jika floaters tidak disebabkan oleh penyakit tertentu tetapi dirasa sangat mengganggu, terdapat beberapa pilihan pengobatan yang biasa disarankan dokter. Seperti terapi laser. Dokter akan mengarahkan sinar laser khusus ke vitreus untuk menghancurkan gumpalan sehingga floaters menjadi partikel yang lebih kecil. Tujuannya adalah agar bayangan yang terbentuk tidak mengganggu penglihatan.
Vitrektomi, jika terapi laser tidak banyak membantu, vitrektomi dapat menjadi pilihan. Operasi ini dilakukan dengan mengangkat seluruh vitreus dan menggantinya dengan cairan garam steril yang dapat mempertahankan bentuk mata. Perlu diketahui, kedua metode pengobatan di atas sama-sama membawa risiko kerusakan pada retina. Selain itu, floaters mungkin tidak sepenuhnya hilang dan berisiko terbentuk kembali. Karena itu, manfaat dan risiko dari metode pengobatan di atas perlu didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter.
Pencegahan Floaters
Floaters umumnya terjadi secara alami dan tidak dapat dicegah. Pencegahan terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari dan menangani kondisi yang dapat menyebabkan floaters, antara lain menggunakan pelindung mata saat sedang bekerja dengan alat berat atau melakukan olahraga tertentu untuk mencegah cedera pada mata
Mengontrol gula darah untuk mencegah perdarahan vitreus akibat retinopati diabetik. (alodokter/saz)