JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Seorang pasien diduga terifeksi ebola telah di rawat di RS Pusat Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta. Ia diduga mengidap penyakit yang telah menewaskan 2 ribu orang itu lantaran mengalami gejala demam tinggi, nyeri otot, dan sakit kepala.
Dugaan tersebut menguat saat diketahui ia baru saja melakukan perjalanan ke Afrika. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama menuturkan, kasus tersebut masih belum dapat dipastikan. Namun ia menduga, kasus itu bukan ebola meski ia mengalami demam tinggi seperti ebola. Alasannya, demam yang diderita sang pasien memiliki diagnosis. Sementara untuk kasus ebola, demam tidak miliki penyebab yang jelas atau fever of unknown origin (FUO). Selain itu, lanjut dia, keadaan umum pasien juga baik sementara pasien positif ebola kondisi mereka sebaliknya.
Kendati demikian, Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) itu mengatakan, bahwa prosedur pemeriksaan akan tetap dilakukan. Pasien akan mendapatkan pemeriksaan laboratorium PCR ebola.”Hasilnya akan keluar dalam 48 jam untuk memastikan diagnosis,” ungkapnya melalui pesan singkat kemarin (07/09).
Tjandra mengungkapkan, kesadaran masyarakat pada penyakit ebola ini telah cukup tinggi. mereka tak lagi ragu untuk memeriksakan kondisi mereka usai melakukan perjalanan ke negara terjangkit di benua hitam itu. Meski begitu, ia tetap menghimbau agar WNI yang melakukan perjalanan ke Liberia, Guinea, Sierra Leonne, Nigeria, Kongo dan Senegal untuk terus waspada. “Lebih sering cuci tangan pakai sabun, mengingta ebola menular lewat kontak dengan cairan tubuh. batasi perjalanan domestik, dan kalau ada keluhan langsung melapor,” tandasnya.
Sementara itu, lanjut dia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) kini terus berupaya meneliti vaksin dan obat untuk penyakit ebola ini. Dari pertemuan yang dilakukan awal september lalu, WHO mengungkapkan adanya kemungkinan pengobatan ebola dengan menggunakan darah lengkap atau whole blood atau serum darah dari pasien yang sembuh. Sedangkan untuk vaksin, ada dua calon vaksin yang saat ini telah didalami. Yakni, vesicular stomatitis virus (VSV-EBO) dan chimpanzee adenovirus (ChAd-EBO). “Bila terbukti aman, maka akan tersedia November 2014 ini,” tuturnya. (mia)