31 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Gejala Mual, Muntah, Demam, dan Hilang Kesadaran, Anak 2 Tahun Meninggal, Bayi 8 Bulan Dirawat

MEDAN, SUMUTPOS– Seorang balita berusia 2 tahun, meninggal dunia dengan kondisi suspek atau diduga terjangkit hepatitis misterius (akut). Sedangkan bayi berumur 8 bulan, juga suspek hepatitis akut dan kini masih dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, drg Ismail Lubish mengatakan, anak tersebut meninggal di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, setelah menjalani perawatan dengan gejala berat. Sementara si bayi kini dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan. “Anak yang meninggal itu berusia 2 tahun berasal dari Kota Medan. Pasien masuk ke rumah sakit dengan gejala mual, muntah, demam, dan matanya sudah menguning, serta kehilangan kesadaran,” kata Ismail kepada wartawan, Selasa (10/5).

Menurut Ismail, untuk memastikan pasien terjangkit hepatitis, harus dilakukan sejumlah pemeriksaan. Salah satunya, pemeriksaan spesimen/swab dan sudah dikirim ke Jakarta. “Untuk menetapkan seorang pasien terjangkit hepatitis akut, ada empat tahap pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan. Antara lain, pemeriksaan swab adeno virus, darah, urine, dan tinja,” terangnya.

Ismail menyebut, kondisi bayi suspek hepatitis akut, saat ini mengalami kehilangan kesadaran, kadar SGPT/SGOT tidak normal. Namun, untuk lebih jelasnya nanti tim dokter RSUP Haji Adam Malik yang bisa menjelaskan. “Terkait hasil pemeriksaan sampel (swab adeno virus) belum tahu kapan kita terima. Komite ahli dari Kementerian Kesehatan yang menentukan diagnosis, apakah pasien terkonfirmasi hepatitis akut. Tapi, nantinya akan kita informasikan,” ujarnya.

Ia mengaku, pihaknya sudah mengimbau kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit, puskesmas dan klinik di Sumut agar segera menginformasikan apabila menemukan kasus dengan gejala saluran cerna yang menonjol. “Kalau cepat dilaporkan, maka tentu cepat pula ditangani untuk mendapat perawatan medis,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) mengatakan, pasien masuk dan mulai dirawat sejak 7 Mei lalu. Pasien merupakan rujukan dari RS Santa Elisabeth Medan dan dirawat selama seminggu. Sebelumnya, pasien juga dirawat di RS Grand Medistra Lubukpakam. “Pasien mengalami gejala yang sama persis dengan hepatitis dan juga hasil pemeriksaan laboratorium, sehingga diputuskan sebagai pasien suspek hepatitis akut,” kata Zainal.

Dia menyatakan, penularan penyakit ini tidak sedahsyat seperti Covid-19. Meski begitu, tetap mengantisipasi terhadap segala sesuatu yang terjadi nantinya. “Kalau terjadi peningkatan kasus, sudah disiapkan 15 ruangan untuk pasien. Bahkan, nantinya akan ditambah lagi ruangan untuk penanganan pasien jika memungkinkan,” sebut Zainal.

Ketua Tim Penanganan Pasien Hepatitis Akut Unknown RSUP Haji Adam Malik dr Ade Rachmat Yudiyanto MKed(Ped) SpA(K) menambahkan, kondisi pasien saat ini masih demam dan ada sedikit mengalami perburukan pada klinisnya. “Untuk hasil pemeriksaan sampel belum tahu kapan lama waktunya. Namun, untuk investigasi ditarget selama 14 hari selesai,” ungkapnya.

Terpisah, Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Haji Adam Malik Dr dr Fajrinur MKed (Paru), SpP(K) mengatakan, pasien yang berusia 8 bulan ini memiliki berat badan kurang dari 10 kg. Saat masuk rumah sakit, kondisi kesadaran sudah menurun dengan mata dan tubuh mulai berwarna kuning. “Pasien ini mengalami gejala mual, muntah atau gejala terhadap saluran cernanya. Kemudian, diare, demam dan ada riwayat kejang-kejang. Gejalanya seperti penyakit hepatitis biasa, hanya saja cepat sekali terjadi penurunan kesadaran,” ungkapnya.

Fajrinur menuturkan, pasien langsung dilakukan penanganan secara intensif dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumut. Kemudian, diambil sampel pasien untuk pemeriksaan virus hepatitis akut. “Bayi tersebut dirawat di ruang khusus. Karena bayi ini masih butuh pendampingan ibunya, maka didampingi dengan ibunya juga,” tukasnya.

Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, Dr Pocut Fatima Fitri mengaku belum mendapat informasi tentang adanya anak yang meninggal dunia diduga mengalami gejala hepatitis misterius (hepatitis akut). Pocut justru mengaku, hingga saat ini hanya ada satu pasien yang diduga terkena penyakit hepatitis misterius, dan saat ini pasien berusia 8 bulan itu masih di rawat di RSUP H Adam Malik Medan.

Ia juga mengakui, saat ini satu pasien anak yang dimaksud memang sudah dalam kondisi cukup berat. “Kalau meninggal dari Rumah Sakit Elizabeth Medan kami belum ada laporan, tapi memang ada satu pasien yang di rujuk dari Elizabeth ke RS Adam Malik,” ucap Pocut, Selasa (10/5) siang.

Namun berdasarkan laporan terakhir, sambung Pocut, pasien tersebut masih dalam penanganan dan pemeriksaan lebih lanjut. “Satu jam yang lalu dokter yang menangani beri laporan anak tersebut masih dalam perawatan lebih lanjut dan saat ini masih dalam diagnosa, apakah penyakit yang dialami ini hepatitis misterius atau bukan,” ujarnya.

Dijelaskan Pocut, saat ini pasien yang berada di Adam Malik tersebut sudah dirawat selama tiga hari. “Sudah dirawat tiga hari sejak di rujuk ke RS Adam Malik. Kalau yang baru diduga itu hanya satu pasien dan ini memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui, apakah pasien penyakit hepatitis misterius ini,” katanya.

Untuk itu, Pocut mengimbau agar masyarakat Kota Medan dapat menjaga pola hidup sehat dan bersih. “Ciri-ciri penyakit hepatitis ini demam kuning, diare, badan lemas. Bah ini kebanyakan karena pola makan yang tidak di jaga kebersihan dan kematangannya,” terangnya.

Pocut juga meminta agar setiap orangtua dapat melihat betul apa yang masuk ke dalam mulut anak. “Jika belum vaksin hepatitis a dan b untuk anak usia 0 – 5 tahun, kita sarankan untuk segera vaksin ke Posyandu. Jangan biarkan anak makan jajan sembarangan, dan tolong perhatikan betul cara kita mengelola makanan di rumah agar tetap bersih dan sehat,” pungkasnya.

Jaga Pola Hidup Bersih dan Sehat

Menyikapi mulai merebaknya penyakit hepatitis akut, Kepala Dinas Kesehatan Deliserdang, dr Ade Budi Krista mengajak masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan cara yang sederhana, yaitu mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga higienis makanan yang dikonsumsi.

Menurut pria berkacamata ini, penyakit yang banyak menyerang anak anak pada usia 1 bulan sampai 15 tahun ini sulit dideteksi.” Agar tidak tertular, hindari makanan yang terkontaminasi, tangan yang kotor, jangan pakai alat makan bergantian sebelum dicuci,” sebut dr Ade ketika dihubungi wartawan via selulernya, Selasa (10/5).

Dia juga mengimbau, agar masyarakat mewaspadai gejala dengan gejala mata kuning, kulit kuning, demam, dan muntah, mencret. Apabila menemukan gejala tersebut, segera membawa anaknya ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat. Karena itu, sebut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Deliserdang ini, hepatitis akut ini merupakan penyakit new emergensi atau penyakit baru.

Semua penanganannya harus sesuai dengan petunjuk teknis dari kementrian kesehatan. Selanjutnya pihaknya membuat surat edaran ke semua rumah sakit  dan pusat kesehatan agar segera melaporkan, apabila ada kasus dengan gejala yang sama.

Surat edaran tersebut berupa petunjuk teknis yang berasal dari Kemenkes. Terkait informasi selanjutnya harus menunggu dari Kemenkes. Pasalnya untuk memastikan apakah betul hepatitis akut atau bukan harus menunggu hasil laboratorium dari pusat. “Kita belum memiliki peralatanya. Hanya ada di Jakarta dan sangat sulit dideteksi selain itu membutuhkan waktu lama,” terangnya. (ris/map/btr)

MEDAN, SUMUTPOS– Seorang balita berusia 2 tahun, meninggal dunia dengan kondisi suspek atau diduga terjangkit hepatitis misterius (akut). Sedangkan bayi berumur 8 bulan, juga suspek hepatitis akut dan kini masih dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, drg Ismail Lubish mengatakan, anak tersebut meninggal di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, setelah menjalani perawatan dengan gejala berat. Sementara si bayi kini dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan. “Anak yang meninggal itu berusia 2 tahun berasal dari Kota Medan. Pasien masuk ke rumah sakit dengan gejala mual, muntah, demam, dan matanya sudah menguning, serta kehilangan kesadaran,” kata Ismail kepada wartawan, Selasa (10/5).

Menurut Ismail, untuk memastikan pasien terjangkit hepatitis, harus dilakukan sejumlah pemeriksaan. Salah satunya, pemeriksaan spesimen/swab dan sudah dikirim ke Jakarta. “Untuk menetapkan seorang pasien terjangkit hepatitis akut, ada empat tahap pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan. Antara lain, pemeriksaan swab adeno virus, darah, urine, dan tinja,” terangnya.

Ismail menyebut, kondisi bayi suspek hepatitis akut, saat ini mengalami kehilangan kesadaran, kadar SGPT/SGOT tidak normal. Namun, untuk lebih jelasnya nanti tim dokter RSUP Haji Adam Malik yang bisa menjelaskan. “Terkait hasil pemeriksaan sampel (swab adeno virus) belum tahu kapan kita terima. Komite ahli dari Kementerian Kesehatan yang menentukan diagnosis, apakah pasien terkonfirmasi hepatitis akut. Tapi, nantinya akan kita informasikan,” ujarnya.

Ia mengaku, pihaknya sudah mengimbau kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit, puskesmas dan klinik di Sumut agar segera menginformasikan apabila menemukan kasus dengan gejala saluran cerna yang menonjol. “Kalau cepat dilaporkan, maka tentu cepat pula ditangani untuk mendapat perawatan medis,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) mengatakan, pasien masuk dan mulai dirawat sejak 7 Mei lalu. Pasien merupakan rujukan dari RS Santa Elisabeth Medan dan dirawat selama seminggu. Sebelumnya, pasien juga dirawat di RS Grand Medistra Lubukpakam. “Pasien mengalami gejala yang sama persis dengan hepatitis dan juga hasil pemeriksaan laboratorium, sehingga diputuskan sebagai pasien suspek hepatitis akut,” kata Zainal.

Dia menyatakan, penularan penyakit ini tidak sedahsyat seperti Covid-19. Meski begitu, tetap mengantisipasi terhadap segala sesuatu yang terjadi nantinya. “Kalau terjadi peningkatan kasus, sudah disiapkan 15 ruangan untuk pasien. Bahkan, nantinya akan ditambah lagi ruangan untuk penanganan pasien jika memungkinkan,” sebut Zainal.

Ketua Tim Penanganan Pasien Hepatitis Akut Unknown RSUP Haji Adam Malik dr Ade Rachmat Yudiyanto MKed(Ped) SpA(K) menambahkan, kondisi pasien saat ini masih demam dan ada sedikit mengalami perburukan pada klinisnya. “Untuk hasil pemeriksaan sampel belum tahu kapan lama waktunya. Namun, untuk investigasi ditarget selama 14 hari selesai,” ungkapnya.

Terpisah, Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Haji Adam Malik Dr dr Fajrinur MKed (Paru), SpP(K) mengatakan, pasien yang berusia 8 bulan ini memiliki berat badan kurang dari 10 kg. Saat masuk rumah sakit, kondisi kesadaran sudah menurun dengan mata dan tubuh mulai berwarna kuning. “Pasien ini mengalami gejala mual, muntah atau gejala terhadap saluran cernanya. Kemudian, diare, demam dan ada riwayat kejang-kejang. Gejalanya seperti penyakit hepatitis biasa, hanya saja cepat sekali terjadi penurunan kesadaran,” ungkapnya.

Fajrinur menuturkan, pasien langsung dilakukan penanganan secara intensif dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumut. Kemudian, diambil sampel pasien untuk pemeriksaan virus hepatitis akut. “Bayi tersebut dirawat di ruang khusus. Karena bayi ini masih butuh pendampingan ibunya, maka didampingi dengan ibunya juga,” tukasnya.

Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, Dr Pocut Fatima Fitri mengaku belum mendapat informasi tentang adanya anak yang meninggal dunia diduga mengalami gejala hepatitis misterius (hepatitis akut). Pocut justru mengaku, hingga saat ini hanya ada satu pasien yang diduga terkena penyakit hepatitis misterius, dan saat ini pasien berusia 8 bulan itu masih di rawat di RSUP H Adam Malik Medan.

Ia juga mengakui, saat ini satu pasien anak yang dimaksud memang sudah dalam kondisi cukup berat. “Kalau meninggal dari Rumah Sakit Elizabeth Medan kami belum ada laporan, tapi memang ada satu pasien yang di rujuk dari Elizabeth ke RS Adam Malik,” ucap Pocut, Selasa (10/5) siang.

Namun berdasarkan laporan terakhir, sambung Pocut, pasien tersebut masih dalam penanganan dan pemeriksaan lebih lanjut. “Satu jam yang lalu dokter yang menangani beri laporan anak tersebut masih dalam perawatan lebih lanjut dan saat ini masih dalam diagnosa, apakah penyakit yang dialami ini hepatitis misterius atau bukan,” ujarnya.

Dijelaskan Pocut, saat ini pasien yang berada di Adam Malik tersebut sudah dirawat selama tiga hari. “Sudah dirawat tiga hari sejak di rujuk ke RS Adam Malik. Kalau yang baru diduga itu hanya satu pasien dan ini memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui, apakah pasien penyakit hepatitis misterius ini,” katanya.

Untuk itu, Pocut mengimbau agar masyarakat Kota Medan dapat menjaga pola hidup sehat dan bersih. “Ciri-ciri penyakit hepatitis ini demam kuning, diare, badan lemas. Bah ini kebanyakan karena pola makan yang tidak di jaga kebersihan dan kematangannya,” terangnya.

Pocut juga meminta agar setiap orangtua dapat melihat betul apa yang masuk ke dalam mulut anak. “Jika belum vaksin hepatitis a dan b untuk anak usia 0 – 5 tahun, kita sarankan untuk segera vaksin ke Posyandu. Jangan biarkan anak makan jajan sembarangan, dan tolong perhatikan betul cara kita mengelola makanan di rumah agar tetap bersih dan sehat,” pungkasnya.

Jaga Pola Hidup Bersih dan Sehat

Menyikapi mulai merebaknya penyakit hepatitis akut, Kepala Dinas Kesehatan Deliserdang, dr Ade Budi Krista mengajak masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan cara yang sederhana, yaitu mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga higienis makanan yang dikonsumsi.

Menurut pria berkacamata ini, penyakit yang banyak menyerang anak anak pada usia 1 bulan sampai 15 tahun ini sulit dideteksi.” Agar tidak tertular, hindari makanan yang terkontaminasi, tangan yang kotor, jangan pakai alat makan bergantian sebelum dicuci,” sebut dr Ade ketika dihubungi wartawan via selulernya, Selasa (10/5).

Dia juga mengimbau, agar masyarakat mewaspadai gejala dengan gejala mata kuning, kulit kuning, demam, dan muntah, mencret. Apabila menemukan gejala tersebut, segera membawa anaknya ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat. Karena itu, sebut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Deliserdang ini, hepatitis akut ini merupakan penyakit new emergensi atau penyakit baru.

Semua penanganannya harus sesuai dengan petunjuk teknis dari kementrian kesehatan. Selanjutnya pihaknya membuat surat edaran ke semua rumah sakit  dan pusat kesehatan agar segera melaporkan, apabila ada kasus dengan gejala yang sama.

Surat edaran tersebut berupa petunjuk teknis yang berasal dari Kemenkes. Terkait informasi selanjutnya harus menunggu dari Kemenkes. Pasalnya untuk memastikan apakah betul hepatitis akut atau bukan harus menunggu hasil laboratorium dari pusat. “Kita belum memiliki peralatanya. Hanya ada di Jakarta dan sangat sulit dideteksi selain itu membutuhkan waktu lama,” terangnya. (ris/map/btr)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/