SUMUTPOS.CO – Bagi pria, kemampuan beraksi di atas ranjang adalah salah satu lambang kejantanan. Karena itu, tentu saja disfungsi ereksi alias impotensi menjadi momok yang menakutkan. Hati-hati, salah satu penyebabnya adalah efek samping obat.
Beberapa obat dan narkoba dapat memiliki efek pada gairah seksual dan kinerja seksual. Pada obat dengan resep, dokter biasanya sudah memberitahu bahwa salah satu efek sampingnya adalah menyebabkan impotensi.
Jika anda berpikir bahwa obat yang sedang anda konsumsi memiliki efek negatif pada kinerja seksual, diskusikan masalah ini dengan dokter anda.
Jangan berhenti minum obat tanpa terlebih dahulu berkonsultasi, karena beberapa obat dapat menyebabkan reaksi berbahaya yang mengancam nyawa bila tiba-tiba dihentikan.
Berikut beberapa obat yantg dapat membuat pria impotensi.
1. Narkoba
Yang paling sering menyebabkan impotensi pada pria adalah konsumsi alkohol yang berlebihan. Selain itu, juga ada penyalahgunaan narkoba. Narkoba yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi yaitu kokain, ganja dan heroin.
Kokain dan heroin awalnya dapat memfasilitasi hasrat seksual dan fungsi ereksi, namun penggunaan jangka panjang telah dikaitkan dengan masalah ereksi.
2. Obat tekanan darah
“Beberapa kelas obat tekanan darah telah dikaitkan dengan disfungsi ereksi. Thiazide diuretics adalah salah satu yang paling umum. Contoh lainnya hydrochlolorthiazide dan chlorthalidone,” kata Harrison’s Principles of Internal Medicine, Dr. Anthony Fauci, seperti dilansir laman Livestrong, Minggu (17/11).
ACE inhibitor seperti enalapril dan captopril juga dapat menyebabkan impotensi. Diltiazem dan amlodipine adalah contoh dari kelas obat tekanan darah yang dikenal sebagai calcium channel blockers, yang juga dapat menyebabkan impotensi karena memiliki beta blocker.
3. Obat anti-depresan
Menurut American Academy of Family Physicians, anti-depresan berhubungan dengan disfungsi ereksi. Yang paling umum adalah anti-depresan SSRI (Selective serotonin reuptake inhibitor) dan tricyclic.
Contoh SSRI termasuk fluoxetine, paroxetine dan escitalopram. Tricyclic termasuk nortriptyline dan amitriptyline. SRRI lebih mungkin menyebabkan anorgasmia (tidak mampu orgasme) ketimbang impotensi.
4. Obat anti-psikotik
Obat anti-psikotik digunakan untuk mengobati skizofrenia dan beberapa gangguan psikotik lainya. Beberapa obat ini dapat mengganggu fungsi seksual dan juga mengganggu beberapa fase dari respons seksual.
5. Obat Anti-androgen
Menurut artikel yang diterbitkan pada tahun 2001 dalam jurnal medis Endocrine Reviews, beberapa obat digunakan untuk menurunkan kadar hormon pria atau memblokir kegiatannya.
Salah satu pengobatan kanker prostat melibatkan pemberian obat yang disebut leuprolid untuk menurunkan testosteron. Hasilnya adalah untuk menghambat pertumbuhan tumor dan mengurangi nyeri tulang pada pasien. Namun, hormon pria yang diturunkan juga dapat mengganggu fungsi seksualnya.
6. H2 blocker
Menurut Harrison’s Principles of Internal Medicine, H2 blocker adalah obat yang dipakai untuk mengobati asam lambung berlebih di perut atau gastroesophageal reflux (GERD) atau rasa panas di dada. Cimetidine adalah yang paling mungkin menyebabkan efek samping ini.(fny/jpnn)