25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Gangguan Pendengaran Bisa Jadi Sinyal Alzheimer

 

Alzhemeir
Alzhemeir

SUMUTPOS.CO- GANGGUAN pendengaran biasanya terjadi pada sebagian orang yang lanjut usia (lansia). Terdengar sepele dan wajar, tapi jangan salah karena gangguan pendengaran bisa mempercepat penyusutan otak dan meningkatkan risiko demensia dan jadi sinyal alzheimer.

Asisten profesor di Johns Hopkins University, Dr. Frank Lin melakukan magnetic resonance imaging (MRI) pada 126 peserta usia 56 hingga 58 tahun selama 10 tahun untuk membandingkan perubahan otak antara orang dengan pendengaran normal dan mereka yang mengalami gangguan pendengaran.

Hasil studi yang ditulis dalam NeuroImage menunjukkan bahwa peserta yang sulit mendengar di awal penelitian menunjukkan tingkat percepatan atrofi otak.

Secara khusus, tuna rungu kehilangan lebih dari satu cm kubik tambahan jaringan per tahun dibandingkan orang yang bisa mendengat dengan baik.

Oleh karena itu, Lin mengatakan tidak heran jika penyusutan signifikan di bagian otak yang bertanggung jawab mengolah suara dan informasi bisa meningkatkan risiko demensia. Dengan kata lain, gangguan pendengaran bisa berpengaruh besar pada sistem kerja otak.

“Daerah di bagian tengah seperti inferior temporal gyri yang memproses informasi dari pendengaran juga penting bagi memori otak dan berperan dalam tahap awal gangguan kognitif ringan sebagai sinyal alzheimer,” kata Lin, seperti dilansir laman News Max Health, Minggu (23/3).

Maka dari itu, jangan menganggap enteng gangguan pendengaran mengingat konsekuensi neurologisnya. Sehingga, ketika anda sudah mengalami gangguan pendengaran yang dirasa terlalu dini atau sangat parah, Lin menyarankan lakukanlah MRI untuk melihat apakah ada perubahan struktur pada otak. (fny/jpnn)

 

Alzhemeir
Alzhemeir

SUMUTPOS.CO- GANGGUAN pendengaran biasanya terjadi pada sebagian orang yang lanjut usia (lansia). Terdengar sepele dan wajar, tapi jangan salah karena gangguan pendengaran bisa mempercepat penyusutan otak dan meningkatkan risiko demensia dan jadi sinyal alzheimer.

Asisten profesor di Johns Hopkins University, Dr. Frank Lin melakukan magnetic resonance imaging (MRI) pada 126 peserta usia 56 hingga 58 tahun selama 10 tahun untuk membandingkan perubahan otak antara orang dengan pendengaran normal dan mereka yang mengalami gangguan pendengaran.

Hasil studi yang ditulis dalam NeuroImage menunjukkan bahwa peserta yang sulit mendengar di awal penelitian menunjukkan tingkat percepatan atrofi otak.

Secara khusus, tuna rungu kehilangan lebih dari satu cm kubik tambahan jaringan per tahun dibandingkan orang yang bisa mendengat dengan baik.

Oleh karena itu, Lin mengatakan tidak heran jika penyusutan signifikan di bagian otak yang bertanggung jawab mengolah suara dan informasi bisa meningkatkan risiko demensia. Dengan kata lain, gangguan pendengaran bisa berpengaruh besar pada sistem kerja otak.

“Daerah di bagian tengah seperti inferior temporal gyri yang memproses informasi dari pendengaran juga penting bagi memori otak dan berperan dalam tahap awal gangguan kognitif ringan sebagai sinyal alzheimer,” kata Lin, seperti dilansir laman News Max Health, Minggu (23/3).

Maka dari itu, jangan menganggap enteng gangguan pendengaran mengingat konsekuensi neurologisnya. Sehingga, ketika anda sudah mengalami gangguan pendengaran yang dirasa terlalu dini atau sangat parah, Lin menyarankan lakukanlah MRI untuk melihat apakah ada perubahan struktur pada otak. (fny/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/