26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pelepasliaran 2 Harimau Sumatra di Taman Nasional Kerinci Seblat, PT Agincourt Resources Sediakan Helikopter

SUMUTPOS.CO – PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, kembali mendukung upaya pelestarian harimau Sumatra melalui pelepasliaran dua harimau Sumatra “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” ke Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) pada 7-8 Juni 2022.

PELEPASLIARAN ini sangat unik karena yang dilepasliarkan adalah anakan Harimau Sumatra dari indukan yang dirawat akibat konflik dengan manusia di alam liar sebelumnya. “Ini menjadi bukti nyata keberhasilan manajemen konflik satwa berkelas dunia,” kata Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio melalui siaran pers yang diterima Sumut Pos, Rabu (8/6).

Dikatakannya, pelepasan “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” ke habitat alami adalah hasil kerjasama Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM) pengelola Sanctuary Harimau Sumatra Barumun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara, dan PTAR.

“PTAR memfasilitasi proses pelepasliaran dengan menyediakan helikopter dan pilot yang kompeten untuk membawa “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” dari Bandara Depati Parbo, Sungai Penuh, Jambi, menuju Zona Inti TNKS di Kabupaten Kerinci, Jambi. Translokasi keduanya ke TNKS menggunakan helikopter dengan metode longline – kandang digantung sepanjang 60 meter di badan helikopter,” katanya.

Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio menyatakan, dukungan PTAR dalam melepasliarkan harimau Sumatra ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk melanjutkan program pengelolaan lingkungan yang fundamental, terstruktur, dan kolaboratif dengan seluruh pemangku kepentingan. “Kami terus berupaya memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk dalam hal konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati, pemberdayaan masyarakat, serta kesehatan dan keselamatan lingkungan. Konservasi Harimau Sumatra ini salah satunya,” katanya.

Plt Kepala BBKSDA Sumatra Utara, Irzal Azhar, memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung keberlangsungan hidup Surya Manggala dan Citra Kartini sejak berada di Sanctuary Harimau Sumatra Barumun hingga dilepaskan ke TNKS. Ia berharap dua harimau tersebut mampu bertahan hidup di habitat alaminya setelah dilepasliarkan.

“Selama Surya Manggala dan Citra Kartini berada di dalam Sanctuary Harimau Sumatra Barumun, BBKSDA Sumut mendapat dukungan dari Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM), TFCA Sumatera, PT Agincourt Resources, dan pengamatan medis oleh dokter hewan,” kata Irzal.

Dijelaskan, sekitar 3,5 tahun lamanya “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” dirawat secara alami bersama induknya di Sanctuary Harimau Sumatra Barumun. Mereka adalah hasil breeding dari induk korban konflik satwa liar bernama penanda Gadis dan Monang. Menurutnya, Surya Manggala dan Citra Kartini dinyatakan sehat dan siap lepasliar ke habitat alaminya setelah menjalani serangkaian tahapan persiapan, mulai pengamatan perilaku harian, analisis perilaku, hingga pemeriksaan kesehatan.

“TNKS dipilih sebagai lokasi pelepasliaran Surya Manggala dan Citra Kartini karena memiliki pakan cukup bagi harimau Sumatra dan dinilai sebagai habitat yang ideal. Lokasi zona inti kawasan TNKS pun jauh dari pemukiman masyarakat,” katanya.

Dijelaskan, taman nasional terbesar di Pulau Sumatra itu memiliki rangkaian tidak terputus tipe ekosistem hutan dataran rendah, pegunungan, hutan pinus tropis alami, hutan rawa gambut, rawa air tawar, dan juga danau. Di TNKS terdapat lebih dari 371 jenis burung, lebih dari 85 jenis mamalia, 7 jenis primata, 6 jenis amfibi, dan 10 jenis reptilia. Dua spesies kunci yang menjadi fokus pengelolaan adalah harimau Sumatra dan gajah Sumatra.

Komitmen Jaga Keanekaragaman Hayati

Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio, menambahkan komitmen PTAR dalam konservasi harimau tidak hanya terjadi kali ini, melainkan pernah dilakukan sebelumnya, yakni pada November 2020.

“Saat itu, PTAR memfasilitasi pelepasliaran Harimau Sumatra “Sri Nabila” di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh,” katanya.

PTAR juga mendukung Sanctuary Harimau Sumatra Barumun dalam bentuk donasi kendaraan pengangkut satwa dan dukungan operasional terutama yang dimanfaatkan dalam pemenuhan nutrisi satwa. “Kami terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pihak berwenang, lembaga swadaya masyarakat, dan pemangku kepentingan lain di Sumatra Utara dan Tapanuli Selatan, khususnya di Batangtoru, untuk mengidentifikasi program konservasi terbaik,” kata Ruli.

“PTAR selalu memperhatikan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dengan terus meminimalkan dampak operasional terhadap keanekaragaman hayati di hutan Batangtoru. Upaya yang dilakukan yakni rehabilitasi, reklamasi, dan penanaman kembali. Sebelum membuka lahan, PTAR akan memastikan tidak ada flora dan fauna dilindungi yang terganggu dengan cara melakukan pemantauan dan survei yang komprehensif,” tambahnya. (rel/adz)

SUMUTPOS.CO – PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, kembali mendukung upaya pelestarian harimau Sumatra melalui pelepasliaran dua harimau Sumatra “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” ke Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) pada 7-8 Juni 2022.

PELEPASLIARAN ini sangat unik karena yang dilepasliarkan adalah anakan Harimau Sumatra dari indukan yang dirawat akibat konflik dengan manusia di alam liar sebelumnya. “Ini menjadi bukti nyata keberhasilan manajemen konflik satwa berkelas dunia,” kata Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio melalui siaran pers yang diterima Sumut Pos, Rabu (8/6).

Dikatakannya, pelepasan “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” ke habitat alami adalah hasil kerjasama Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM) pengelola Sanctuary Harimau Sumatra Barumun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara, dan PTAR.

“PTAR memfasilitasi proses pelepasliaran dengan menyediakan helikopter dan pilot yang kompeten untuk membawa “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” dari Bandara Depati Parbo, Sungai Penuh, Jambi, menuju Zona Inti TNKS di Kabupaten Kerinci, Jambi. Translokasi keduanya ke TNKS menggunakan helikopter dengan metode longline – kandang digantung sepanjang 60 meter di badan helikopter,” katanya.

Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio menyatakan, dukungan PTAR dalam melepasliarkan harimau Sumatra ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk melanjutkan program pengelolaan lingkungan yang fundamental, terstruktur, dan kolaboratif dengan seluruh pemangku kepentingan. “Kami terus berupaya memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk dalam hal konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati, pemberdayaan masyarakat, serta kesehatan dan keselamatan lingkungan. Konservasi Harimau Sumatra ini salah satunya,” katanya.

Plt Kepala BBKSDA Sumatra Utara, Irzal Azhar, memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung keberlangsungan hidup Surya Manggala dan Citra Kartini sejak berada di Sanctuary Harimau Sumatra Barumun hingga dilepaskan ke TNKS. Ia berharap dua harimau tersebut mampu bertahan hidup di habitat alaminya setelah dilepasliarkan.

“Selama Surya Manggala dan Citra Kartini berada di dalam Sanctuary Harimau Sumatra Barumun, BBKSDA Sumut mendapat dukungan dari Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM), TFCA Sumatera, PT Agincourt Resources, dan pengamatan medis oleh dokter hewan,” kata Irzal.

Dijelaskan, sekitar 3,5 tahun lamanya “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” dirawat secara alami bersama induknya di Sanctuary Harimau Sumatra Barumun. Mereka adalah hasil breeding dari induk korban konflik satwa liar bernama penanda Gadis dan Monang. Menurutnya, Surya Manggala dan Citra Kartini dinyatakan sehat dan siap lepasliar ke habitat alaminya setelah menjalani serangkaian tahapan persiapan, mulai pengamatan perilaku harian, analisis perilaku, hingga pemeriksaan kesehatan.

“TNKS dipilih sebagai lokasi pelepasliaran Surya Manggala dan Citra Kartini karena memiliki pakan cukup bagi harimau Sumatra dan dinilai sebagai habitat yang ideal. Lokasi zona inti kawasan TNKS pun jauh dari pemukiman masyarakat,” katanya.

Dijelaskan, taman nasional terbesar di Pulau Sumatra itu memiliki rangkaian tidak terputus tipe ekosistem hutan dataran rendah, pegunungan, hutan pinus tropis alami, hutan rawa gambut, rawa air tawar, dan juga danau. Di TNKS terdapat lebih dari 371 jenis burung, lebih dari 85 jenis mamalia, 7 jenis primata, 6 jenis amfibi, dan 10 jenis reptilia. Dua spesies kunci yang menjadi fokus pengelolaan adalah harimau Sumatra dan gajah Sumatra.

Komitmen Jaga Keanekaragaman Hayati

Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio, menambahkan komitmen PTAR dalam konservasi harimau tidak hanya terjadi kali ini, melainkan pernah dilakukan sebelumnya, yakni pada November 2020.

“Saat itu, PTAR memfasilitasi pelepasliaran Harimau Sumatra “Sri Nabila” di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh,” katanya.

PTAR juga mendukung Sanctuary Harimau Sumatra Barumun dalam bentuk donasi kendaraan pengangkut satwa dan dukungan operasional terutama yang dimanfaatkan dalam pemenuhan nutrisi satwa. “Kami terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pihak berwenang, lembaga swadaya masyarakat, dan pemangku kepentingan lain di Sumatra Utara dan Tapanuli Selatan, khususnya di Batangtoru, untuk mengidentifikasi program konservasi terbaik,” kata Ruli.

“PTAR selalu memperhatikan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dengan terus meminimalkan dampak operasional terhadap keanekaragaman hayati di hutan Batangtoru. Upaya yang dilakukan yakni rehabilitasi, reklamasi, dan penanaman kembali. Sebelum membuka lahan, PTAR akan memastikan tidak ada flora dan fauna dilindungi yang terganggu dengan cara melakukan pemantauan dan survei yang komprehensif,” tambahnya. (rel/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/